Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beda Sikap Menkumham ke Golkar dan PPP Dicurigai karena Ada Tekanan

Kompas.com - 17/12/2014, 17:20 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat komunikasi politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio mempertanyakan perbedaan sikap Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasona H Laoly dalam menyikapi konflik internal di Partai Golkar dan Partai Persatuan Pembangunan.

Saat menyikapi konflik PPP, Yasona dengan cepat langsung memutuskan PPP kubu Romahurmuziy sebagai kepengurusan yang sah. Sementara, saat menyikapi konflik Golkar, Menkumham enggan mengesahkan pihak manapun dan mengembalikan penyelesaiannya ke internal Golkar sendiri.

"Kenapa bisa berbeda sikap antara Golkar dengan PPP? Ini ada apa?" kata Hendri kepada Kompas.com, Selasa (17/12/2014).

Hendri mencurigai ada tekanan-tekanan tertentu yang membuat Menkumham tidak berani mengambil keputusan. Tekanan tersebut, kata dia, bisa datang langsung dari Presiden Joko Widodo atau pun otang-orang yang berada dalam lingkar pemerintahan. "Harusnya Menkumham berani mengambil keputusan dan menghiraukan intervensi ," ujarnya.

Alasan yang dikemukakan Menkumham terkait perbedaan sikap itu, menurut dia, juga tidak masuk akal. Menkumham sebelumnya beralasan bahwa dia mengesahkan kepengurusan PPP Romahurmuziy karena telah lebih dulu mendaftarkan kepengurusan partainya. Adapun Partai Golkar mendaftar di hari yang sama.

"Itu lucu sekali alasannya," ujar Hendri. (Baca juga: Menkumham: Konflik Golkar Berbeda dari PPP)

Golkar mengalami dualisme kepemimpinan setelah kubu Aburizal dan kubu Agung Laksono mengadakan Munas IX secara terpisah. Kubu Aburizal kemudian memastikan tetap di Koalisi Merah Putih sebagai partai oposisi, adapun kubu Agung mengubah haluan untuk menjadi mitra pemerintah yang kritis.

Sebelumnya, PPP lebih dulu terbelah. Kubu Romahurmuziy menggelar Munas lebih dulu di Surabaya, disusul dengan kubu Djan Faridz di Jakarta. Kubu Romahurmuziy tergabung di Koalisi Indonesia Hebat sebagai pendukung pemerintah, adapun kubu Djan Faridz tetap berada di KMP sebagai oposisi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com