Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/08/2013, 09:44 WIB

KOMPAS.com - Anggota DPR ternyata tidak hanya pandai menghilang dari ruang-ruang rapat, tetapi juga piawai raib dari laporan audit investigatif BPK tahap II proyek Hambalang. Namun, jangan senang dulu. Dalam draf laporan audit investigatif yang murni (laporan yang disusun sebelum nama-nama anggota DPR dihilangkan) juga beredar di masyarakat.

Artinya, KPK dapat menggunakan draf laporan tersebut untuk mengusut keterlibatan anggota DPR dalam pembahasan anggaran proyek Hambalang di Komisi X DPR. Kalaupun KPK enggan mengusut nama-nama tersebut, masyarakat tetap akan menghukum secara sosial dengan kemungkinan tidak akan memilih mereka sebagai wakilnya dalam pemilu mendatang.

Hilangnya nama-nama anggota DPR dalam laporan audit resmi BPK yang disampaikan ke DPR memang terasa janggal dan aneh. Dalam beberapa jumpa pers sebelumnya saat menyampaikan progres audit investigatif Hambalang tahap II, Ketua BPK Hadi Purnomo mengatakan, salah satu yang disorot BPK adalah proses persetujuan anggaran di DPR. BPK juga telah meminta keterangan dari sejumlah anggota DPR yang dinilai terkait dengan kasus tersebut.

Namun, sebelum BPK menyerahkan laporan audit secara resmi ke DPR, draf laporan yang memuat nama-nama anggota DPR sudah beredar. Jadi, sangat mengejutkan tatkala nama-nama anggota DPR tersebut hilang dalam laporan resmi.

Dalam draf laporan yang murni, secara gamblang pada halaman 18-42 dijelaskan proses penganggaran proyek Hambalang di DPR, termasuk 15 anggota DPR yang diduga terlibat.

Jenis penyimpangan yang dilakukan para anggota DPR itu adalah meneken persetujuan alokasi anggaran pada APBN Perubahan 2010 meskipun tambahan anggaran optimalisasi Rp 600 miliar belum dibahas dalam rapat kerja antara DPR dan Kementerian Pemuda dan Olahraga. Modus sama juga dilakukan anggota DPR pada pembahasan anggaran Hambalang dalam APBN 2011.

Hadi Purnomo mengaku tidak tahu menahu soal draf laporan yang memuat nama-nama anggota DPR tersebut. Ketua DPR Marzuki Alie bilang tidak ada nama-nama anggota DPR dalam laporan audit resmi yang diterima DPR. Kendati demikian, pihaknya mendukung KPK untuk menindak siapa pun anggota DPR yang terlibat.

Hilangnya 15 nama anggota DPR membuktikan BPK rentan diintervensi. Intervensi juga terjadi saat BPK melakukan audit Hambalang tahap I. Dalam draf laporan yang murni, Andi Mallarangeng (Menteri Pemuda dan Olahraga saat itu) disebut sebagai pihak yang diduga terkait. Namun, dalam laporan yang diserahkan ke DPR, nama Andi hilang.

Untung saja, cepat terungkap media. Akibat tekanan publik, nama Andi akhirnya masuk kembali ke dalam laporan audit. Untungnya lagi, masih ada pihak yang membocorkan dokumen supaya publik tahu. (M Fajar Marta)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Nasional
Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Nasional
Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri 'Drone AI' Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri "Drone AI" Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Nasional
Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Nasional
Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Nasional
Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Nasional
Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Nasional
15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, 'Prof Drone UI' Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, "Prof Drone UI" Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

Nasional
Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan 'Hardware'

Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan "Hardware"

Nasional
Indonesia Harus Kembangkan 'Drone AI' Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Indonesia Harus Kembangkan "Drone AI" Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Nasional
Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Nasional
Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Nasional
9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

Nasional
Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Nasional
Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com