Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Berebut" Gus Dur, Bukti Kecemasan Partai Islam

Kompas.com - 17/01/2014, 08:45 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com —
Partai-partai politik peserta Pemilu 2014 melakukan berbagai strategi untuk meningkatkan popularitas dan elektabilitas menjelang hari pemungutan suara. Salah satunya, menggunakan ketokohan presiden keempat RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur sebagai pemikat.

Dua partai yang mulai menggunakan berbagai foto Gus Dur adalah Partai Kebangkitan Bangsa dan Partai Persatuan Pembangunan. Kedua partai ini diyakini mengusung Gus Dur untuk meningkatkan elektabilitas partai.

Pengamat politik dan peneliti senior The Founding Fathers House Dian Permata menilai, menggunakan Gus Dur sebagai simbol seakan menegaskan bahwa tak ada regenerasi di partai Islam. Selain itu, Haul Gus Dur yang diadakan PPP, kata Dian, dianggap sebagai strategi untuk mendekati massa Gus Dur dan keluarganya. Strategi ini dianggap sebagai "obat generik" dalam menanggulangi masalah elektoral PPP.

Sementara itu, Wakil Sekretaris Jenderal PKB Abdul Malik Haramain bahkan menyebut ideologi PPP dengan Gus Dur sebenarnya tidak "nyambung".

"PPP masuk dalam kategori partai yang harap-harap cemas tidak lolos PT (parliamentary treshold). Harapan PPP mendekati Gusdurian tidak bisa dilepaskan dari motif untuk memenuhi elektoral pada Pileg 2014," ujar Dian di Jakarta, Jumat (16/1/2014).

Dian mengatakan, pendekatan ke kelompok Gusdurian juga semakin menegaskan kelompok pengagum Gus Dur sangat potensial. Namun, di sisi lain, hal tersebut menunjukkan tidak ada lagi tokoh yang dimiliki partai Islam sekuat ketokohan Gus Dur.

"Pendekatan kepada Gusdurian juga membenarkan tesis selama ini bahwa partai Islam tidak lagi memiliki tokoh sekaliber Gus Dur. Ini dibuktikan tidak ada satu pun tokoh Islam yang memiliki elektabilitas tinggi atau masuk empat besar," ujarnya.

Menurutnya, pada pemilihan legislatif ini, langkah partai Islam masih terseok. Pasalnya, salah satu petinggi partai Islam terjerat kasus korupsi.

"Partai lslam lainnya terimbas kasus tersebut. Apalagi, pemilih mengganggap kader partai Islam harus mempertontonkan perilaku baik, amanah, dan lain-lain," kata dia.

Seperti diketahui, PKB dan PPP "berebut" Gus Dur setelah PPP memutuskan mengadakan Haul Gus Dur beberapa hari lalu. PKB menganggap PPP hanya mendompleng kebesaran nama Gus Dur padahal ideologi PPP sama sekali tidak cocok dengan pemikiran Gus Dur yang pluralistis. Di sisi lain, PPP berhasil mendekatkan diri kepada keluarga Gusdur. Bahkan, dalam acara Haul Gus Dur yang dilakukan PPP tersebut, keluarga Gus Dur meminta agar PKB tidak lagi menggunakan atribut kampanye dengan foto Gus Dur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Nasional
Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Nasional
Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Nasional
PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

Nasional
PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

Nasional
Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Nasional
Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Nasional
Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com