Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Penculikan: Sjafrie Sjamsoeddin yang Paling Tahu Keberadaan 13 Aktivis

Kompas.com - 04/07/2014, 16:35 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Aktivis korban penculikan 1997-1998, Faisal Reza, menduga Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin yang merupakan mantan Panglima Kodam Jaya menjadi orang yang paling mengetahui keberadaan 13 aktivis yang hingga kini belum ditemukan. Faisal mengaku sempat mendengar suara Sjafrie dalam sel tahanan para aktivis yang diculik.

Faisal ditangkap di RSCM seusai mengikuti konferensi pers KNPD di YLBHI pada 12 Maret 1998. Setelah itu, dia dijebloskan ke sel tahanan dengan mata tertutup. Di salah satu sel yang diduga di Polda Metro Jaya itulah, Faisal mengaku bertemu dengan Herman Hendrawan yang hingga kini belum ditemukan.

"Sebagian orang yang dianggap hilang ini pernah ketemu saya. Salah satu sel yang saya tempati, itu ditempati Herman Hendrawan. Saya menduga salah satu yang tahu persis adalah mantan Pangdam Jaya, yang saat itu Sjafrie Sjamsoeddin," ujar Faisal dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat (4/7/2014).

Faisal bisa mengonfirmasi dugaannya itu. Pasalnya, rekan-rekan lainnya dibawa ke Polda Metro Jaya setelah diserahkan oleh petugas Kodam Jaya. Faisal juga sempat bercakap-cakap dari balik sel tahanannya. Dia pun mendengar suara Sjafrie meski tidak bisa melihat wajahnya.

"Saya tahu persis itu Sjafrie," katanya.

Terlepas dari itu semua, Faisal mengaku tak terlalu berhasrat menyeret peristiwa penculikan ini ke ranah hukum.

"Buat kami, persoalan hukum adalah yang kesekian. Kami lupakan proses hukum. Kami hanya ingin dijelaskan, 13 orang ini masih hidup atau sudah tidak ada," imbuh Faisal.

Dia berharap agar presiden terpilih nantinya memiliki komitmen mengusut keberadaan 13 aktivis itu. "Ini masalah kemanusiaan," tukas Faisal.

Selama periode 1997-1998, Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan mencatat 23 orang telah dihilangkan oleh alat-alat negara. Dari jumlah itu, 1 orang ditemukan meninggal dunia, yakni Leonardus Gilang, sementara 9 orang dilepaskan, dan 13 orang masih hilang.

Ketiga belas korban hilang ini adalah Petrus Bima Anugrah, Herman Hendrawan, Suyat, Wiji Thukul, Yani Afri, Sonny, Dedi Hamdun, Noval Al Katiri, Ismail, Ucok Munandar Siahaan, Hendra Hambali, Yadin Muhidin, dan Abdun Nasser.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P, Pengamat: Hubungan Sudah “Game Over”

Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P, Pengamat: Hubungan Sudah “Game Over”

Nasional
Jokowi Tak Diundang Rakernas PDI-P, Pengamat: Sulit Disatukan Kembali

Jokowi Tak Diundang Rakernas PDI-P, Pengamat: Sulit Disatukan Kembali

Nasional
UKT Mahal, Komisi X Minta Dana Pendidikan Juga Dialokasikan untuk Ringankan Beban Mahasiswa

UKT Mahal, Komisi X Minta Dana Pendidikan Juga Dialokasikan untuk Ringankan Beban Mahasiswa

Nasional
Jokowi Ingin TNI Pakai 'Drone', Guru Besar UI Sebut Indonesia Bisa Kembangkan 'Drone AI'

Jokowi Ingin TNI Pakai "Drone", Guru Besar UI Sebut Indonesia Bisa Kembangkan "Drone AI"

Nasional
Komisi X DPR RI Bakal Panggil Nadiem Makarim Imbas Kenaikan UKT

Komisi X DPR RI Bakal Panggil Nadiem Makarim Imbas Kenaikan UKT

Nasional
Jawab Kebutuhan dan Tantangan Bisnis, Pertamina Luncurkan Competency Development Program

Jawab Kebutuhan dan Tantangan Bisnis, Pertamina Luncurkan Competency Development Program

Nasional
Kemenag: Jemaah Haji Tanpa Visa Resmi Terancam Denda 10.000 Real hingga Dideportasi

Kemenag: Jemaah Haji Tanpa Visa Resmi Terancam Denda 10.000 Real hingga Dideportasi

Nasional
Hari Ke-6 Pemberangkatan Haji, 41.189 Jemaah Asal Indonesia Tiba di Madinah

Hari Ke-6 Pemberangkatan Haji, 41.189 Jemaah Asal Indonesia Tiba di Madinah

Nasional
UKT Naik Bukan Sekadar karena Status PTNBH, Pengamat: Tanggung Jawab Pemerintah Memang Minim

UKT Naik Bukan Sekadar karena Status PTNBH, Pengamat: Tanggung Jawab Pemerintah Memang Minim

Nasional
Di APEC, Mendag Zulhas Ajak Jepang Perkuat Industri Mobil Listrik di Indonesia

Di APEC, Mendag Zulhas Ajak Jepang Perkuat Industri Mobil Listrik di Indonesia

Nasional
Biaya UKT Naik, Pengamat Singgung Bantuan Pendidikan Tinggi Lebih Kecil dari Bansos

Biaya UKT Naik, Pengamat Singgung Bantuan Pendidikan Tinggi Lebih Kecil dari Bansos

Nasional
Penuhi Kebutuhan Daging Sapi Nasional, Mendag Zulhas Dorong Kerja Sama dengan Selandia Baru

Penuhi Kebutuhan Daging Sapi Nasional, Mendag Zulhas Dorong Kerja Sama dengan Selandia Baru

Nasional
UKT Naik, Pengamat: Jangan Sampai Mahasiswa Demo di Mana-mana, Pemerintah Diam Saja

UKT Naik, Pengamat: Jangan Sampai Mahasiswa Demo di Mana-mana, Pemerintah Diam Saja

Nasional
Profil Mayjen Dian Andriani, Jenderal Bintang 2 Perempuan Pertama TNI AD

Profil Mayjen Dian Andriani, Jenderal Bintang 2 Perempuan Pertama TNI AD

Nasional
Status Gunung Ibu di Halmahera Meningkat, Warga Dilarang Beraktivitas hingga Radius 7 Kilometer

Status Gunung Ibu di Halmahera Meningkat, Warga Dilarang Beraktivitas hingga Radius 7 Kilometer

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com