Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Mulyono Tak Gentar Hadapi Somasi SBY

Kompas.com - 30/12/2013, 09:16 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Aktivis Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI), Sri Mulyono, mengaku tak gentar dengan dua somasi yang dilayangkan kuasa hukum keluarga Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Palmer Situmorang. Sri mengatakan, ia telah menerima dua surat somasi, yaitu pada tanggal 14 dan 20 Desember 2013. Menurut dia, jika hingga panggilan ketiga ia tak merespons somasi tersebut, maka kasus ini akan dibawa ke ranah hukum.

Hingga saat ini, ia mengaku belum merespons somasi tersebut. Sri mengatakan, somasi dilayangkan tanpa surat kuasa dari Presiden SBY kepada Palmer. Somasi ini berkaitan dengan tulisan yang di-posting Sri Mulyono di Kompasiana, dengan judul "Anas: Kejarlah Daku Kau Terungkap". Palmer menyayangkan, Mulyono menggunakan kata "memerintahkan" dalam tulisannya.

"Saya tidak gentar, malah menunggu. Saya ingin membuka apakah ini benar perintah SBY atau bukan (penetapan tersangka Anas). Saya diminta klarifikasi, memberikan penjelasan, serta bukti-bukti. Kalau tidak, maka tanggal 8 Januari kata pengacaranya, Palmer, akan dibawa ke ranah hukum," kata Sri, saat dihubungi Kompas.com, Senin (30/12/2013).

Dalam tulisannya itu, Sri menulis bahwa SBY memerintahkan Komisi Pemberantasan Korupsi menangkap Anas Urbaningrum, saat itu Ketua Umum Partai Demokrat, lewat pidato di Jeddah, Arab Saudi.

"Saya punya bukti-buktinya berupa pemberitaan dari media online. Kata-kata Pak SBY dari pidatonya, yang intinya, 'Dari Tanah yang Mulia ini, saya mohon kepada KPK untuk memberikan konklusi dan tuntas terhadap kader-kader Demokrat yang dipandang bermasalah. Kalau dinyatakan salah, kami terima sebagai sebuah kesalahan. Kalau tidak salah, kenapa tidak salah?" kata Sri menirukan isi pidato SBY.

Ia menilai, kata-kata SBY itu merupakan perintah kepada KPK terkait status tersangka Anas. Namun, ia mengaku tak memiliki rekaman audio pidato tersebut. "Saya cari-cari belum ketemu, semoga nanti ketemu," katanya.

Saat ini, menurut dia, ada 20 pengacara yang siap mendampinginya jika memang keberatan dari pihak SBY berlanjut ke jalur hukum.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com