JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Helmy Faishal Zaini mengatakan, bakal calon wakil presiden bagi Joko Widodo nantinya akan sangat bergantung pada pembicaraan dengan partai koalisi. PKB akan menghormati keputusan Jokowi untuk memilih pendampingnya.
Hari ini PKB resmi menyatakan dukungannya kepada Jokowi yang merupakan bakal calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P). Bergabungnya PKB menguatkan koalisi partai politik pendukung Jokowi sebagai calon presiden setelah Partai Nasdem menyatakan dukungan yang sama bulan lalu. Sampai saat ini, koalisi ini belum menentukan siapa yang akan menjadi cawapres pendamping Jokowi.
"Kami serahkan sepenuhnya soal RI2 pada pembicaraan di tingkat koalisi nanti. Tentu kalau koalisi antara PDI-P, PKB, dan Partai Nasdem, kami akan berembuk," ujar Helmy saat dihubungi Kompas.com, Minggu (10/5/2014).
Helmy enggan menanggapi soal hilangnya nama Mahfuf MD dari bursa cawapres bagi Jokowi. Jokowi sudah menyatakan bahwa wakilnya nanti berasal dari luar Jawa. Dugaan pun mengerucut pada dua nama tokoh yakni mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad.
Menurut Helmy, pembicaraan soal cawapres bagi Jokowi harus didasari pada sikap saling menghormati. PKB pun akan mengajukan usulan kriteria pendamping Jokowi. "Tentu akan kami ajukan kriteria, meski tidak akan sebut nama. Nanti akan dilihat yang elektabilitasnya paling baik," kata Menteri Pembangunan dan Daerah Tertinggal tersebut. Helmy mengatakan, PKB juga akan menawarkan power sharing dalam penyusunan kabinet.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.