Kepala Negara, yang juga Ketua Umum Partai Demokrat, bahkan diperkirakan akan semakin menjadi sensitif dan cepat marah. Demikian disampaikan pakar komunikasi politik, Tjipta Lesamana, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (1/11/2013).
"Pak SBY dihinggapi banyak masalah sehingga semakin dekat pemilu, semakin sensitif, cepat marah, dan sewot," kata Tjipta.
Ia mencontohkan sikap sensitif Presiden ditunjukkan dalam menanggapi keberadaan organisasi masyarakat yang dibentuk mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum. Ia tampak kesal dengan ulah para mantan Demokrat yang kerap menyerang Partai Demorat.
Hal ini disampaikan SBY dalam pidato politiknya sebagai Ketua Umum Partai Demokrat dalam acara Rapat Kerja Nasional Partai Demokrat akhir pekan lalu. "Pak SBY terlalu dihantui oleh ketakutan berlebih terhadap Anas dan PPI-nya. Harusnya nggak perlu. PPI ini kan bayi. Dalam kekisruhan, ini akan sangat menguntungkan Anas Urbaningrum dan merugikan Pak SBY. Padahal, Demokrat ini besar dan powerful," kata Tjipta.
Seperti diketahui, SBY dikatakan sempat mengirim pesan singkat kepada semua pengurus partai menyikapi langkah Anas yang dinilainya menyerang Demokrat dan dirinya. Reaksi SBY itu muncul pasca-tudingan bahwa Badan Intelijen Negara menjemput mantan Ketum Demokrat, Subur Budhisantoso.
Di dalam Rapimnas Partai Demokrat pekan lalu, SBY pun kembali curhat perihal serangan terhadap dirinya sebagai Presiden. SBY merasa sering difitnah, bahkan sampai digebuki. "Sayang sekali yang menyerang dan menggebuki sebagian kecil juga dulu pernah bersama-sama kita," kata SBY saat membuka acara Temu Kader dan Perayaan HUT Demokrat di Sentul International Convention Center (SICC) di Bogor, Jawa Barat, Sabtu (26/10/2013).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.