Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapolri Minta Maaf Atas Insiden Pemukulan Wartawan oleh Polisi di Makassar

Kompas.com - 14/11/2014, 12:06 WIB
Fathur Rochman

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Pol Sutarman meminta maaf atas insiden pemukulan terhadap wartawan yang dilakukan beberapa anggotanya, pada saat pembubaran aksi unjuk rasa kenaikan harga BBM, di Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis, (13/11/2014).

"Saya mohon maaf khususnya yang terjadi terhadap teman media. Itu tidak dibenarkan. Itu pelanggaran hukum," ujar Sutarman, seusai menghadiri acara Perayaan HUT ke-69 Korps Brimob Polri, di Markas Komando Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, Jumat (14/11/2014).

Sutarman, mengatakan, Polri akan menindak anggotanya yang melakukan kekerasan terhadap wartawan. Saat ini, menurut Sutarman, kepolisian setempat tengah mengumpulkan informasi dan mencari nama-nama oknum polisi yang diduga melakukan aksi kekerasan tersebut.

Sutarman mengaku telah berkali-kali mengingatkan kepada aparat di lapangan bahwa Polri harus melindungi kegiatan peliputan yang dilakukan oleh wartawan. "Hari-hari kami selalu sampaikan, media adalah teman kita, dan teman-teman kita harus kita lindungi," kata Sutarman.

Sebelumnya diberitakan, aparat kepolisian membabi buta menyerang masuk ke kampus Universitas Negeri Makassar (UNM) di Gedung Phinisi, Jalan AP Pettarani, sesaat setelah Wakil Kepala Polrestabes (Wakapolrestabes) Makassar Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Totok Lisdiarto terkena panah, Kamis (13/11/2014) sore.

Selain menyerang masuk ke kampus, polisi juga memukul wartawan yang sedang melakukan peliputan. Keempat wartawan korban pemukulan bernama Waldy (Metro TV), Ikrar (Celebes TV), Iqbal (Koran Tempo), dan Aco (TV One).

Berdasarkan pantauan Kompas.com, pemukulan wartawan ini terjadi ketika kartu memori milik Iqbal dirampas oleh polisi. Waldy kemudian muncul untuk mencegah aksi polisi. Namun, Waldy malah menjadi amukan polisi, yang mengakibatkan pelipis kiri jurnalis tersebut sobek sepanjang 5 sentimeter.

Waldy kemudian dilarikan ke RS Islam Faisal. Ikrar pun mengalami kekerasan aparat kepolisian Makassar. Sementara itu, kamerawan TV One, Aco, yang sedang mengambil gambar di atas tembok pagar kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN) Makassar yang bersebelahan dengan Gedung Phinisi, ditarik turun oleh aparat.

Di lokasi kejadian, polisi memang mencari-cari wartawan yang mengambil gambar penyerangan dan pengeroyokan mahasiswa di dalam kampus UNM. Syamsul Time, wartawan RTV, mengungkapkan, saat melintas di depan pasukan Brimob, mereka sempat berteriak "bunuh wartawan".

"Saya terlambat datang, tetapi saya heran kenapa polisi teriak-teriak 'bunuh wartawan'. Untung saya tidak kena pukul," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] Mahfud Singgung soal Kolusi Tanggapi Ide Penambahan Kementerian | Ganjar Disarankan Buat Ormas

[POPULER NASIONAL] Mahfud Singgung soal Kolusi Tanggapi Ide Penambahan Kementerian | Ganjar Disarankan Buat Ormas

Nasional
Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Nasional
Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Nasional
Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Nasional
Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Nasional
PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

Nasional
KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

Nasional
Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

Nasional
Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

Nasional
Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

Nasional
Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

Nasional
Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Nasional
Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Nasional
Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan 'Food Estate'

Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan "Food Estate"

Nasional
Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com