Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Bicara Indonesia

Kompas.com - 13/03/2014, 08:37 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com —  Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menegaskan, negara Indonesia siap menyediakan kebutuhan makanan untuk seluruh penduduknya jika manajemennya lebih baik. Pendekatan dialog menjadi kunci untuk menyelesaikan beragam konflik.

Demikian disampaikan Joko Widodo (Jokowi) dalam diskusi aktivis Nahdlatul Ulama di Jakarta, Rabu (12/3), di Jakarta. Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD turut hadir dalam acara ini.

Di acara ini, Jokowi berharap NU dapat lebih mengajak masyarakat untuk memanfaatkan teknologi pertanian dan membuat teknologi itu tepat guna. ”Ketika negara kita menyatakan negara pertanian dan akan menjadi negara berketahanan pangan, semua aspek negara harus diarahkan ke sana,” katanya.

Jokowi juga mengatakan, ”Berdasarkan pengalaman menata Tanah Abang, pendekatan dialog dapat mempercepat penataan Tanah Abang lebih cepat dari yang saya targetkan,”

Adapun Mahfud MD menyatakan, ketidakmerataan kekayaan penduduk Indonesia akan membuat Indonesia menjadi negara gagal. ”Tanpa ada upaya mengecilkan kesenjangan, rakyat jadi mudah diprovokasi melawan pemerintah. Apabila sudah jatuh, sulit bangkit lagi,” ujarnya.

Ziarah

Sebelumnya, kemarin sekitar pukul 13.30, Jokowi bersama Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri berziarah ke makam Bung Karno di Blitar, Jawa Timur. Seusai berziarah selama sekitar satu jam di makam presiden pertama Indonesia tersebut, Megawati dan Jokowi tidak berkomentar kepada wartawan. Mereka lalu menuju Malang, Jatim.

Wahyu Nurwidodo, petugas makam Bung Karno, menyatakan mengetahui rencana kedatangan Megawati pada Rabu pagi.

Hasto Kristiyanto, Wakil Sekretaris Jenderal PDI-P, menegaskan, ziarah Megawati dan Jokowi ke makam Bung Karno tidak ada kaitannya dengan pencapresan. ”Ini murni sebagai rasa hormat dan penghormatan terhadap Bung Karno. Dengan tradisi ini, PDI-P diingatkan akan ide, gagasan, perjuangan, dan cita-cita Bung Karno beserta pendiri bangsa lainnya. Tradisi ini meneguhkan seluruh perjuangan untuk mewujudkan cita-cita ideal partai bagi bangsa dan rakyat Indonesia,” ujar dia.

Cawapres

Mantan Ketua Umum Partai Golkar Akbar Tandjung menyatakan siap menjadi calon wakil presiden (cawapres). Akbar mengaku punya banyak pengalaman dalam politik dan pemerintahan sehingga dapat dimanfaatkan untuk kemajuan bangsa dan negara.

”Kalau saya diminta (menjadi cawapres) oleh salah satu partai, dapat dikatakan itu suara dari masyarakat. Jadi, untuk kepentingan bangsa dan negara, saya siap,” kata Akbar, di kediamannya di Jakarta Selatan.

Akbar juga menegaskan, karena berasal dari partai nasionalis, ia juga berharap mendampingi capres dari partai nasionalis. ”Dengan PDI-P, (Golkar) juga pernah membangun koalisi kebangsaan. Saya juga pernah bersama-sama Wiranto dan Prabowo untuk ikut konvensi Golkar,” kata dia.

Peneliti senior Pol-Tracking Institute Tata Mutasya mengatakan, memang lebih realistis bagi Akbar untuk maju menjadi cawapres.

”Apabila direka-reka, yang berpeluang menjadi calon presiden ketika semuanya telah jelas memang hanya Jokowi dan Prabowo Subianto,” ujar dia.

Terhadap Jokowi, lanjut Tata, Akbar dapat menawarkan tiga pokok dukungan. ”Pertama, dukungan suara dari anggota Partai Golkar. Kedua, dari kelompok Muslim. Ketiga, kedekatan dari aktivitas yang banyak di Solo,” kata Tata. (A08/WER/DIA/RYO)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Sebut Surplus Panen Padi di Kotawaringin Timur Akan Dibawa ke IKN

Jokowi Sebut Surplus Panen Padi di Kotawaringin Timur Akan Dibawa ke IKN

Nasional
Hari Anti Narkotika Internasional, Mengadopsi Kebijakan Berbasis Ilmiah

Hari Anti Narkotika Internasional, Mengadopsi Kebijakan Berbasis Ilmiah

Nasional
Usung Anies-Sohibul di Pilkada Jakarta, PKS Dianggap Incar Efek 'Ekor Jas'

Usung Anies-Sohibul di Pilkada Jakarta, PKS Dianggap Incar Efek "Ekor Jas"

Nasional
Jokowi Sebut Indonesia Akan Terdampak Gelombang Panas Empat Bulan ke Depan

Jokowi Sebut Indonesia Akan Terdampak Gelombang Panas Empat Bulan ke Depan

Nasional
Duetkan Anies-Sohibul di Pilkada Jakarta, PKS Kurang Diuntungkan Secara Elektoral

Duetkan Anies-Sohibul di Pilkada Jakarta, PKS Kurang Diuntungkan Secara Elektoral

Nasional
3 Desa Dekat IKN Banjir, BNPB: Tak Berdampak Langsung ke Pembangunan

3 Desa Dekat IKN Banjir, BNPB: Tak Berdampak Langsung ke Pembangunan

Nasional
Wakasad Kunjungi Pabrik “Drone” Bayraktar di Turkiye

Wakasad Kunjungi Pabrik “Drone” Bayraktar di Turkiye

Nasional
Usung Anies di Pilkada Jakarta 2024, PKS Dianggap Menjaga Daya Tawar Politik

Usung Anies di Pilkada Jakarta 2024, PKS Dianggap Menjaga Daya Tawar Politik

Nasional
Blusukan di Kalteng, Jokowi Kaget Harga Bahan Pokok Hampir Sama dengan di Jawa

Blusukan di Kalteng, Jokowi Kaget Harga Bahan Pokok Hampir Sama dengan di Jawa

Nasional
Menko Polhukam: Pilkada Biasanya 2 Kali, di Daerah dan MK, TNI-Polri Harus Waspada

Menko Polhukam: Pilkada Biasanya 2 Kali, di Daerah dan MK, TNI-Polri Harus Waspada

Nasional
Bandar Judi Online Belum Disentuh, Kriminolog: Apa Benar Aparat Terkontaminasi?

Bandar Judi Online Belum Disentuh, Kriminolog: Apa Benar Aparat Terkontaminasi?

Nasional
Banjir Rendam 3 Desa Dekat IKN di Penajam Paser Utara

Banjir Rendam 3 Desa Dekat IKN di Penajam Paser Utara

Nasional
DPR Dorong PPATK Laporkan Anggota Dewan yang Main Judi 'Online' ke MKD

DPR Dorong PPATK Laporkan Anggota Dewan yang Main Judi "Online" ke MKD

Nasional
Jelang Puluhan PSU, Bawaslu Sebut Masih Ada Potensi Penyelenggara Tak Netral

Jelang Puluhan PSU, Bawaslu Sebut Masih Ada Potensi Penyelenggara Tak Netral

Nasional
PDI-P: Tak Ada Tawaran Ganjar Jadi Menteri Prabowo

PDI-P: Tak Ada Tawaran Ganjar Jadi Menteri Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com