Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demokrat Bela SBY soal Penanganan Sinabung

Kompas.com - 15/01/2014, 21:30 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Partai Demokrat menampik anggapan bahwa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tak memperhatikan puluhan ribu pengungsi akibat peningkatan aktivitas erupsi Gunung Sinabung, Sumatera Utara. Demokrat membela Presiden SBY dan menyebut Ketua Umum Partai Demokrat itu selalu mengutamakan rakyat.

"Sebagai Presiden, Pak SBY selalu mengutamakan rakyat. SBY juga sudah mengagendakan kunjungan ke Sinabung, hanya waktunya yang harus diatur," ujar Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Nurhayati Ali Assegaf di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (15/1/2014).

Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Ramadhan Pohan menambahkan, Presiden SBY tidak pernah membedakan bencana alam yang terjadi di Indonesia. Dia mencontohkan, SBY pernah menginap cukup lama di Papua.

"Dari segi penduduk, Papua tentu tidak sebesar Jawa. Jauhnya seperti itu, tapi Pak SBY tetap turun di sana. Jadi tidak bisa dikatakan bencana ini lebih penting dari yang lainnya," kata Ramadhan.

Sebagai politisi partai penguasa, Ramadhan pun tak mengetahui mengapa Presiden tidak juga turun mengunjungi Sinabung, meski gunung ini sudah mulai bererupsi sekitar tiga bulan lalu. "Kalau itu saya tidak tahu, bisa ditanyakan ke juru bicara saja," ucapnya.

Ramadhan menuturkan, yang terpenting saat ini Partai Demokrat sudah menerjunkan bantuan ke Gunung Sinabung. Dia menuturkan bahwa para caleg Partai Demokrat sudah mulai membangun posko di sana.

"Seperti saya, walaupun itu bukan dapil saya, relawan saya sudah mulai membuat posko-posko," kata Wakil Ketua Komisi I DPR itu.

Sebelumnya, kritik dilayangkan terhadap sikap Presiden yang dinilai lamban terhadap penanganan korban Gunung Sinabung. Di dunia maya, para pengguna akun Twitter bahkan sudah mempromosikan gerakan "UnfollowSBY" sebagai bentuk protes lambannya Presiden menangani pengungsi di Sinabung.

Seperti diketahui, Gunung Sinabung mengalami erupsi sebanyak 30 kali pada Selasa (14/1/2014) kemarin. Luncuran awan panas yang menyertai letusan pun semakin sering terjadi dengan jarak luncuran semakin jauh. Bila sebelumnya luncuran awan panas mencapai jarak 3 kilometer dari kawah gunung, pada Selasa jaraknya 4 sampai 5 kilometer ke arah Tenggara.

Jumlah pengungsi akibat letusan Gunung Sinabung yang sudah berlangsung berbulan-bulan juga terus bertambah. Per Selasa, jumlah pengungsi tercatat 26.088 orang dari 8.103 kepala keluarga. Para pengungsi tersebut berasal dari 34 desa dan 2 dusun di Kabupaten Karo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Nasional
Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Nasional
Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Nasional
Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Nasional
Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Nasional
Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Nasional
Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Nasional
UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

Nasional
Jemaah Haji Tak Punya 'Smart Card' Terancam Deportasi dan Denda

Jemaah Haji Tak Punya "Smart Card" Terancam Deportasi dan Denda

Nasional
Sebelum Wafat, Jampidum Kejagung Sempat Dirawat di RSCM 2 Bulan

Sebelum Wafat, Jampidum Kejagung Sempat Dirawat di RSCM 2 Bulan

Nasional
Jampidum Kejagung Fadil Zumhana Meninggal Dunia

Jampidum Kejagung Fadil Zumhana Meninggal Dunia

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, PKS: Kontrol Terhadap Pemerintah Wajib

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, PKS: Kontrol Terhadap Pemerintah Wajib

Nasional
Istri di Minahasa Dibunuh karena Mengigau, Komnas Perempuan Sebut Fenomena Femisida

Istri di Minahasa Dibunuh karena Mengigau, Komnas Perempuan Sebut Fenomena Femisida

Nasional
Kabaharkam Siapkan Strategi Pengamanan Khusus di Akses Masuk Pelabuhan Jelang WWF ke-10 di Bali

Kabaharkam Siapkan Strategi Pengamanan Khusus di Akses Masuk Pelabuhan Jelang WWF ke-10 di Bali

Nasional
Ketua KPU Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada, Pakar: Jangan-jangan Pesanan...

Ketua KPU Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada, Pakar: Jangan-jangan Pesanan...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com