Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gerindra, PAN, dan PPP Laporkan Dana Kampanye

Kompas.com - 02/03/2014, 17:10 WIB
Rahmat Fiansyah

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Tiga partai politik peserta pemilu, yaitu Partai Gerindra, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) melaporkan dana kampanye ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pusat.

Dalam pelaporan tersebut, Partai Gerindra diwakili bendahara umumnya, Thomas Djiwandono. Dia mengatakan, partainya melaporkan dana sekitar Rp 220 miliar pada pelaporan tahap kedua.
"Jadi total dana kampanye yang sudah kami laporkan senilai Rp 306 miliar," kata Thomas kepada wartawan di Gedung KPU Pusat, Jalan Imam Bonjol, Jakarta, Minggu (2/3/2014).

Dia mengatakan, seluruh dana tersebut berasal dari calon legislatif (caleg) Gerindra. Kendati demikian, jumlah tersebut baru 70 persen dari keseluruhan caleg Gerindra. Dengan demikian, masih ada 30 persen lagi yang belum lapor.

Di hari yang sama, PAN juga melaporkan dana kampanye dengan diwakili bendahara umumnya, Jon Erizal. Jon mengatakan, PAN melaporkan sekitar Rp 84 miliar pada pelaporan dana kampanye tahap kedua.

"Totalnya ada Rp 170 miliar. Tahap pertama ada Rp 86 miliar dan tahap kedua ada Rp 84 miliar," kata Jon di Gedung KPU Pusat.

Dia mengatakan, sebagian besar dana tersebut berasal dari caleg. Sementara itu, sisanya berasal dari perusahaan, perorangan, dan simpatisan. Jon juga menambahkan laporan rinci kampanye yang diserahkan hari ini sudah lengkap.

Sementara itu, PPP melaporkan dana kampanye tahap kedua sekitar Rp 51 miliar. Ketua Tim Dana Kampanye PPP, Rachmat Rahmana, mengatakan, pada tahap pertama, partainya sudah melaporkan sekitar Rp 44 miliar. "Secara totalnya, untuk periode ke satu dan kedua Rp 95 miliar," kata Rachmat.

Rachmat mengatakan, sumber dana kampanye berasal dari partai dan caleg. Sumbangan terbesar dari caleg, kata dia, sekitar Rp 1,5 miliar sementara yang terkecil Rp 5 juta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com