Marya adalah salah satu siswa SD Negeri Menteng 01, Jakarta Pusat, yang tengah mengikuti simulasi pemilihan umum di Gedung Komisi Pemilihan Umum, Jakarta Pusat, Jumat (11/9/2015). Ia berperan sebagai salah satu kandidat yang tengah berkampanye.
Marya dan puluhan temannya terlihat antusias mengikuti arahan tentang berbagai tahapan pelaksanaan pemungutan suara. Simulasi dimulai dengan penyampaian visi dan misi dari empat siswa yang berperan sebagai kandidat calon. Kemudian, para siswa mengikuti tata cara pemilihan, mulai dari datang ke tempat pemungutan suara (TPS), proses pencoblosan, hingga mencelupkan jari ke tinta.
Simulasi pemungutan suara merupakan salah satu agenda yang digelar KPU untuk pendidikan pemilu sejak usia dini. Kepala Bagian Bina Partisipasi Masyarakat Titi Prihati Wahyuningsih mengatakan, simulasi tersebut bertujuan sebagai bagian dari pendidikan pemilu sejak dini dan investasi untuk beberapa tahun ke depan saat para siswa tersebut sudah mempunyai hak pilih.
"Mereka juga bisa memengaruhi orangtuanya sehingga bisa meningkatkan partisipasi masyarakat," kata Titi.
Pendidikan pemilu tidak hanya dilakukan untuk siswa SD, tetapi juga siswa sekolah menengah pertama (SMP), sekolah menengah atas (SMA) hingga tingkat perguruan tinggi. Titi menambahkan, pendidikan pemilu justru lebih banyak dilakukan oleh KPU daerah.
"Percontohan yang bagus itu Semarang. Komisionernya datang ke sekolah pada saat ada acara atau upacara. Jadi, tidak butuh banyak dana," ujar Titi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.