Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jaringan Baru Teroris Muda Miliki Pengaderan Sistematis

Kompas.com - 02/01/2014, 09:57 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Kinerja aparat Detasemen Khusus 88 Antiteror (Densus 88 Antiteror) menangkap enam anggota kelompok teroris di Ciputat pada penghujung 2013 patut diapresiasi. Aparat kepolisian, terutama intelijen, diminta harus tetap mewaspadai pertumbuhan jaringan kelompok teror baru ini. Kelompok tersebut dikatakan memiliki pola pengaderan yang sistematis sehingga terus menjamur.

"Meluasnya jaringan-jaringan baru teroris muda di Indonesia menunjukkan gelagat pengaderan yang sistematis dan terpola," ujar Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo di Jakarta, Kamis (2/1/2014).

Tjahjo menilai perlunya pengefektifan fungsi intelijen dan deteksi dini untuk melakukan pencegahan awal terhadap potensi-potensi terorisme. Intelijen, kata Tjahjo, juga perlu secara detail melakukan pemetaan jaringan dan aksi-aksi kelompok radikal atau terorisme serta mengantisipasi aksi-aksi kelompok radikal baru yang berpotensi mengganggu keamanan dan stabilitas nasional.

"Pola gerakan tetap harus dicermati pada wilayah-wilayah pinggiran Ibu Kota dan daerah atau kota-kota yang berpotensi strategis terhadap ancaman tersebut," ujar anggota Komisi I DPR ini.

Tjahjo yakin bahwa intelijen sebenarnya sudah melakukan pemetaan. Namun, deteksi dini tetap harus ditingkatkan sehingga lebih efektif menghambat pembentukan kelompok baru. Menurut Tjahjo, yang tidak boleh dilupakan juga adalah fungsi pengawasan dan koordinasi yang tidak hanya melibatkan jajaran aparat dan intelijen terpadu, tetapi juga harus melibatkan tokoh-tokoh masyarakat di berbagai elemen, khususnya jaringan narkoba, penyelundupan, dan jaringan perdagangan gelap untuk senjata.

"Pihak intelijen juga perlu me-monitoring pengamanan jaringan frekuensi radio ataupun jaringan kabel," katanya.

Di sisi lain, ucap Tjahjo, pemerintah harus memberikan perhatian penuh terhadap berbagai akses dan pendanaan terhadap tugas operasional intelijen di dalam dan luar negeri. Satuan intelijen dan Densus 88, lanjutnya, juga perlu diperbanyak untuk mengefektifkan pola gerakan antisipasi melawan teror kota yang dapat memicu gangguan kemanan dan ketertiban masyarakat.

Sebelumnya, tim Densus 88 Antiteror menggerebek salah satu rumah di kawasan Ciputat, Tangerang Selatan. Sebanyak enam orang tewas dalam aksi baku tembak selama 10 jam. Kelompok Ciputat ini diketahui adalah bagian dari kelompok teror Abu Roban. Mereka diduga terlibat dalam aksi penembakan aparat kepolisian, melakukan pengeboman di Wihara Ekayana, dan melakukan perampokan Bank Rakyat Indonesia unit Panongan, Tangerang Selatan. Aksi perampokan dilakukan sebagai bagian dari fa’i atau pengumpulan uang untuk mendanai aksi kelompok lainnya yang tersebar di Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kejagung Dijaga Prajurit Puspom di Tengah Isu Penguntitan, Menko Polhukam: TNI Memang Ada di Sana

Kejagung Dijaga Prajurit Puspom di Tengah Isu Penguntitan, Menko Polhukam: TNI Memang Ada di Sana

Nasional
Addin Jauharuddin Dilantik Jadi Ketum Gerakan Pemuda Ansor 2024-2029

Addin Jauharuddin Dilantik Jadi Ketum Gerakan Pemuda Ansor 2024-2029

Nasional
Komisi III Buka Kans Panggil Kabareskim soal Kasus Vina Cirebon

Komisi III Buka Kans Panggil Kabareskim soal Kasus Vina Cirebon

Nasional
KPK Sebut Putusan Sela yang Bebaskan Gazalba Saleh Ngawur dan Konyol

KPK Sebut Putusan Sela yang Bebaskan Gazalba Saleh Ngawur dan Konyol

Nasional
Saksi Sebut Sekjen Hermawi Taslim Tahu Acara Partai Nasdem Dibiayai Kementan Rp 850 Juta

Saksi Sebut Sekjen Hermawi Taslim Tahu Acara Partai Nasdem Dibiayai Kementan Rp 850 Juta

Nasional
Penampakan Caleg PKS Tersangka Narkoba Tiba di Bareskrim

Penampakan Caleg PKS Tersangka Narkoba Tiba di Bareskrim

Nasional
Ingin Khofifah Gandeng PDI-P di Pilkada Jatim, Said: Alangkah Baiknya Jatim Itu Belah Semangka

Ingin Khofifah Gandeng PDI-P di Pilkada Jatim, Said: Alangkah Baiknya Jatim Itu Belah Semangka

Nasional
Pemilik Burj Khalifa Temui Prabowo, Ingin Bangun Pariwisata Indonesia

Pemilik Burj Khalifa Temui Prabowo, Ingin Bangun Pariwisata Indonesia

Nasional
Dirut BPJS: Dokter Asing Boleh Layani Pasien BPJS Kesehatan, asal...

Dirut BPJS: Dokter Asing Boleh Layani Pasien BPJS Kesehatan, asal...

Nasional
Syukur Aisyah Rumahnya Direnovasi, Tak Lagi Tidur Beralas Tanah dan BAB di Plastik

Syukur Aisyah Rumahnya Direnovasi, Tak Lagi Tidur Beralas Tanah dan BAB di Plastik

Nasional
Ada Dugaan Jampidsus Dikuntit Densus, Menko Polhukam Sebut Hubungan Polri-Kejagung Aman

Ada Dugaan Jampidsus Dikuntit Densus, Menko Polhukam Sebut Hubungan Polri-Kejagung Aman

Nasional
Kementan Danai Acara Partai Nasdem untuk Caleg DPR RI Rp 850 Juta

Kementan Danai Acara Partai Nasdem untuk Caleg DPR RI Rp 850 Juta

Nasional
Jampidsus Dilaporkan Dugaan Korupsi, Ketua KPK: Semua Aduan Ditangani dengan Prosedur Sama

Jampidsus Dilaporkan Dugaan Korupsi, Ketua KPK: Semua Aduan Ditangani dengan Prosedur Sama

Nasional
Kalah di Putusan Sela, KPK Akan Bebaskan Lagi Hakim Agung Gazalba Saleh

Kalah di Putusan Sela, KPK Akan Bebaskan Lagi Hakim Agung Gazalba Saleh

Nasional
Megawati Kritik Revisi UU MK, PDI-P Pertimbangkan Layangkan Nota Keberatan Saat Paripurna DPR

Megawati Kritik Revisi UU MK, PDI-P Pertimbangkan Layangkan Nota Keberatan Saat Paripurna DPR

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com