Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Aburizal Jadi Kartu Mati Golkar"

Kompas.com - 15/05/2014, 09:27 WIB
ING

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -- Langkah dan komunikasi politik yang dilakukan Partai Golkar belum membuahkan hasil. Hingga tiga hari menjelang pendaftaran bakal calon presiden dan bakal calon wakil presiden, Kamis (15/5/2014), belum ada kepastian ke mana partai berlambang pohon beringin itu akan berlabuh. Dua poros koalisi yang digagas PDI Perjuangan dan Gerindra semakin matang terbentuk. Golkar yang diprediksi mampu membangun poros ketiga, hingga saat ini belum menunjukkan bentuknya.

Pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada Arie Sudjito menilai, apa yang dialami Golkar pada Pemilu 2014 ini bisa dikatakan tragis. Sebagai pemenang kedua Pemilu Legislatif 2014, partai pimpinan Aburizal "Ical" Bakrie ini tak mampu memainkan peran dan menjadi penentu koalisi. Menurut Arie, Aburizal yang telah ditetapkan sebagai bakal capres Golkar menjadi kartu mati.

"Aburizal menjadi kartu mati Golkar. Kalau jadi king maker, mungkin beda ceritanya. Selain itu, tim sukses Ical juga kurang mampu mengolah, kurang realistis melihat elektabilitasnya yang tidak kuat. Saya pikir, kartu matinya Ical ini tidak diantisipasi," kata Arie kepada Kompas.com, Kamis (15/5/2014).

Menurut dia, selama ini Ical terlalu percaya diri tanpa mempertimbangkan elektabilitasnya yang tergambar dalam sejumlah survei. Sementara dua kandidat capres lainnya, Joko Widodo dan Prabowo Subianto, semakin melambung tinggi.

Pascapemilu legislatif, Ical telah melakukan komunikasi politik dengan sejumlah partai politik, seperti PDI Perjuangan dan Partai Gerindra. Komunikasi intens dan memberikan harapan terlihat ketika Ical dan Prabowo melakukan dua kali pertemuan. Keduanya menyatakan, Gerindra dan Golkar memiliki chemistry dan kesamaan platform. Bahkan Ical menyatakan siap menurunkan targetnya dari capres menjadi cawapres bagi Prabowo. Akan tetapi, justru Prabowo memilih Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional Hatta Rajasa sebagai pendampingnya dalam Pemilu Presiden 2014.

Setelah komunikasi dengan Gerindra tak menjanjikan, Ical melakukan pertemuan dengan Jokowi di Pasar Gembrong, Jakarta, pada Selasa (14/5/2014) lalu. Namun, tak ada kejelasan mengenai keputusan koalisi kedua partai. PDI-P bersama dua mitra koalisinya, Partai Nasdem dan Partai Kebangkitan Bangsa, telah mendeklarasikan diri pada Rabu (14/5/2014) kemarin. Namun, masih terbuka pintu bagi partai lain untuk bergabung.

Sementara, kemarin, Ical juga melakukan pertemuan dengan Ketua Umum DPP Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono. Dalam pertemuan tersebut, SBY menawarkan pembentukan poros koalisi baru. Namun, tawaran ini belum direspons Ical. Demokrat tengah memunculkan wacana baru, yaitu mengusung politisi Golkar Sri Sultan Hamengku Buwono X karena elektabilitasnya dianggap bisa bersaing dengan Prabowo dan Jokowi.

Arie memprediksi, pada akhirnya, Golkar akan berlabuh pada salah satu blok koalisi dengan mengurangi daya tawarnya.

"Yang paling mungkin dilakukan adalah bersama Demokrat dan Hanura yang memang belum jelas ke mana. Ini juga kalau Demokrat mampu meyakinkan Golkar untuk berkoalisi," kata Arie.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPK Hampir Tangkap Harun Masiku yang Nyamar Jadi Guru di Luar Negeri, tapi Gagal karena TWK

KPK Hampir Tangkap Harun Masiku yang Nyamar Jadi Guru di Luar Negeri, tapi Gagal karena TWK

Nasional
Minta Kemenag Antisipasi Masalah Saat Puncak Haji, Timwas Haji DPR: Pekerjaan Kita Belum Selesai

Minta Kemenag Antisipasi Masalah Saat Puncak Haji, Timwas Haji DPR: Pekerjaan Kita Belum Selesai

Nasional
Timwas Haji DPR RI Minta Kemenag Pastikan Ketersediaan Air dan Prioritaskan Lansia Selama Puncak Haji

Timwas Haji DPR RI Minta Kemenag Pastikan Ketersediaan Air dan Prioritaskan Lansia Selama Puncak Haji

Nasional
Timwas Haji DPR Minta Oknum Travel Haji yang Rugikan Jemaah Diberi Sanksi Tegas

Timwas Haji DPR Minta Oknum Travel Haji yang Rugikan Jemaah Diberi Sanksi Tegas

Nasional
Kontroversi Usulan Bansos untuk 'Korban' Judi Online

Kontroversi Usulan Bansos untuk "Korban" Judi Online

Nasional
Tenda Haji Jemaah Indonesia di Arafah Sempit, Kemenag Diminta Beri Penjelasan

Tenda Haji Jemaah Indonesia di Arafah Sempit, Kemenag Diminta Beri Penjelasan

Nasional
MUI Minta Satgas Judi Online Bertindak Tanpa Pandang Bulu

MUI Minta Satgas Judi Online Bertindak Tanpa Pandang Bulu

Nasional
Tolak Wacana Penjudi Online Diberi Bansos, MUI: Berjudi Pilihan Hidup Pelaku

Tolak Wacana Penjudi Online Diberi Bansos, MUI: Berjudi Pilihan Hidup Pelaku

Nasional
MUI Keberatan Wacana Penjudi Online Diberi Bansos

MUI Keberatan Wacana Penjudi Online Diberi Bansos

Nasional
[POPULER NASIONAL] Menkopolhukam Pimpin Satgas Judi Online | PDI-P Minta KPK 'Gentle'

[POPULER NASIONAL] Menkopolhukam Pimpin Satgas Judi Online | PDI-P Minta KPK "Gentle"

Nasional
Tanggal 18 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 18 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Polisi Temukan Bahan Peledak Saat Tangkap Terduga Teroris di Karawang

Polisi Temukan Bahan Peledak Saat Tangkap Terduga Teroris di Karawang

Nasional
Polisi Tangkap Satu Terduga Teroris Pendukung ISIS dalam Penggerebekan di Karawang

Polisi Tangkap Satu Terduga Teroris Pendukung ISIS dalam Penggerebekan di Karawang

Nasional
BPIP: Kristianie Paskibraka Terbaik Maluku Dicoret karena Tak Lolos Syarat Kesehatan

BPIP: Kristianie Paskibraka Terbaik Maluku Dicoret karena Tak Lolos Syarat Kesehatan

Nasional
Sekjen Tegaskan Anies Tetap Harus Ikuti Aturan Main meski Didukung PKB Jakarta Jadi Cagub

Sekjen Tegaskan Anies Tetap Harus Ikuti Aturan Main meski Didukung PKB Jakarta Jadi Cagub

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com