Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/01/2015, 09:18 WIB


KOMPAS.com
- "Kalau ada pakaian kotor, silakan taruh di sini biar kami cuci," kata Ahmad Faizs, Program Management Division Head Rumah Zakat, di tenda pelayanan di dekat Basis Operasi Pangkalan Udara Iskandar, Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, Rabu (7/1/2015).

Kantor bercat biru itu dijadikan Pos Utama SAR Pesawat AirAsia QZ 8501. Di depan kantor berderet tenda pelayanan untuk para pihak yang terlibat dalam pencarian penumpang dan pesawat AirAsia, yakni TNI, Polri, pemerintah, dan relawan, termasuk untuk wartawan dari sejumlah media massa.

Tenda layanan Rumah Zakat sejak Selasa (6/1) membuka layanan laundry atau mencucikan pakaian kotor tanpa biaya. Dalam sehari, mereka mampu mencucikan pakaian kotor para anggota Tim SAR Terpadu sebanyak 40 kilogram.

Selain memberikan layanan cuci gratis, mereka juga menyediakan makanan dan minuman, mulai dari mi seduh, kopi, teh, hingga air putih. Pelayanan itu diberikan sejak pukul 08.00 hingga menjelang pukul 19.00.

Menurut Ahmad, layanan cuci gratis ditawarkan kepada tim karena banyak anggota Tim SAR Terpadu yang mungkin tidak sempat mencuci pakaian. Selain itu, mereka yang menginap di hotel berbintang mungkin keberatan dengan tarif cuci pakaian di hotel.

"Karena itu, kami menawarkan bantuan dan semoga meringankan beban tugas semua yang terlibat dalam operasi SAR," ujar Ahmad. Dia mengatakan, pelayanan itu diberikan hingga kegiatan SAR dari posko utama jauh berkurang atau dihentikan.

Di tenda lain, dukungan terhadap operasi SAR ditunjukkan oleh operator telekomunikasi. Tak hanya layanan telekomunikasi, minuman dan makanan pun disediakan secara cuma-cuma. "Silakan kopinya," kata Supervisor Radio, Transport, Power, and Operation Telkomsel Palangkaraya Syaidul Fitri mempersilakan wartawan yang datang ke tenda tersebut.

Di tenda itu tersedia mi instan, makanan ringan, dan air mineral. Ada pula satu telepon seluler yang bisa dipakai secara cuma-cuma. Selain itu, ada layanan data dan pesan singkat atau SMS yang juga cuma-cuma. "Tak ada batas waktu, tetapi rata-rata setiap orang menelepon lima menit," kata Syaidul.

Tenda yang didirikan sejak 31 Desember 2014 itu buka pukul 08.00-19.00. Menurut Syaidul, waktu mendengar pertama kali bagian pesawat ditemukan pada 30 Desember 2014, mereka mengusulkan membangun tenda-tenda di lokasi posko SAR. Usul itu disampaikan kepada manajemen Kantor Telkomsel Regional Kalimantan, Balikpapan, Kalimantan Timur, dan dilanjutkan ke kantor pusat di Jakarta.

"Usul disambut positif. Hari itu juga disetujui. Waktu didirikan keesokan harinya, tenda kami yang pertama ada di dekat posko utama. Tanahnya masih kosong," ujar Syaidul. Jaringan data dan telepon pun diperkuat. Sebelumnya, jaringan internet di tempat itu sulit diakses.

Syaidul mengatakan, tim mengira keluarga korban jatuhnya pesawat AirAsia tersebut akan datang ke Lanud Iskandar. Layanan telekomunikasi mungkin akan sangat membantu keluarga yang datang. "Ternyata, keluarga tidak datang, tetapi layanan kami tetap bermanfaat untuk relawan dan jurnalis," katanya.

