Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Marzuki Alie: SBY Sayang Anas Urbaningrum

Kompas.com - 13/01/2014, 15:38 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Marzuki Alie mengaku bingung dengan tindakan dan pernyataan yang disampaikan mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, yang kerap menyinggung nama Susilo Bambang Yudhoyono. Anas kini ditahan di Rumah Tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai tersangka kasus dugaan korupsi proyek Hambalang. 

Marzuki mengungkapkan, SBY sudah menyiapkan masa depan untuk mantan Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB-HMI) itu.

"Kami semua sebenarnya sayang sama Anas. Pak SBY, Pak Hadi Utomo, dan saya sayang dengan Anas. Tapi, kami enggak tahu cara berpikir dia sampai akhirnya seperti ini," ujar Marzuki di Kompleks Parlemen, Senin (13/1/2014).

KOMPAS IMAGES/RODERICK ADRIAN MOZES Ketua DPR RI Marzuki Alie saat berkunjung ke Redaksi Kompas.com, Palmerah, Jakarta, Senin (6/1/2014).
Marzuki mengisahkan, saat Anas menyelesaikan tugasnya sebagai anggota Komisi Pemilihan Umum, dia tidak mempunyai pekerjaan. Akhirnya, lanjut Marzuki, Ketua Umum DPP Partai Demokrat saat itu, Hadi Utomo, meminta Anas diberikan kendaraan pribadi dan uang bulanan.

"Dulu, saya ini Sekjen, tapi tidak terima uang saku atau dikasih kendaraan. Apa kurang baiknya Demokrat sama Anas," ujar Ketua Dewan Perwakilan Rakyat itu.

Marzuki menambahkan,  setiap kali ada acara Demokrat, Anas juga selalu ditonjolkan. SBY, sebut Marzuki, juga sudah menyiapkan masa depan dan posisi bagi Anas.

"Jadi Anas itu ditampilkan dan dibesarkan betul Partai Demokrat. Itu fakta sejarah. Saya enggak tahu dia kenapa bisa berubah seperti sekarang, saya tidak paham," katanya.

Saat ditanya soal kemungkinan Anas kembali menyeret nama SBY dalam perkara Hambalang, Marzuki mengaku tak terlalu yakin. "Kalau dia nyanyi kan berarti dia pemain juga. Saya yakin dia bukan pemain, hanya kalau terseret saya yakin, iya," ujar Marzuki.

Anas ditahan

Anas ditahan KPK pada Jumat (10/1/2014) lalu, dalam perkara kasus korupsi proyek Hambalang dan proyek lain. Ia ditahan setelah diperiksa selama 4 jam oleh penyidik KPK. Usai diperiksa, Anas langsung ditahan. Saat keluar dari gedung KPK dengan menggunakan rompi tahanan, Anas sempat mengucapkan terima kasih kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yang juga Ketua Umum DPP Partai Demokrat.

"Terima kasih kepada Pak SBY. Mudah-mudahan peristiwa ini mempunyai arti dan makna, dan menjadi hadiah tahun baru 2014," kata Anas di Gedung KPK, Jakarta, Jumat (10/1/2014).

Anas juga mengucapkan terima kasih kepada Ketua KPK Abraham Samad yang menandatangani surat penahanannya serta penyidik KPK, Endang Tarsa dan Bambang Sukoco, yang memeriksanya.

Terkait proyek Hambalang, KPK tak hanya menetapkan Anas sebagai tersangka. KPK juga menetapkan empat orang lainnya sebagai tersangka, tetapi dengan sangkaan berbeda, yakni melakukan penyalahgunaan kewenangan terkait proyek Hambalang. Keempat orang itu adalah mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng, mantan Kepala Biro Keuangan dan Rumah Tangga Kemenpora Deddy Kusdinar, Direktur PT Dutasari Citralaras Mahfud Suroso, dan mantan petinggi PT Adhi Karya Teuku Bagus Muhammad Noor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Nasional
Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Nasional
Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Nasional
Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Nasional
Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Nasional
PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

Nasional
PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

Nasional
Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Nasional
Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Nasional
Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com