Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Langkah Kemenlu Cari 21 ABK Taiwan yang Hilang

Kompas.com - 10/03/2015, 14:52 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com
- Kementerian Luar Negeri mengupayakan pencarian 21 warga negara Indonesia (WNI) yang bekerja sebagai anak buah kapal (ABK) penangkap ikan Taiwan. Kapal itu hilang kontak di sekitar Kepulauan Falkland ketika sedang berlayar dari Atlantik Selatan menuju Taiwan.

Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi mengatakan, pihaknya telah mendapatkan lima nama perusahaan di Indonesia yang merekrut para ABK tersebut.

"Jadi, kami dari kemarin sudah ada perkembangan. Nama-nama perusahaan itu sudah kami peroleh, kemudian kami sudah langsung mengontak agensi-agensi yang mempekerjakan ABK kita yang berjumlah 21 orang," kata Retno di Jakarta, Selasa (10/3/2015), seperti dikutip Antara.

Menurut dia, saat ini pihak Kemlu sedang melakukan pertemuan dengan lima perusahaan perekrut ABK Indonesia itu dan juga terus berkoordinasi dengan perwakilan dari Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) di Taipei. (baca: Wapres Instruksikan Perwakilan RI di Taiwan Cari 21 WNI yang Hilang)

Selain itu, kata Retno, pihak Kemlu juga sudah menghubungi Kedutaan Besar RI di London, Inggris dan Buenos Aires, Argentina untuk mendapatkan informasi lebih jauh mengenai keberadaan terakhir kapal Taiwan di sekitar Kepulauan Falkland.

"Karena wilayah Inggris dan Argentina dekat dengan Kepulauan Falkland. Jadi kita menyampaikan, kalau ada informasi mengenai keberadaan kapal tersebut tolong segera disampaikan ke kami," kata dia.

"Jadi secara sekaligus kami mencoba mendapatkan informasi sebanyak mungkin meliputi berbagai macam lini untuk bisa memperoleh kabar yang lebih jelas soal kapal itu dan nasib ABK kita seperti apa," lanjut Retno.

Penjaga pantai

Terkait upaya koordinasi dengan perwakilan KDEI di Taiwan, Menlu mengatakan, telah meminta pihak KDEI untuk segera melakukan pertemuan dengan para penjaga pantai di Taiwan. Hasil pertemuan itu akan segera ditindaklanjuti oleh pihak Kemlu.

"Jadi, biar kita dari sini juga bisa segera ikut bergerak," tutur dia.

"Kami meminta kalau ada informasi keberadaan soal kapal tersebut, tolong segera disampaikan ke pemerintah Indonesia, karena sebagian besar awaknya adalah orang Indonesia. Jadi pesan itu sudah kami sebar ke semua pihak terkait," ujar Menlu Retno.

Dia menambahkan, berdasarkan informasi dari KDEI di Taipei, sampai sekarang status kapal Taiwan itu belum disampaikan secara resmi.

Otoritas Taiwan berjanji mencari kapal Hsiang Fu Chuen pembawa 49 awak kapal termasuk 21 ABK Indonesia yang hilang di Samudera Atlantik.

Kapal Hsiang Fu Chuen hilang kontak setelah sebelumnya salah satu awak kapal melapor kapal itu mengalami kebocoran. Kapal itu hilang pada pukul 03.00 (waktu setempat) pada 26 Februari 2015.

Sebelum hilang kapal itu terakhir berada di wilayah yang berjarak 1.700 mil laut (3.148 kilometer) dari lepas pantai Kepulauan Falkland, berdasarkan keterangan data satelit Taiwan.

Taiwan telah meluncurkan operasi pencarian dengan meminta bantuan Argentina dan Inggris.

"Kami masih belum tahu di mana kapal itu, dan apa yang terjadi dengan kapal itu," kata Huang Hong-yen, juru bicara Badan Perikanan Taiwan.

Menurut dia, tidak ada bukti bahwa kapal itu tenggelam. "Kami akan melakukan segala yang kami bisa meskipun pencarian itu seperti mencari jarum di laut," kata Huang, seperti dilansir ABC.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korlantas Sebut Pelat Khusus “ZZ” Terhindar Ganjil-Genap Jika Dikawal

Korlantas Sebut Pelat Khusus “ZZ” Terhindar Ganjil-Genap Jika Dikawal

Nasional
Polri Bentuk 10 Satgas Pengamanan untuk World Water Forum Ke-10 di Bali

Polri Bentuk 10 Satgas Pengamanan untuk World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Nurul Ghufron Sengaja Absen Sidang Etik di Dewas KPK, Beralasan Sedang Gugat Aturan ke MA

Nurul Ghufron Sengaja Absen Sidang Etik di Dewas KPK, Beralasan Sedang Gugat Aturan ke MA

Nasional
Korlantas Polri Ungkap Jasa Pemalsuan Pelat Khusus “ZZ”, Tarifnya Rp 55-100 Juta

Korlantas Polri Ungkap Jasa Pemalsuan Pelat Khusus “ZZ”, Tarifnya Rp 55-100 Juta

Nasional
Absen di Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin, Surya Paloh: Terus Terang, Saya Enggak Tahu

Absen di Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin, Surya Paloh: Terus Terang, Saya Enggak Tahu

Nasional
KPU Mulai Tetapkan Kursi DPRD, Parpol Sudah Bisa Berhitung Soal Pencalonan di Pilkada

KPU Mulai Tetapkan Kursi DPRD, Parpol Sudah Bisa Berhitung Soal Pencalonan di Pilkada

Nasional
PKB Jajaki Pembentukan Koalisi untuk Tandingi Khofifah di Jatim

PKB Jajaki Pembentukan Koalisi untuk Tandingi Khofifah di Jatim

Nasional
PKB Bilang Sudah Punya Figur untuk Tandingi Khofifah, Pastikan Bukan Cak Imin

PKB Bilang Sudah Punya Figur untuk Tandingi Khofifah, Pastikan Bukan Cak Imin

Nasional
KPK Sita Gedung Kantor DPD Nasdem Milik Bupati Nonaktif Labuhan Batu

KPK Sita Gedung Kantor DPD Nasdem Milik Bupati Nonaktif Labuhan Batu

Nasional
MA Kuatkan Vonis 5 Tahun Penjara Angin Prayitno Aji

MA Kuatkan Vonis 5 Tahun Penjara Angin Prayitno Aji

Nasional
Soal Jokowi Jadi Tembok Tebal antara Prabowo-Megawati, Sekjen PDI-P: Arah Politik Partai Ranah Ketua Umum

Soal Jokowi Jadi Tembok Tebal antara Prabowo-Megawati, Sekjen PDI-P: Arah Politik Partai Ranah Ketua Umum

Nasional
TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Pelat Nomor Kendaraan yang Marak Terjadi Akhir-akhir Ini

TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Pelat Nomor Kendaraan yang Marak Terjadi Akhir-akhir Ini

Nasional
Andi Gani Ungkap Alasan Ditunjuk Jadi Penasihat Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

Andi Gani Ungkap Alasan Ditunjuk Jadi Penasihat Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

Nasional
PKB Siap Bikin Poros Tandingan Hadapi Ridwan Kamil di Pilkada Jabar

PKB Siap Bikin Poros Tandingan Hadapi Ridwan Kamil di Pilkada Jabar

Nasional
Hari Pendidikan Nasional, Serikat Guru Soroti Kekerasan di Ponpes

Hari Pendidikan Nasional, Serikat Guru Soroti Kekerasan di Ponpes

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com