Salah satu contohnya adalah Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.
"Sudah berapa lama kementerian itu dipegang laki-laki, tapi tidak ada hasilnya. Tapi di tangan Ibu Susi kementerian itu perkasa. Harusnya yang seperti itu yang menjadi pimpinan KPK," ujar Grace di sekretariat Indonesia Corruption Watch, Jakarta Selatan, Sabtu (20/6/2015).
"Contoh lainnya Ibu Karen Agustiawan. Pada sebelum-sebelumnya kan Pertamina itu hal yang dianggap maskulin, tapi bermasalah. Nah, giliran Bu Karen masuk, jadi bagus," lanjut dia.
Grace menyadari meski telah berkembang pesat, banyak perempuan Indonesia yang masih belum menyadari posisi kedudukannya. Khususnya dalam sebuah negara bahwa perempuan telah memiliki peluang yang sama dengan laki-laki dalam hal menjabat jabatan strategis di pemerintahan.
"Masih banyak perempuan yang belum 'pede' atau percaya diri. Harusnya perempuan bisa, termasuk untuk menjadi pimpinan KPK," ujar Grace.
Salah satu Panitia Seleksi Calon KPK Supra Wimbardi mengaku prihatin dengan sedikitnya jumlah perempuan yang mendaftar. Ia pun mendorong agar para perempuan Indonesia yang merasa memenuhi kriteria untuk itu, tidak segan mendaftarkan diri.
Sebab dari 189 yang saat ini mendaftar hanya ada 10 perempuan. (baca: Pansel Calon Pimpinan KPK Prihatin, Jumlah Perempuan yang Daftar Sedikit)