Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Situs-situs Independen yang Lakukan "Real Count" Jadi Pengawal Rekap KPU

Kompas.com - 17/07/2014, 06:37 WIB
Dani Prabowo

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat komunikasi politik dari Universitas Indonesia, Ade Armando, menilai munculnya situs-situs yang turut melakukan pemantauan dan penghitungan rekapitulasi suara dalam Pemilu Presiden 2014 menunjukkan tingginya perhatian publik atas pesta demokrasi lima tahunan ini. Salah satunya, laman www.kawalpemilu.org .

Menurut Ade, partisipasi publik ini juga memperlihatkan bahwa masyarakat menginginkan pemilu yang bersih, tanpa kecurangan. Inisiatif ini, menurut dia, bagian dari mengawal demokrasi.

“Itu dahsyat sekali, masyarakat sipil bergerak. Mereka melakukan perhitungan. Itu volunteer, tidak dibiayai siapa pun, tidak berafiliasi oleh partai mana pun,” kata Ade dalam sebuah diskusi di Jakarta, Rabu (16/7/2014).

Situs-situs yang mengandalkan para relawan itu membuka pintu bagi siapa saja yang ingin terlibat sehingga melibatkan mereka yang merupakan bagian dari relawan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Hasil rekapitulasi oleh situs seperti kawalpemilu.org, kata Ade, juga bisa menjadi pembanding atas perhitungan resmi oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) karena data yang digunakan berasal dari scan C1 yang diunggah ke situs KPU. Ia berharap partisipasi publik melalui situs-situs seperti ini akan membuat KPU terpacu dan tidak memberikan peluang untuk "main mata".

“Saya duga kawal pemilu itu bisa lebih cepat mengeluarkan hasil pemilu tahun ini. Karena sekarang sudah 93 persen. Sekarang begini, masing-masing dari mereka melakukan real count, orang kan jadi tidak percaya. Kawal pemilu ini mudah-mudahan bisa menjadi pembanding bagi KPU sehingga KPU tidak bisa main-main dengan hasil pemilu,” kata Ade.

Di situs kawalpemilu.org dinyatakan bahwa data yang dimasukkan berasal dari scan form C1 yang dipublikasi oleh KPU dan didigitalisasi dengan bantuan relawan netizen yang independen. Data tabulasi DA1 berasal dari http://rekapda1.herokuapp.com/ dan tersedia sampai level kabupaten.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Nasional
Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Nasional
Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri 'Drone AI' Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri "Drone AI" Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Nasional
Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Nasional
Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Nasional
Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Nasional
Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Nasional
15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, 'Prof Drone UI' Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, "Prof Drone UI" Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

Nasional
Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan 'Hardware'

Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan "Hardware"

Nasional
Indonesia Harus Kembangkan 'Drone AI' Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Indonesia Harus Kembangkan "Drone AI" Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Nasional
Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Nasional
Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Nasional
9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

Nasional
Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com