Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Intrans: Cawapres, Ginanjar Kartasasmita Kalahkan Gita dan HT

Kompas.com - 14/07/2013, 20:34 WIB
Icha Rastika

Penulis

KOMPAS/ARBAIN RAMBEY Ginanjar Kartasasmita


JAKARTA, KOMPAS.com - Politikus senior Partai Golkar Ginanjar Kartasasmita disebut berpeluang besar menjadi calon wakil presiden unggul pada pemilihan umum 2014. Penilaian ini berdasarkan hasil penelitian kualitatif yang dilakukan Institute for Transformation Studies (Intrans).

“Setelah mempertimbangkan seluruh atribut maka responden memilih Ginanjar di posisi teratas dengan selisih tidak jauh berbeda dengan Gita Wirjawan dan Hary Tanoesoedibjo,” kata Direktur Eksekutif Intrans, Saiful Haq saat memaparkan hasil penelitian lembaganya di Jakarta, Minggu (4/7/2013).

Penelitian Intrans yang dilakukan pada Mei-Juli 2013 ini mengukur persepsi dan sikap pemilih terhadap asosiasi atribut kandidat capres dan cawapres 2014. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif yang melibatkan 150 responden yang dibagi dalam 10 kelompok focus group discussion (FGD).

Dalam setiap diskusi dilakukan pendalaman subtansi pertanyaan riset dengan menggunakan metode diskusi mendalam dengan dipandu oleh seorang fasilitator.

Dari hasil penelitian, ada sejumlah nama lainnya yang dianggap unggul sebagai cawapres 2014 secara berturut-turut, yakni Gita Wirjawan, Hary Tanoe, Aburizal Bakrie, Mahfud MD, Jusuf Kalla, Wiranto, Dahlan Iskan, Akbar Tanjung, dan Djoko Suyanto.

Penentuan rangking cawapres ini, menurut Saiful, dilakukan dengan menggabungkan seluruh atribut yang sudah ditentukan responden. Ada sejumlah atribut yang ditentukan responden, yakni profesionalisme, cerdas, solusi ekonomi, rendah hati, dan pengalaman dalam karir.

Diakui Saiful, nama Ginanjar memang baru muncul dua bulan terakhir. Pihaknya memasukkan nama Ginanjar dalam penelitian ini dengan mempertimbangkan kemungkinan skenario Golkar versus Jusuf Kalla pada 2004, bisa terulang.

Pada Pemilu 2004, Susilo Bambang Yudhoyono selaku capres memilih berdampingan dengan Jusuf Kalla, sementara Partai Golkar yang merupakan tempat bernaung Kalla, justru mengusung Wiranto sebagai calon presiden. “Itu variabel yang tidak bisa dihindari sehingga kita masukkan,” tambah Saiful.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com