Selain di Lanud Iskandar, tutur Syaidul, pihaknya juga mendirikan tenda di Pelabuhan Panglima Utar dan Rumah Sakit Umum Daerah Sultan Imanuddin, Pangkalan Bun. Tenda juga didirikan di Desa Kubu, Kecamatan Kumai, tetapi hanya pada 31 Desember 2014. Tenda-tenda itu direncanakan buka hingga 16 Januari 2015. Namun, itu bergantung pada perkembangan operasi SAR.

Selama ini, penyediaan layanan komunikasi cukup lancar. Kalaupun muncul hambatan, itu hanya pada beberapa hari pertama tenda didirikan. "Kami berharap keberadaan layanan telekomunikasi membantu mereka yang terlibat pencarian AirAsia," katanya.

Makanan khas

Kepedulian untuk berbagi juga ditunjukkan PT Sinar Alam Permai (Wilmar Group), produsen minyak goreng. Di bawah tenda berukuran 2 meter x 2 meter yang didirikan sejak 1 Januari lalu, Kepala Operasional PT Sinar Alam Permai (Wilmar Group) Andreas Pradipta dan sejumlah karyawannya sibuk meracik soto manggala. Soto manggala adalah soto khas Kotawaringin Barat berbahan dasar singkong rebus. "Kami ingin berbagi dalam proses evakuasi ini dan menu ini sengaja kami sajikan agar dikenal orang-orang," katanya.

Olahan singkong rebus dengan aneka bahan campuran berupa makaroni, wortel, daging ayam, dan kayu manis mengepul dari termos besar. Dengan centong, Ayu, salah satu karyawan, memasukkan semua olahan singkong itu ke gelas plastik.

Pengunjung yang menginginkan seporsi soto manggala bisa menambahkan sendiri bihun rebus dan irisan daun bawang serta acar sesuai selera. Setelah itu, Ayu akan menuangkan kaldu ayam ke dalam gelas plastik.

Kesegaran dan gurihnya soto manggala ini menjadi salah satu oase obat lapar dan lelah dari para awak media, tim Basarnas, dan TNI-Polri yang masih berjibaku mengevakuasi penumpang AirAsia serta mewartakan proses evakuasi itu. Di tenda itu juga disediakan makanan ringan dan minuman hangat.

"Di sini, kita tidak akan kekurangan gizi," ujar seorang wartawan. (BRO/BAY/DKA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Nasional
Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Nasional
15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, 'Prof Drone UI' Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, "Prof Drone UI" Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

Nasional
Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan 'Hardware'

Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan "Hardware"

Nasional
Indonesia Harus Kembangkan 'Drone AI' Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Indonesia Harus Kembangkan "Drone AI" Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Nasional
Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Nasional
Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Nasional
9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

Nasional
Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Nasional
Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

Nasional
Setelah Mahasiswa, DPR Buka Pintu untuk Perguruan Tinggi yang Ingin Adukan Persoalan UKT

Setelah Mahasiswa, DPR Buka Pintu untuk Perguruan Tinggi yang Ingin Adukan Persoalan UKT

Nasional
Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P, Pengamat: Hubungan Sudah “Game Over”

Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P, Pengamat: Hubungan Sudah “Game Over”

Nasional
Jokowi Tak Diundang Rakernas PDI-P, Pengamat: Sulit Disatukan Kembali

Jokowi Tak Diundang Rakernas PDI-P, Pengamat: Sulit Disatukan Kembali

Nasional
UKT Mahal, Komisi X Minta Dana Pendidikan Juga Dialokasikan untuk Ringankan Beban Mahasiswa

UKT Mahal, Komisi X Minta Dana Pendidikan Juga Dialokasikan untuk Ringankan Beban Mahasiswa

Nasional
Jokowi Ingin TNI Pakai 'Drone', Guru Besar UI Sebut Indonesia Bisa Kembangkan 'Drone AI'

Jokowi Ingin TNI Pakai "Drone", Guru Besar UI Sebut Indonesia Bisa Kembangkan "Drone AI"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com