Tantowi menjelaskan, pertanyaan mengenai kota bersih dan ramah lingkungan yang diajukan Hatta memang sudah disiapkan oleh tim sukses sejak awal. Namun dalam kondisi debat, menurut Tantowi, bisa terjadi permasalahan teknis yang akhirnya membuat Kalpataru dan Adipura tertukar.
"Saya rasa itu bukan hal yang harus dibesar-besarkan dan di-blow up. Dalam kondisi seperti itu bisa saja tertukar. Kalpataru dan Adipura itu kan dua nama dan satu tujuan. Sama-sama untuk penghargaan lingkungan. Jadi kebalik bagi saya bukan sesuatu kebodohan," kata Tantowi saat dihubungi, Minggu (6/7/2014).
Tantowi kemudian mencontohkan debat antara cawapres lalu. Menurut Tantowi, saat itu Hatta bertanya soal bonus demografi, sementara JK justru menjawabnya dengan bonus demokrasi. Menurut Tantowi, hal-hal seperti itu fatal dan harus di-blow up oleh media.
"Bonus demografi artinya pertumbuhan penduduk usia produktif lebih banyak dari usia tidak produktif sehingga negara mendapat keuntungan. Kalau bonus demokrasi itu apa, tidak ada itu bonus demokrasi," ujarnya.
Dalam debat semalam, Hatta bertanya mengenai pandangannya terhadap penghargaan Kalpataru. Saat menyampaikan pertanyaannya, Hatta mengatakan bahwa Kalpataru adalah penghargaan tertinggi yang banyak diinginkan kota-kota.
Jusuf Kalla pun mengoreksi pertanyaan Hatta itu. Seharusnya, penghargaan untuk kota di bidang lingkungan adalah Adipura. Kalpataru sendiri adalah penghargaan di bidang lingkungan untuk perseorangan atau kelompok.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.