Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebut Syafii Maarif Tak Jelas, Politisi PDI-P Didesak Minta Maaf

Kompas.com - 06/02/2015, 09:27 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Direktur Institute for Transformation Studies (Intrans), Saiful Haq, menyesalkan pernyataan anggota Komisi III DPR dari PDI Perjuangan Junimart Girsang yang menyebut Ketua Tim Independen Buya Syafii Maarif sebagai "orang tidak jelas". Junimart didesak untuk segera meminta maaf.

"Terus terang, saya sangat terkejut ketika membaca berita Junimart Girsang mengatakan bahwa Buya Syafii Maarif adalah 'orang tidak jelas'," kata Saiful Haq, Kamis (5/2/2015).  

Saiful mengatakan, ada konsekuensi moral di dalam pernyataan Junimart tersebut. Pertama, Buya Syafii bukanlah orang yang tidak jelas. Bahkan, bisa dikatakan, tinggal beliau satu-satunya negarawan yang dimiliki bangsa ini.

"Rekam jejaknya tanpa cacat, bukan hanya sebagai mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, melainkan juga selalu hadir sebagai penerang ketika bangsa dirundung kegelapan," ujarnya.

KOMPAS.com/Indra Akuntono Politisi PDI Perjuangan Junimart Girsang


Kedua, lanjut Saiful, keterkaitan antara pernyataan Junimart soal Buya dengan pembelaannya terhadap Komisaris Jenderal Budi Gunawan bagaikan membedakan warna hitam dan putih. Junimart jelas dalam posisi berdiri membela Budi yang sudah berstatus tersangka di KPK.

"Lalu, publik harus dipaksa percaya omongan Junimart? Bisa dipastikan publik tidak akan rela menukar Buya dengan seorang tersangka korupsi Budi Gunawan, apalagi pembelanya yang bernama Junimart," katanya.

Ketiga, tambah dia, dengan mengatakan Buya "orang yang tidak jelas", Junimart juga seakan mencoreng muka Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Sebab, Jokowi mengangkat Buya sebagai Ketua Tim Independen.

Sementara itu, Megawati juga kerap menemui Buya secara khusus untuk menyampaikan isi hatinya mengenai persoalan ini.

"Lalu, datanglah seorang Junimart, mengatakan Buya tidak jelas. Secara langsung, Junimart mengatakan bahwa Jokowi dan Megawati telah berkonsultasi dengan orang yang tidak jelas. Jadi, bisa dikatakan bahwa Buya, Mega, dan Jokowi adalah sama tidak jelasnya," katanya.

Keempat, sebagai warga negara yang menghormati Buya sebagai aset bangsa, Saiful meminta Junimart untuk menyampaikan permintaan maaf terbuka.

"Karena pernyataannya sama kelasnya dengan pernyataan Menteri (Menko Polhukam) Tedjo (Edhy Purdijatno) bahwa kami adalah rakyat yang tidak jelas," pungkas Saiful Haq.

Sebelumnya diberitakan, Junimart menyampaikan pendapatnya terkait pernyataan Buya bahwa Presiden tidak akan melantik Budi Gunawan sebagai kepala Polri.

Junimart mengatakan, pernyataan Buya Syafii berdasarkan pembicaraan lewat telepon dengan Presiden tersebut tidak mempunyai dasar. (Baca: Syafii Maarif: Presiden Telepon Saya Bilang Tak Akan Lantik Budi Gunawan)

"Karena tak jelas siapa dia dan apa posisinya. Kalau bisa, kita harap jangan pula dia membuat suasana makin keruh," kata Junimart seperti dikutip Tribunnews.com, Rabu (4/2/2015) kemarin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

Nasional
Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Nasional
Golkar Resmi Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Golkar Resmi Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Nasional
Fahira Idris: Jika Ingin Indonesia Jadi Negara Maju, Kuatkan Industri Buku

Fahira Idris: Jika Ingin Indonesia Jadi Negara Maju, Kuatkan Industri Buku

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com