"Secara umum, hidup matinya konvensi, meriah tidaknya itu tergantung dua hal. Pertama, partai mana pun kalau dihambat dengan berbagai kasus, konvensinya akan terpukul," ujar Effendi saat dihubungi Kamis (2/1/2014).
Effendi menilai banyaknya kader Partai Demokrat yang diperiksa terkait perkara hukum di tahun ini akan sangat menentukan citra dari partai itu. Citra partai, lanjutnya, akan sangat berpengaruh pada popularitas konvensi.
"Faktor yang kedua tergantung pada perilaku para elite Partai Demokrat yang kerap menyatakan pernyataan kontroversial. Kritik ini langsung direspon dengan membentuk juru bicara," ucap Effendi.
Pakar komunikasi politik Universitas Indonesia (UI) ini melihat meski sudah ditunjuk juru bicara, pola komunikasi Partai Demokrat tidak menunjukkan perbaikan.
"Belum ada perubahan signifikan sampai saat ini," katanya.
Kampanye tak menonjol
Selain faktor internal Partai Demokrat, Effendi juga melihat saat ini peserta konvensi belum memaksimalkan kampanye. Dia melihat hanya Dahlan Iskan dan Anies Baswedan yang memiliki kampanye yang kuat sehingga elektabilitasnya pun mulai terasa.
Sementara itu, Gita Wirjawan dan Endriartono, sebut Effendi, kampanye yang dilakukan tidak sesuai dengan pribadi masing-masing. Beda lagi dengan Irman Gusman dan Marzuki Alie yang kurang terekspos.
"Khusus Marzuki, saya lihat dia punya ide yang sangat berbeda dengan Pak SBY. Saat ini, Partai Demokrat sebenarnya butuh orang-orang yang menunjukkan perbedaan dengan Pak SBY sebagai solusi dari ketidakpuasan publik terhadap kinerja pemerintahan," tutur Effendi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.