Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPK: Jelang Pemilu, Penggunaan Dana Hibah Meningkat, Perputaran Uang Dahsyat

Kompas.com - 19/03/2014, 20:09 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menemukan fenomena penggunaan dana hibah yang meningkat dalam dua bulan terakhir, atau menjelang pemilihan umum legislatif April 2014 nanti. Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto mengatakan, rata-rata dana hibah tersebut diberikan ke lembaga-lembaga yang terafiliasi dengan kepala daerah.

"Penggunaan dana hibah jauh meningkat lebih besar ketimbang bantuan sosial. Rata-rata dana hibah itu setelah diselidiki, sebagiannya diberikan kepada lembaga-lembaga yang punya afiliasi tertentu dengan kepala daerah. Ini yang harus diperhatikan, memang tidak menggunakan fasilitas negara, tapi ada favoritism," kata Bambang dalam diskusi bertema "Pemilu Berintegritas Momentum Menuju Pemimpin yang Pro Pemberantasan Korupsi", di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta, Rabu (19/3/2014).

Selain fenomena tersebut, kata Bambang, KPK menemukan adanya peningkatan pemberian lisensi-lisensi yang berkaitan sumber daya alam. Terkait fenomena ini, menurut Bambang, KPK telah berdiskusi dengan gubernur dan menteri terkait.

"Yang terkonsentrasi terhadap hutan dan alam, terutama minerba," ujarnya.

Dari hasil pemantauan KPK di 10 provinsi, ditemukan indikasi kalau pemberian lisensi tersebut cenderung tidak jelas tolok ukurnya. Sejumlah kepala daerah yang memberikan izin terkait pengelolaan sumber daya alam tersebut tidak dapat menjelaskan alasan mereka memilih perusahaan tertentu sebagai pihak pengelola.

"Kenapa kepala daerah ada lima pengusul, tapi diberikan kepada satu, dicek apa indikatornya berikan ke satu ini, tidak ada tolak ukurnya, terjadi eksploitasi sumber daya alam, kapitalisasi uang terjadi," tutur Bambang.

Dia juga mengatakan, KPK menemukan fenomena perputaran uang yang dahsyat dalam tiga hingga enam bulan terakhir. Saking dahsyatnya perputaran uang tersebut, kata Bambang, Indonesia mungkin bisa disebut sebagai satu negara yang pertumbuhan ekonominya mencapai dua digit. Celakanya, lanjut Bambang, perputaran uang yang tinggi itu tidak dimanfaatkan untuk menghasilkan pemimpin-pemimpin yang berintegritas.

"Kami di gratifikasi sedang meningkatkan kontrol dan kami sudah kirim surat kepada calon incumbent untuk perhatikan gratifikasi karena ada potensi itu," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com