Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Atut Terjerat Kasus Alkes Banten atau Pilkada Lebak?

Kompas.com - 17/12/2013, 11:49 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Meski pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi sudah membenarkan penetapan tersangka Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah, KPK belum memberikan keterangan resmi mengenai kasus yang menjerat politikus wanita Partai Golkar tersebut. Pimpinan KPK akan menggelar jumpa pers mengenai status Atut ini pada Selasa (17/12/2013) sekitar pukul 15.00 WIB.

Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto mengisyarakatkan kalau Atut terjerat kasus yang berkaitan dengan pengadaan alat kesehatan.

“Pokoknya berkaitan dengan alkes,” kata Bambang, di Balai Kartini, Jakarta, pagi tadi.

KPK memang mengusut pengadaan alat kesehatan di Provinsi Banten. Terkait penyelidikan alkes Banten ini, Atut sudah dimintai keterangannya. Namun, Atut tidak menjawab pertanyaan wartawan seusai dimintai keterangan beberapa waktu lalu.

KOMPAS Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah beserta kerabatnya menguasai 175 proyek di Provinsi Banten dalam rentang waktu 2011-2013 dengan total nilai Rp 1,148 triliun.
Dari penelusuran Kompas, Atut diduga mendapatkan bagian fee atas pengadaan alat kesehatan di Provinsi Banten. Jumlah bagian fee yang diperoleh Atut masih dalam penghitungan KPK.

Pengadaan alat kesehatan di Provinsi Banten diduga memang dikendalikan oleh keluarga Atut. Adik Atut, Tubagus Chaeri Wardana alias Wawan, telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pengadaan alat kesehatan di Kota Tangerang Selatan (Tangsel). Wawan adalah suami dari Wali Kota Tangsel Airin Rachmi Diany. 

Kasus Pilkada Lebak

Sumber internal KPK lainnya menyebutkan, Atut ditetapkan sebagai tersangka berkaitan dengan sengketa Pemilihan Kepala Daerah Lebak, Banten, yang ditangani Mahkamah Konstitusi. Dalam kasus sengketa Pilkada Lebak, KPK juga menetapkan Wawan sebagai tersangka. Dia diduga menyuap mantan Ketua MK, Akil Mochtar, melalui pengacara Susi Tur Andayani.

Terkait penyidikan kasus ini, KPK sudah dua kali memeriksa Atut sebagai saksi. Atut juga dicegah bepergian ke luar negeri terkait dengan penyidikan kasus Pilkada Lebak ini.

KPK menduga perintah penyuapan oleh Wawan datang dari Atut. Wawan adalah tim sukses pasangan calon bupati Lebak yang diusung Partai Golkar, yakni Amir Hamzah dan Kasmin bin Saelan. Diduga, Wawan hendak menyuap Akil melalui Susi terkait gugatan hasil Pilkada Lebak yang diajukan Amir dan Kasmin ke MK.

Pilkada Lebak dimenangi oleh pasangan Iti Octavia dan Ade Sumardi yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. KPK bahkan memiliki rekaman pembicaraan antara Atut dan Akil.

Selain itu, Atut diketahui berakhir pekan di Singapura bersama Akil dan Wawan pada Sabtu (21/9/2013). Wawan juga mengakui pernah menemani Atut bertemu Akil di Singapura.

Pengacara Wawan, Pia Akbar Nasution, mengatakan bahwa dalam pertemuan itu tidak ada pembicaraan terkait perkara. Wawan dan Atut hanya berkonsultasi mengenai pilkada secara umum.

Pengacara membantah

Pengacara Atut, Tubagus Sukatma, membantah kliennya terlibat pengadaan alkes Banten maupun Pilkada Lebak. Untuk kasus Banten, Sukatma membantah ada fee proyek alkes yang diterima Atut.

“Enggak ada, berkaitan dengan fee atau apa itu, enggak ada sama sekali,” ujarnya.

Bantahan juga disampaikan terkait kasus Pilkada Lebak. Menurutnya, tidak ada arahan dari Atut untuk memberikan uang kepada Akil.

“Beliau tidak ada memberikan arahan maupun instruksi untuk memberikan sesuatu kepada Akil. Itu sudah dinyatakan oleh pihak saya, Pak Wawan, jadi sama sekali tidak ada,” kata Sukatma.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Ahli Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Ahli Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
'Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?'

"Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?"

Nasional
Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Nasional
Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Nasional
Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Nasional
Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com