Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Munas Golkar Kemungkinan di Bali

Kompas.com - 21/11/2014, 22:09 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Rapat Pimpinan Nasional Partai Golkar telah menetapkan Musyawarah Nasional VIII Golkar akan diselenggarakan di Bandung, Jawa Barat, pada 30 November mendatang. Namun, Wakil Sekjen Partai Golkar Ace Hasan mengatakan, lokasi Munas masih bisa berubah.

"Hingga saat ini, belum ada kepastian tentang tempat. Saya mendengar kabar bahwa kemungkinan tidak akan di Bandung atau di Surabaya. Bisa jadi di Bali," kata Ace, saat dihubungi, Jumat (20/11/2014).

Menurut Ace, pilihan tempat di Bandung, Surabaya, atau Bali masih masuk opsi yang dibahas di Rapimnas. Kemungkinan besar, lokasi Munas di salah satu dari tiga tempat tersebut. 

"Jika akan mengubah tempat dan tanggal pelaksanaan, sesuai dengan amanat organisasi, harus diputuskan di Rapimnas kembali," tambahnya.

Sebelumnya, politikus Partai Golkar, Agun Gunandjar Sudarsa, mengatakan Musyawarah Nasional IX Partai Golkar terancam mundur dan pindah lokasi. Agun menyebut penyebabnya adalah permasalahan teknis.

Agun menjelaskan, Munas IX yang awalnya akan digelar 30 November 2014, di Bandung, Jawa Barat, kemungkinan pindah ke Jawa Timur atau Bali. Masalah makin rumit karena rapat pleno DPP Partai Golkar untuk menetapkan komposisi dan panitia Munas belum dilakukan.

Salah satu agenda Munas adalah memilih ketua umum yang baru. Sejauh ini, ada delapan calon yang siap bersaing dalam Munas, yakni Aburizal Bakrie, Priyo Budi Santoso, Hajriyanto Y Thohari, Agung Laksono, MS Hidayat, Agus Gumiwang Kartasasmita, Airlangga Hartarto, dan Zainuddin Amali.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Nasional
Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Nasional
Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Nasional
Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri 'Drone AI' Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri "Drone AI" Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Nasional
Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Nasional
Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Nasional
Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Nasional
Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Nasional
15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, 'Prof Drone UI' Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, "Prof Drone UI" Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

Nasional
Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan 'Hardware'

Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan "Hardware"

Nasional
Indonesia Harus Kembangkan 'Drone AI' Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Indonesia Harus Kembangkan "Drone AI" Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Nasional
Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com