Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua Komisi II: Pemakzulan Harus Disampaikan agar Presiden Selanjutnya Tak Arogan

Kompas.com - 29/08/2014, 15:15 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Agun Gunanjar mengungkapkan alasannya menggulirkan wacana pembentukan panitia khusus (pansus) kecurangan pemilu presiden yang bisa berujung pemakzulan presiden dan wakil presiden terpilih. Agun mengaku menyampaikan hal itu untuk mengawasi pemerintahan baru yang terpilih.

"Wacana pemakzulan harus diinformasikan agar orang jangan arogan saat menjalankan itu. Indonesia ini begitu besar," ujar Agun di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (29/8/2014).

Agun menyadari, usulannya itu menuai banyak kritik publik. Namun, politisi Partai Golkar itu tetap meyakini bahwa forum pansus adalah cara terbaik untuk menengahi ketidakpuasan dari pendukung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. (Baca: Ketua Komisi II Sebut Pansus Pilpres Bisa Berujung Pemakzulan Presiden Terpilih)

"Anda nggak tahu kan sejauh mana mendidihnya orang. Coba kalau tidak ada kanalisasi, mereka dibiarkan teriak di MK dan DKPP, malah bisa terjadi anarkisme. Ini tidak kita inginkan," ucap dia.

Dengan membentuk pansus, Agun mengaku berusaha mengajak semua pihak yang berseberangan untuk berdebat dalam forum resmi.

"Kalau ada yang tidak setuju, kenapa mesti yang konstitusional ditakuti? Yang harus ditakuti adalah anarkisme, jangan pancing orang untuk anarkis, lebih baik berdebat di pansus," kata dia.

Dia menambahkan, keputusan MK yang menolak seluruh gugatan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa tidak didasarkan pada pertimbangan matang karena MK hanya memiliki waktu 12 hari. Usulan pembentukan pansus sebaiknya tak perlu dipandang negatif karena, pada Pemilu 2009, DPR sempat membentuk pansus daftar pemilih tetap (DPT).

"Kalau pansus terbentuk, saya juga akan pertanyakan soal DPT ini. Sebelumnya kan siapa yang masalahin DPT? Arif Wibowo (PDI-P) kan? Sekarang kok nggak protes," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Tangkap Satu Terduga Teroris Pendukung ISIS dalam Penggerebekan di Karawang

Polisi Tangkap Satu Terduga Teroris Pendukung ISIS dalam Penggerebekan di Karawang

Nasional
BPIP: Kristianie Paskibraka Terbaik Maluku Dicoret karena Tak Lolos Syarat Kesehatan

BPIP: Kristianie Paskibraka Terbaik Maluku Dicoret karena Tak Lolos Syarat Kesehatan

Nasional
Sekjen Tegaskan Anies Tetap Harus Ikuti Aturan Main meski Didukung PKB Jakarta Jadi Cagub

Sekjen Tegaskan Anies Tetap Harus Ikuti Aturan Main meski Didukung PKB Jakarta Jadi Cagub

Nasional
PKB Tak Resisten Jika Anies dan Kaesang Bersatu di Pilkada Jakarta

PKB Tak Resisten Jika Anies dan Kaesang Bersatu di Pilkada Jakarta

Nasional
Ditanya Soal Berpasangan dengan Kaesang, Anies: Lebih Penting Bahas Kampung Bayam

Ditanya Soal Berpasangan dengan Kaesang, Anies: Lebih Penting Bahas Kampung Bayam

Nasional
Ashabul Kahfi dan Arteria Dahlan Lakukan Klarifikasi Terkait Isu Penangkapan oleh Askar Saudi

Ashabul Kahfi dan Arteria Dahlan Lakukan Klarifikasi Terkait Isu Penangkapan oleh Askar Saudi

Nasional
Timwas Haji DPR Ingin Imigrasi Perketat Pengawasan untuk Cegah Visa Haji Ilegal

Timwas Haji DPR Ingin Imigrasi Perketat Pengawasan untuk Cegah Visa Haji Ilegal

Nasional
Selain Faktor Kemanusian, Fahira Idris Sebut Pancasila Jadi Dasar Dukungan Indonesia untuk Palestina

Selain Faktor Kemanusian, Fahira Idris Sebut Pancasila Jadi Dasar Dukungan Indonesia untuk Palestina

Nasional
Kritik Pengalihan Tambahan Kuota Haji Reguler ke ONH Plus, Timwas Haji DPR: Apa Dasar Hukumnya?

Kritik Pengalihan Tambahan Kuota Haji Reguler ke ONH Plus, Timwas Haji DPR: Apa Dasar Hukumnya?

Nasional
Pelaku Judi 'Online' Dinilai Bisa Aji Mumpung jika Dapat Bansos

Pelaku Judi "Online" Dinilai Bisa Aji Mumpung jika Dapat Bansos

Nasional
Kemenag: Pemberangkatan Selesai, 553 Kloter Jemaah Haji Indonesia Tiba di Arafah

Kemenag: Pemberangkatan Selesai, 553 Kloter Jemaah Haji Indonesia Tiba di Arafah

Nasional
Pengamat Sebut Wacana Anies-Kaesang Hanya 'Gimmick' PSI, Risikonya Besar

Pengamat Sebut Wacana Anies-Kaesang Hanya "Gimmick" PSI, Risikonya Besar

Nasional
Jelang Idul Adha 2024, Pertamina Patra Niaga Sigap Tambah Solar dan LPG 3 Kg

Jelang Idul Adha 2024, Pertamina Patra Niaga Sigap Tambah Solar dan LPG 3 Kg

Nasional
Hindari Sanksi Berat dari Pemerintah Arab Saudi, Komisi VIII Minta Jemaah Haji Nonvisa Haji Segera Pulang

Hindari Sanksi Berat dari Pemerintah Arab Saudi, Komisi VIII Minta Jemaah Haji Nonvisa Haji Segera Pulang

Nasional
LIVE STREAMING: Jemaah Haji Indonesia Mulai Prosesi Wukuf di Arafah Hari Ini

LIVE STREAMING: Jemaah Haji Indonesia Mulai Prosesi Wukuf di Arafah Hari Ini

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com