Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kedatangan Jokowi dan Upaya Dialog di Papua...

Kompas.com - 09/05/2015, 06:04 WIB
Kontributor Jayapura, Alfian Kartono

Penulis

JAYAPURA, KOMPAS.com – Panglima Tentara Nasional Indonesia Jenderal Moeldoko menganggap bahwa dialog Jakarta-Papua yang dituntut oleh sekelompok warga Papua tak perlu ditanggapi. Menurut Moeldoko, kunjungan Presiden Joko Widodo sudah memperlihatkan sebagai bentuk dialog yang pernah presiden janjikan kepada warga Papua.

“Apa lagi yang mau didialogkan? Presiden datang ke sini untuk berdialog dengan warga Papua. Seperti kunjungan di Wamena, Kabupaten Jayawijaya akhir tahun lalu, Presiden bahkan berdialog dengan masyarakat adat,” ucap Moeldoko, usai memberikan arahan di depan personil TNI-Polri di Aula Kodam XVII Cenderawasih, Jumat (8/5/2015).

Menurutnya, kunjungan Presiden Jokowi didampingi jajarannya datang berdialog dengan warga Papua untuk memahami permasalahan yang ada dan memberikan solusinya.

“Jangan mengekploitasi hal yang tidak perlu. Yang jelas Pemerintah Pusat datang ke Papua untuk memberikan solusi terbaik bagi warga Papua,” ujar Moeldoko.

Dihubungi terpisah, Ketua Jaringan Damai Papua, Dr Neles Tebay berpandangan berbeda mengenai dialog Jakarta-Papua. Menurut rohaniawan Katolik tersebut, dialog harusnya melibatkan semua pihak-pihak yang terkait dengan masalah Papua, sementara tak semua pihak tersebut bisa hadir menemui Presiden Jokowi.

“Ada pihak lain yang harus dilibatkan dalam dialog, yakni warga Papua pada umumnya, warga Papua yang bergerilya di hutan dan warga Papua yang berada di luar negeri yang juga memperjuangkan kemerdekaan Papua. Kedua kelompok terakhir yang tidak punya akses untuk berdialog sementara mereka yang menjadi salah satu masalah Indonesia-Papua,” kata Neles melalui telepon selulernya, Jumat (8/5/2015).

Terkait kunjungan Jokowi ke Papua yang kedua kali dilakukannya sejak menjadi presiden, Neles menyampaikan apresiasi dan harapan yang besar untuk mendorong terciptakan Papua sebagai tanah damai. Neles berharap, hendaknya Presiden memerintahkan kepada para pejabat di Papua dari tingkat kabupaten dan provinsi agar mau berdialog dengan warganya.

“Jikalau Presiden mau berdialog dengan warga, maka pada tingkat provinsi dan kabupaten pun harus mau berdialog dengan warganya. Jika ini tidak dilaksanakan percuma pendekatan yang dilakukan Presiden karena tak diimplementasikan di tingkat bawah,” jelas Ketua Sekolah Tinggi Filsafat Fajar Timur (STFT) Jayapura.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com