Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan Perampingan Kabinet Jokowi Tak Jadi Prioritas

Kompas.com - 17/09/2014, 16:20 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

Sumber Antara


JAKARTA, KOMPAS.com
- Deputi tim transisi Eko P Sandjojo mengatakan bahwa rencana perampingan kabinet tak akan diprioritaskan dalam waktu dekat agar para menteri fokus mengurus rakyat setelah dilantik.

"Perampingan ini bila dilakukan sekarang dikhawatirkan membuat para menteri sibuk mengurus internal kementerian," kata Eko di Gedung Joang, Jakarta, Rabu (17/8/2014), seperti dikutip Antara.

Berdasarkan informasi yang dihimpun oleh tim transisi, kata Eko, mengubah sebuah lembaga akan memakan waktu sekitar satu hingga tiga tahun. Perubahan tersebut akan berdampak pada pembaharuan kelembagaan, ketentuan yang mengatur tata kerja lembaga, dan ketersediaan anggaran.

"Nantinya minim sekali kerja kementerian dalam menyentuh urusan masyarakat karena waktunya habis untuk menjalankan prosedur baru," ujarnya.

Selain itu, kata Eko, penundaan perampingan kabinet ini juga dilakukan agar harapan rakyat yang besar terhadap pemerintah baru kelak tak menurun.

"Memang yang akan diutamakan adalah mengurus rakyat dulu, nanti perampingannya akan dikondisikan pada waktu yang tepat," kata Eko.

Meski jumlah kementerian sama dengan kabinet Susilo Bambang Yudhoyono, kata Eko, ada beberapa nama kementerian yang diubah namanya. Contohnya, kementerian pertanian menjadi kementerian pangan serta kementerian kelautan dan perikanan menjadi kementerian maritim.

"Diubah seperti ini supaya bisa lebih aktif," ujarnya.

Eko mengatakan, Jokowi menilai yang terpenting menteri di kabinetnya memiliki jiwa kepemimpinan dan kompetensi. Selain itu, menteri tersebut harus memiliki integritas dan kemauan yang keras untuk menjalankan program-program pemerintah.

Sebelumnya, Jokowi merencanakan perampingan kementerian pada pemerintahannya mendatang. Belakangan, Jokowi mempertahankan jumlah kementerian seperti diera pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, yakni 34 kementerian. Jokowi mempertahankan tiga menteri koordinator.

Sebanyak 16 kementerian diantaranya akan dipimpin kader partai politik dan 18 kementerian lain dipimpin menteri dari kalangan profesional murni. (baca: Ini 7 Kementerian yang Akan Dipimpin Profesional Murni)

Jokowi mengaku nantinya bisa saja kementerian tertentu dihapus jika ternyata tidak efektif ketika pemerintahannya berjalan. (baca: Jokowi: 34 Kementerian Bukan Angka Mati, Bisa Dihapus)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengusaha Hendry Lie Jadi Tersangka Kasus Korupsi Timah

Pengusaha Hendry Lie Jadi Tersangka Kasus Korupsi Timah

Nasional
Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

Nasional
Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

Nasional
Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Nasional
Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Nasional
Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show 'Pick Me Trip in Bali'

Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show "Pick Me Trip in Bali"

Nasional
Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Nasional
Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Nasional
Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Nasional
Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Nasional
Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Nasional
Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Nasional
Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Nasional
Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com