Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Koalisi PDI-P, Nasdem, dan PKB Hanya Modal "Chemistry"

Kompas.com - 11/05/2014, 09:35 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

MAKASSAR, KOMPAS.com -- Kerja sama politik atau yang lazim disebut koalisi antara Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Nasional Demokrat (Nasdem), dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) resmi terbentuk. Platformnya sama seperti yang sering disebut sang bakal capres Joko Widodo, koalisi tanpa "dagang sapi".

Lantas, apa yang mengikat koalisi tersebut jika bukan power sharing? Ketua DPP PKB Marwan Jafar mengatakan bahwa modal koalisi mereka murni chemistry. Platform, visi, orientasi, serta sejarah PKB dengan "banteng hitam" dianggap sejalan satu sama lain.

Dukungan Dewan Syuro dan kiai se-Jawa pun jadi tiket dukungan Muhaimin dkk kepada Megawati dkk. "Secara historis, pendiri bangsa kita, kiai dan nasionalis, santri dengan marhaen, NU dengan Bung Karno, adalah sahabat. Inilah yang mendasari PKB lahir batin dan tulus ikhlas mengusung Jokowi menjadi presiden," ujarnya saat deklarasi koalisi di Hotel Aryaduta, Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (10/5/2014).

Ketua DPP Nasdem Akbar Faisal senada dengan Marwan. Politik bagi-bagi kursi dianggap membawa bangsa pada kehancuran. Namun, kini pihaknya semakin mantap dalam menatap pemilihan presiden 9 Juli 2014 mendatang. PKB, kata Akbar, memiliki basis massa yang besar di Pulau Jawa. Perubahan yang dinanti-nanti rakyat pun, lanjut Faisal, dapat segera terwujud.

"Kami yakin dasar PKB bergabung sama seperti kita (Nasdem), yakni bukan bagi-bagi kursi. Target utama kita adalah membawa bangsa kita menjadi lebih baik," tambahnya.

Joko Widodo atau Jokowi mengapresiasi positif bergabungnya dua partai politik itu ke pihaknya, meski diakui Jokowi, proses kerja sama politik dengan PKB lebih panjang dinamikanya daripada dengan Nasdem. Namun, Jokowi mengatakan, koalisi tiga parpol itu adalah bukti bahwa pemilu identik dengan "bagi-bagi kekuasaan" tidak terbukti.

"Pas awal-awal, saya ditanya, apa mungkin Pak kerja sama tak bagi-bagi kursi. Sekarang terbukti bahwa ada paradigma baru, tidak sekadar bagi-bagi kue, menteri," ujar Jokowi.

Jokowi pun memastikan akan ada partai politik yang merapat ke kubunya. Namun, ia enggan menjelaskan lebih jauh siapa saja partai yang tertarik dengan konsepnya tersebut.

Total perolehan suara dari ketiga partai itu dalam pemilu legislatif lalu mencapai angka 32 persen, dengan rincian yaitu PDI-P sebesar 18,95 persen, Nasdem 6,72 persen, dan PKB 6,79 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, 'Prof Drone UI' Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, "Prof Drone UI" Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

Nasional
Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan 'Hardware'

Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan "Hardware"

Nasional
Indonesia Harus Kembangkan 'Drone AI' Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Indonesia Harus Kembangkan "Drone AI" Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Nasional
Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Nasional
Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Nasional
9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

Nasional
Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Nasional
Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

Nasional
Setelah Mahasiswa, DPR Buka Pintu untuk Perguruan Tinggi yang Ingin Adukan Persoalan UKT

Setelah Mahasiswa, DPR Buka Pintu untuk Perguruan Tinggi yang Ingin Adukan Persoalan UKT

Nasional
Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P, Pengamat: Hubungan Sudah “Game Over”

Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P, Pengamat: Hubungan Sudah “Game Over”

Nasional
Jokowi Tak Diundang Rakernas PDI-P, Pengamat: Sulit Disatukan Kembali

Jokowi Tak Diundang Rakernas PDI-P, Pengamat: Sulit Disatukan Kembali

Nasional
UKT Mahal, Komisi X Minta Dana Pendidikan Juga Dialokasikan untuk Ringankan Beban Mahasiswa

UKT Mahal, Komisi X Minta Dana Pendidikan Juga Dialokasikan untuk Ringankan Beban Mahasiswa

Nasional
Jokowi Ingin TNI Pakai 'Drone', Guru Besar UI Sebut Indonesia Bisa Kembangkan 'Drone AI'

Jokowi Ingin TNI Pakai "Drone", Guru Besar UI Sebut Indonesia Bisa Kembangkan "Drone AI"

Nasional
Komisi X DPR RI Bakal Panggil Nadiem Makarim Imbas Kenaikan UKT

Komisi X DPR RI Bakal Panggil Nadiem Makarim Imbas Kenaikan UKT

Nasional
Jawab Kebutuhan dan Tantangan Bisnis, Pertamina Luncurkan Competency Development Program

Jawab Kebutuhan dan Tantangan Bisnis, Pertamina Luncurkan Competency Development Program

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com