Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rhoma: Gelar Profesor karena Saya Dianggap Guru Besar Musik Dangdut

Kompas.com - 28/02/2014, 17:42 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Raja Dangdut Rhoma Irama mengatakan, gelar profesor bidang musik diterimanya dari American University of Hawaii pada tahun 2005. Menurut penjelasan yang diterimanya, gelar itu diberikan karena ia dianggap sebagai guru besar musik dangdut. Hal itu dikatakan Rhoma, dalam wawancara dengan Kompas TV, Jumat (28/2/2014). Gelar itu, menurut Rhoma, diberikan di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur.

"Saya diundang ke TMII. Profesornya yang memberikan. Beliau mengatakan, ada universitas memberikan Anda sebagai profesor di musik karena dianggap guru besar di musik dangdut," ujar Rhoma.

Rhoma mengaku, sejak menerima gelar tersebut, ia tak pernah menggunakannya. Penyematan "profesor" pada baliho yang terpampang, menurutnya, tak dilakukan oleh tim suksesnya. "Sampai saat ini saya tidak pernah menggunakan. Dari 2005 sampai sekarang, saya tidak pernah menggunakan gelar itu, tetapi masyarakat. Mereka sering announce sendiri, Profesor Rhoma Irama. Mereka tahu dari media. Rakyat Indonesia tahu saya profesor musik sejak saat itu," paparnya.

Bakal calon presiden Partai Kebangkitan Bangsa itu juga mengungkapkan, sejumlah akademisi pernah melakukan penelitian tentang dirinya, musik, serta lirik lagu yang dipopulerkan Soneta, grup yang digawangi Rhoma. "Tahun 1982 ada penelitian 'Rhoma Irama and The Dangdut Style'. Ada juga peneliti dari Jepang, Australia. Jadi memang dipelajari, dengan dasar dangdut sebagai genre musik, lirik-lirik Soneta menurut mereka perlu untuk konsumsi dunia. Dasarnya itu," kata Rhoma.

Seperti diberitakan, baliho dan spanduk bergambar Rhoma Irama di Jalan Tanjung Barat Raya, Jakarta Selatan, sempat mengundang perbincangan. Pasalnya, baliho ini bertuliskan "Presiden Kita Bersama Prof Rhoma Irama".

Rhoma mengaku lebih senang jika namanya hanya ditulis Rhoma Irama, tanpa menggunakan gelarnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Komisi II Setuju Perbawaslu Pengawasan Pilkada 2024, Minta Awasi Netralitas PJ Kepala Daerah

Komisi II Setuju Perbawaslu Pengawasan Pilkada 2024, Minta Awasi Netralitas PJ Kepala Daerah

Nasional
Sri Mulyani Irit Bicara Soal Skema 'Student Loan' Imbas UKT Mahal

Sri Mulyani Irit Bicara Soal Skema "Student Loan" Imbas UKT Mahal

Nasional
Angka IMDI 2023 Meningkat, Indonesia Disebut Siap Hadapi Persaingan Digital

Angka IMDI 2023 Meningkat, Indonesia Disebut Siap Hadapi Persaingan Digital

Nasional
Kejagung Koordinasi dengan KIP soal Transparansi Informasi Publik

Kejagung Koordinasi dengan KIP soal Transparansi Informasi Publik

Nasional
Penerbangan Jemaah Bermasalah, Kemenag: Performa Garuda Buruk

Penerbangan Jemaah Bermasalah, Kemenag: Performa Garuda Buruk

Nasional
Kemenkes Minta Masyarakat Tidak Khawatir atas Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura

Kemenkes Minta Masyarakat Tidak Khawatir atas Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura

Nasional
Kasus Simulator SIM, Eks Kakorlantas Polri Djoko Susilo Ajukan PK Lagi

Kasus Simulator SIM, Eks Kakorlantas Polri Djoko Susilo Ajukan PK Lagi

Nasional
Bobby Berpeluang Diusung Gerindra pada Pilkada Sumut Setelah Jadi Kader

Bobby Berpeluang Diusung Gerindra pada Pilkada Sumut Setelah Jadi Kader

Nasional
Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P, Pramono Anung: Tanya ke DPP Sana...

Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P, Pramono Anung: Tanya ke DPP Sana...

Nasional
Pimpinan MPR Temui Jusuf Kalla untuk Bincang Kebangsaan

Pimpinan MPR Temui Jusuf Kalla untuk Bincang Kebangsaan

Nasional
Kemenkes: Subvarian yang Sebabkan Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura, Belum Ada di Indonesia

Kemenkes: Subvarian yang Sebabkan Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura, Belum Ada di Indonesia

Nasional
Sri Mulyani Cermati Dampak Kematian Presiden Iran terhadap Ekonomi RI

Sri Mulyani Cermati Dampak Kematian Presiden Iran terhadap Ekonomi RI

Nasional
Menteri ATR/Kepala BPN Serahkan 356 Sertifikat Tanah Elektronik untuk Pemda dan Warga Bali

Menteri ATR/Kepala BPN Serahkan 356 Sertifikat Tanah Elektronik untuk Pemda dan Warga Bali

Nasional
Pernah Dukung Anies pada Pilkada DKI 2017, Gerindra: Itu Sejarah, Ini Sejarah Baru

Pernah Dukung Anies pada Pilkada DKI 2017, Gerindra: Itu Sejarah, Ini Sejarah Baru

Nasional
Pemerintah Akan Evaluasi Subsidi Energi, Harga BBM Berpotensi Naik?

Pemerintah Akan Evaluasi Subsidi Energi, Harga BBM Berpotensi Naik?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com