Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hidayat Nur Wahid Enggan Debat dengan Peserta Konvensi Demokrat

Kompas.com - 06/03/2014, 05:15 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kandidat calon presiden di Pemilu Raya (Pemira) Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Hidayat Nur Wahid, enggan berdebat dengan para calon presiden Konvensi Partai Demokrat. Menurut dia, kontes debat seperti itu tidak perlu dilakukan.

"Secara prinsip, bagi kami, berdebat itu tidak sulit. Berdebat itu bukan hal aneh, sudah sering dilakukan sehari-hari. Tapi untuk apa perdebatan seperti itu?" kata Hidayat di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (5/3/2014) sore.

Menurut Hidayat, tidak ada undang-undang ataupun peraturan yang mengatur bahwa tokoh yang hendak maju sebagai capres diharuskan melakukan debat terlebih dulu untuk menguji kualitas dan kapabilitasnya. Karenanya, dia tidak melihat ada keuntungan yang dapat diambil dalam sebuah kontes debat.

"UU tidak ada yang mengharuskan, konvensi juga bukanlah sesuatu yang diharuskan. Kalau itu berupa tawaran, ya boleh sajalah," kata Hidayat. Namun, menurut dia, saat ini partainya ingin fokus pada pemilu legislatif terlebih dahulu.

Hidayat berpendapat, saat ini banyak partai yang terlalu berfokus pada pemilu presiden. Akibatnya, calon anggota legislatif yang mereka usung kurang memiliki kemampuan.

Bahkan, imbuh Hidayat, banyak calon anggota legislatif dari partai lain yang cenderung mendompleng popularitas calon presiden atau orang yang digadang-gadang menjadi calon presiden dari partai masing-masing. "Kami tidak mau seperti itu, jadi kami fokus dulu ke pelaksanaan pemilu legislatif," ujar dia.

Sebelumnya diberitakan, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono mengajak 11 kandidat konvensi untuk berdiskusi membahas rencana debat dengan capres dari partai lain. Usul itu dia sampaikan saat menghadiri debat kandidat Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat di Bogor, Jawa Barat, Minggu (2/3/2014).

Selama menyaksikan para kandidat konvensi berdebat, Yudhoyono mengaku mencatat banyak hal penting yang terungkap di dalamnya. Di akhir acara, Yudhoyono mendoakan agar para peserta berhasil mengikuti konvensi ini.

"Untuk kandidat sekarang ini, ke depan, makin menghadapi halangan, rintangan, pergunjingan. Kalau kita tidak ingin diserang, maka be nothing, do nothing, say nothing. Jadi, kalau memang ingin aman, selamat, ya jangan bicara apa-apa, jangan berbuat apa-apa, dan jangan menjadi apa-apa. Karena kita orang berani, hadapi tantangan, kami doakan semuanya sukses," tutur Yudhoyono.

Tanggapan Hidayat atas ajakan debat dengan Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat bertolak belakang dengan tanggapan kolega yang juga menjadi kandidat calon presiden dalam Pemilu Raya PKS, Ahmad Heryawan. "Kalau kemudian perdebatan itu diperlukan untuk wacana pengembangan dan pembangunan Indonesia ke depan, saya kira perlu ya," kata Heryawan, Selasa (4/3/2014). Menurut Heryawan, debat kandidat menjelang pemilu adalah tradisi dalam negara demokrasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

GASPOL! Hari Ini: Eks Ajudan Prabowo Siap Tempur di Jawa Tengah

GASPOL! Hari Ini: Eks Ajudan Prabowo Siap Tempur di Jawa Tengah

Nasional
Mengintip Kecanggihan Kapal Perang Perancis FREMM Bretagne D655 yang Bersandar di Jakarta

Mengintip Kecanggihan Kapal Perang Perancis FREMM Bretagne D655 yang Bersandar di Jakarta

Nasional
Selain Rakernas, PDI-P Buka Kemungkinan Tetapkan Sikap Politik terhadap Pemerintah Saat Kongres Partai

Selain Rakernas, PDI-P Buka Kemungkinan Tetapkan Sikap Politik terhadap Pemerintah Saat Kongres Partai

Nasional
Korban Dugaan Asusila Sempat Konfrontasi Ketua KPU saat Sidang DKPP

Korban Dugaan Asusila Sempat Konfrontasi Ketua KPU saat Sidang DKPP

Nasional
Covid-19 di Singapura Naik, Imunitas Warga RI Diyakini Kuat

Covid-19 di Singapura Naik, Imunitas Warga RI Diyakini Kuat

Nasional
WWF 2024 Jadi Komitmen dan Aksi Nyata Pertamina Kelola Keberlangsungan Air

WWF 2024 Jadi Komitmen dan Aksi Nyata Pertamina Kelola Keberlangsungan Air

Nasional
Menhub Targetkan Bandara VVIP IKN Beroperasi 1 Agustus 2024

Menhub Targetkan Bandara VVIP IKN Beroperasi 1 Agustus 2024

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Sempat Ditangani Psikolog saat Sidang

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Sempat Ditangani Psikolog saat Sidang

Nasional
Polri: Kepolisian Thailand Akan Proses TPPU Istri Fredy Pratama

Polri: Kepolisian Thailand Akan Proses TPPU Istri Fredy Pratama

Nasional
Polri dan Kepolisian Thailand Sepakat Buru Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri dan Kepolisian Thailand Sepakat Buru Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Lewat Ajudannya, SYL Minta Anak Buahnya di Kementan Sediakan Mobil Negara Dipakai Cucunya

Lewat Ajudannya, SYL Minta Anak Buahnya di Kementan Sediakan Mobil Negara Dipakai Cucunya

Nasional
KPK Duga Eks Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin Terima Fasilitas di Rutan Usai Bayar Pungli

KPK Duga Eks Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin Terima Fasilitas di Rutan Usai Bayar Pungli

Nasional
Desta Batal Hadir Sidang Perdana Dugaan Asusila Ketua KPU

Desta Batal Hadir Sidang Perdana Dugaan Asusila Ketua KPU

Nasional
Soal Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura, Kemenkes Sebut Skrining Ketat Tak Dilakukan Sementara Ini

Soal Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura, Kemenkes Sebut Skrining Ketat Tak Dilakukan Sementara Ini

Nasional
DKPP Akan Panggil Sekjen KPU soal Hasyim Asy'ari Pakai Fasilitas Jabatan untuk Goda PPLN

DKPP Akan Panggil Sekjen KPU soal Hasyim Asy'ari Pakai Fasilitas Jabatan untuk Goda PPLN

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com