"Sebenarnya, Mahfud dalam tanda kutip rugi bila menyetujui ini. Ada ceruk yang lebih besar yang akan hilang," kata pria yang akrab disapa Boni itu di Jakarta, Senin (25/11/2013).
Boni menilai masyarakat menganggap Mahfud sebagai tokoh nasionalis yang memperjuangkan konstitusi dan penegakan hukum. Apabila dia dijadikan sebagai tokoh koalisi parpol Islam, katanya, maka Mahfud kemungkinan akan melakukan kompromi politik apabila ada tokoh-tokoh partai Islam yang melakukan pelanggaran hukum.
Ia juga menambahkan, wacana koalisi parpol Islam merupakan bentuk keputusasaan dari parpol-parpol Islam karena perolehan suara mereka yang terus menurun dalam setiap pemilu. Selain itu, Boni juga meragukan apabila terbentuk, mereka ini akan melebur. Sebaliknya, masing-masing parpol, kata Boni, akan tetap menampilkan karakternya masing-masing.
"Bukan karakter yang ideologis lagi. Itu dia celakanya. Seringkali karakter kelompok, karakter kepentingan," ujarnya.
Seperti diberitakan, berdasarkan survei Lembaga Survei Nasional (LSN), Mahfud MD dinilai sebagai tokoh yang paling bisa mempersatukan partai-partai berbasis massa Islam di Pemilu 2014. Mahfud paling banyak dipilih oleh publik karena dinilai berhasil saat memimpin MK. Selain itu, Mahfud juga dipilih karena dianggap sebagai sosok yang bisa diterima lintas aliran.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.