Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri Tedjo: WNI yang Berangkat ke Suriah Digaji Besar oleh ISIS

Kompas.com - 12/03/2015, 20:33 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Tedjo Edhy Purdijatno mengatakan, ada tawaran dan iming-iming hidup sejahtera yang diberikan Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) kepada mereka yang bersedia bergabung. Menurut Tedjo, intelijen sudah mencium gelagat semakin banyaknya warga negara Indonesia yang berangkat ke Suriah dan bergabung dalam kelompok ISIS.

"Mereka mencari kehidupan yang lebih baik menurut syariah Islam, bisa materi," ujar Tedjo di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (12/3/2015).

Tedjo menyebutkan, mereka yang berangkat ke Suriah bahkan rela menjual semua harta kekayaannya untuk berangkat dan bergabung dengan ISIS. Menurut Tedjo, mereka tidak akan pernah mau kembali lagi ke Indonesia karena gaji yang ditawarkan ISIS cukup besar.

"Dengar-dengar cukup dapat gaji cukup besar, semua sudah dijual. Jadi, kalau mereka pulang ke sini, di mana dan siapa yang mau menempatkan?" kata dia.

Tedjo mengatakan, pemerintah tak bisa menghalangi warga bepergian ke luar negeri karena merupakan hak semua orang. Sementara untuk WNI kembali ke Tanah Air dan menyebarkan paham ISIS, kata Tedjo, juga tidak bisa serta-merta dicabut hak kewarganegaraannya.

"Tidak ada aturannya kalau cabut kewarganegaraan," kata dia.

Berdasarkan data pemerintah, saat ini ada 514 WNI yang diduga bergabung dengan ISIS. Dengan mulai masifnya penyebaran pengaruh ISIS, kata Tedjo, pemerintah akan segera melakukan rapat dengan jajaran terkait untuk mengatasi penyebaran ISIS di Indonesia. Salah satu opsi yang dipertimbangkan adalah dengan penerbitan aturan terkait Undang-Undang Tindak Pidana Terorisme.

Sebelumnya diberitakan, aparat keamanan Turki telah menahan 16 warga negara Indonesia (WNI) yang mencoba menyeberang ke Suriah. Ke-16 WNI tersebut terdiri dari tiga keluarga. Rute yang mereka tempuh untuk menuju Suriah biasa digunakan para simpatisan kelompok ISIS. Meski demikian, belum dapat dipastikan apakah ke-16 WNI itu hendak bergabung dengan ISIS. Awalnya, mereka melakukan tur wisata ke Turki dengan menggunakan agen perjalanan Smailing Tour, tetapi memisahkan diri dari rombongan. Polisi mengidentifikasi kelompok ini berbeda dengan kelompok WNI yang ditahan Turki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Bukti Hadapi Sidang di MK

297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Bukti Hadapi Sidang di MK

Nasional
Meski Anggap Jokowi Bukan Lagi Kader, Ini Alasan PDI-P Tak Tarik Menterinya dari Kabinet

Meski Anggap Jokowi Bukan Lagi Kader, Ini Alasan PDI-P Tak Tarik Menterinya dari Kabinet

Nasional
Rancangan Peraturan KPU, Calon Kepala Daerah Daftar Pilkada 2024 Tak Perlu Lampirkan Tim Kampanye

Rancangan Peraturan KPU, Calon Kepala Daerah Daftar Pilkada 2024 Tak Perlu Lampirkan Tim Kampanye

Nasional
Nasdem dan PKB Dukung Prabowo-Gibran, PAN Sebut Jatah Kursi Menteri Parpol Koalisi Tak Terganggu

Nasdem dan PKB Dukung Prabowo-Gibran, PAN Sebut Jatah Kursi Menteri Parpol Koalisi Tak Terganggu

Nasional
Bilang Jokowi Sangat Nyaman, PAN Janjikan Jabatan Berpengaruh

Bilang Jokowi Sangat Nyaman, PAN Janjikan Jabatan Berpengaruh

Nasional
KPU Godok Aturan Baru Calon Kepala Daerah Pakai Ijazah Luar Negeri

KPU Godok Aturan Baru Calon Kepala Daerah Pakai Ijazah Luar Negeri

Nasional
Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis 'Pernah', Apa Maknanya?

Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis "Pernah", Apa Maknanya?

Nasional
Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

Nasional
Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apa Pun

Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apa Pun

Nasional
Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

Nasional
Menlu Sebut Judi 'Online' Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Menlu Sebut Judi "Online" Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Nasional
PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi 'Effect'

PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi "Effect"

Nasional
Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Nasional
Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode sejak Menang Pilpres 2019

Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode sejak Menang Pilpres 2019

Nasional
Ikut Kabinet atau Oposisi?

Ikut Kabinet atau Oposisi?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com