Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekjen PKS Bantah Ucapkan Roro Jonggrang Membuat Tangkuban Parahu

Kompas.com - 06/08/2014, 19:55 WIB
Fathur Rochman

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Sekjen Partai Keadilan Sejahtera Taufik Ridho membantah telah mengatakan bahwa Roro Jonggrang yang membuat Tangkuban Parahu. Dia beranggapan, ada kesalahan dalam mengutip pernyataan yang dia lontarkan kepada para pewarta (baca: Sebut Roro Jonggrang Membuat Tangkuban Parahu, Sekjen PKS Jadi Olok-olok di Media Sosial).

"Saat itu, saya sedang jelaskan bahwa pengumpulan bukti kecurangan itu tidak mudah dan membutuhkan waktu yang lama. Tidak bisa dalam waktu satu malam saja. Yang saya katakan saat itu, hanya legenda Tangkuban Parahu dan legenda Roro Jonggrang yang bisa mengerjakan itu dalam satu malam," ujar Taufik Ridho saat dihubungi Kompas.com, Rabu (6/8/2014).

Menurut Taufik, pernyataannya itu disampaikan untuk mengibaratkan bahwa mengumpulkan data-data kecurangan yang jumlahnya mencapai 52.000 dokumen dalam satu malam hanya bisa dilakukan oleh legenda-legenda seperti Roro Jonggrang yang membuat candi dan Sangkuriang yang membuat Tangkuban Parahu dalam satu malam. Taufik menegaskan, ia tidak mungkin keliru dalam menyebutkan kisah legenda-legenda terkenal tersebut.

"Anak SD juga tahu tentang legenda-legenda itu," ujar Taufik.

Taufik tidak ingin menyalahkan pihak mana pun atas kekeliruan dalam mengutip pernyataannya. Dia menganggap permasalahan tersebut tidak terlalu penting dan bukan suatu hal yang prinsipil sehingga harus ditanggapi dengan serius.

"Saya enggak tahu ini dipelintir atau salah ketik. Kalau bukan suatu hal yang prinsip banget, saya tidak akan menanggapi. Mungkin omongan saya yang terlalu cepat," kata Taufik.

Sebelumnya diberitakan, Taufik Ridho menjadi bahan olok-olok di media sosial terkait pernyataannya soal Roro Jonggrang. Olokan ini berawal dari pernyataan Taufik di Rumah Polonia, markas tim Prabowo-Hatta, Minggu (3/8/2014), mengenai upaya pengumpulan bukti gugatan ke Mahkamah Konstitusi terkait dugaan kecurangan pemungutan suara.

Pernyataan Taufik yang beredar merujuk pada berita yang dimuat situs pkspiyungan.org. Taufik mengatakan, pengumpulan bukti kecurangan yang dilakukan tim Prabowo-Hatta tidak mudah dan membutuhkan waktu.

"Kalau data, kami sudah ada. Kalau soal data, kita ngambil dari (formulir) C1, D1, dan DB. Itu data semua ada di kita. Tinggal memilah-milahnya," ungkap Taufik, di Rumah Polonia, Jakarta, Minggu, seperti dikutip situs tersebut.

"Ini tidak bisa dilakukan seperti Roro Jonggrang membuat Tangkuban Parahu (yang menurut legenda dilakukan hanya dalam waktu semalam)," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com