Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tim Prabowo-Hatta: Kami Tidak Terkait "Obor Rakyat"

Kompas.com - 14/06/2014, 17:42 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua Bidang Strategi Tim Pemenangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, M Romahurmuzy, menyatakan, tabloid Obor Rakyat sama sekali tidak terkait dengan bentuk kampanye yang dilakukan Prabowo-Hatta. Meski demikian, Romy, sapaan akrabnya, menilai konten yang ada di dalam Obor Rakyat mudah ditemukan di dunia maya.

"Saya ingin menegaskan bahwa tabloid ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan tim kampanye atau tim sukses Prabowo-Hatta dan bidang media yang berada di bawah tim kampanye ini. Sama sekali tidak pernah memproduksi model-model kampanye sebagaimana yang telah disampaikan oleh Pak Setyardi (Pemred Obor Rakyat) dan juga para penggiat lain di dunia maya," ujar Romy seusai diskusi di Jakarta, Sabtu (14/6/2014).

Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini mengungkapkan, konten tulisan di Obor Rakyat banyak pula dijumpai di dunia maya. Dia bahkan mengatakan, istilah-istilah yang digunakan Obor Rakyat sebenarnya juga sudah tercetak dalam majalah-majalah yang oplahnya tidak terlalu besar.

Dia menyadari, dengan hanya adanya dua pasang calon presiden dan wakil presiden, persaingan di antara dua kubu ini semakin sengit. Fanatisme terhadap salah satu calon, kata Romy, sudah terasa sejak awal.

"Hari ini, Pak Jokowi-JK, dari sejak bulan November, tengah di ambang penurunan yang belum pulih kembali. Sementara itu, Pak Prabowo-Hatta terus meningkat dan hampir melampui. Di dalam situasi seperti itu, logis dan wajar kalau para pendukung membangun fanatismenya sendiri," kata Romy.

Terkait dengan keberadaan Obor Rakyat, Romy meminta masyarakat untuk membedakan antara black campaign dengan negative campaign. Menurut dia, black campaign berbasis fitnah, sementara negative campaign berbasis fakta, tetapi tabu untuk diungkapkan, misalnya terkait SARA.

"Sebetulnya yang terjadi dalam pendistribusian Obor Rakyat ini adalah masifnya jumlah. Bunyi yang tercantum di dalam judul atau halaman cover sudah tercantum dalam majalah yang oplahnya sangat sedikit. Hanya tidak terdistribusi dengan baik dan dibaca," imbuh Romy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com