Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Gebyok" di Rumah Sutarman Sedot Perhatian Anggota Dewan

Kompas.com - 09/10/2013, 14:58 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Pintu kayu penuh ukiran menyambut kedatangan Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat di rumah Kepala Bareskrim Komisaris Jenderal Sutarman, di Kompleks Perumahan Bintaro Sektor 9, Tangerang Selatan, Rabu (9/10/2013). Kedatangan rombongan Komisi III merupakan bagian dari uji kelayakan dan kepatutan terhadap Sutarman yang menjadi calon tunggal kepala Polri.

Beberapa anggota Dewan terlihat terkesima melihat ukiran kayu jati tersebut. Salah satunya anggota Komisi III dari Fraksi Partai Hanura Sarifuddin Sudding.

"Saya kagum sekali dengan ornamen gebyok ini. Saya orang Makassar, tapi suka dengan seni Jawa, termasuk gebyok. Tapi karena harganya mahal banget, sampai sekarang enggak kesampean," celetuk Sudding.

Komentar Sudding ini pun langsung mengundang tawa para anggota Dewan yang ikut dalam rombongan. Kunjungan ke rumah Sutarman salah satunya untuk menelisik sisi pribadinya. Kehidupan keluarga hingga kesederhanaan menjadi salah satu poin yang dinilai anggota Komisi III dari Sutarman.

Ornamen khas Jawa, gebyok, memang menjadi bagian paling mencolok dari rumah Sutarman. Gebyok ini berada di pintu masuk utama menuju ruang tamu. Memasuki ruang tamu berukuran 8 x 6 meter itu, ornamen itu masih kental terasa. Seisi ruang tamu, mulai dari dinding, langit-langit, hingga furnitur kursi dan lemari dipenuhi dengan kayu jati.

Kompas.com/SABRINA ASRIL Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat mendatangi rumah calon Kapolri, Komisaris Jenderal Sutarman, di kawasan Bintaro, Rabu (9/10/2013). Kedatangan Komisi III DPR ini merupakan salah satu rangkaian proses uji kepatutan dan kelayakan calon Kapolri.

Terdapat pula sebuah pintu gebyok yang membatasi ruang tamu dengan ruang selanjutnya yang dilapisi kaca.

Tak hanya gebyok yang menghiasi ruang tamu kediaman Sutarman. Beberapa lukisan wanita Jawa, jam kayu klasik setinggi 2 meter, dan sebuah akuarium berisi ikan arwana menambah kemewahan ruang tamu itu.

Politisi PPP, Ahmad Yani, juga sempat menyinggung soal keberadaan gebyok ini. Ia mempertanyakan alasan menggunakan ornamen gebyok untuk rumah. Padahal, istri Sutarman, Elly Sugiarti, asli dari Garut.

"Ya, kalau adat Jawa, Mas (Sutarman) yang suka. Kalau positif, saya mengikut saja. Saya juga senang dengan budaya Indonesia. Kalau Jawa, karena beliau kepala keluarga, saya sebagai istri beliau senang-senang saja," kata Elly.

Saat kunjungan ini, hanya terlihat satu mobil yang diparkir di garasi bawah tanah yang cukup luas di rumah itu. Sutarman mengaku selama ini selalu melaporkan harta kekayaan. Ada tiga mobil yang dimilikinya, dan sudah dilaporkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi.

Setelah berbincang selama 2 jam, para wakil rakyat pun dijamu makan siang. Dari hasil kunjungan ini, Komisi III DPR menilai kekayaan Sutarman masih dianggap wajar.

"Kalau kami lihat Pak Tarman dan Ibu cerita mulai dari awal, beliau sudah sangat lama tinggal di sini. Membeli perabotan dari menabung gaji, saya kira ini cukup wajar. Tadi juga kalau ada tanah perluasan dari masyarakat yang membelinya kadang tidak dengan uang, tapi dengan beras," kata Wakil Ketua Komisi III DPR Tjatur Sapto Edy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com