Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SBY Terima SMS dari Napi Lapas Tanjung Gusta

Kompas.com - 13/07/2013, 14:47 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Dalam pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di hadapan para menterinya, Sabtu (13/7/2013), terselip sebuah informasi yang diterima Presiden dari narapidana Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Tanjung Gusta, Medan.

Narapidana itu mengeluhkan persoalan listrik dan air yang menjadi hak dasar mereka selama di tahanan. "Kalau benar ini, yang di dalam pun mengirim SMS kepada saya. Saya hargai. Yang di dalam narapidana. Intinya Pak SBY jangan salah terima, kami tidak berarti ingin melakukan sesuatu, tapi listrik dan air penyebabnya tidak ada respons," kata Presiden SBY saat rapat terbatas yang digelar di Landasan Udara Halim Perdanakusuma, Sabtu. 

Selain persoalan listrik dan air, Presiden SBY mengakui adanya provokator dalam peristiwa kerusuhan di Lapas Tanjung Gusta itu.

Namun, Presiden menilai pokok permasalahan Lapas Tanjung Gusta ada pada pemenuhan hak-hak dasar para narapidana. "Hak-hak dasar ini yang harus kami penuhi. Ini bulan Ramadhan. Banyak di antara mereka ada juga yang berpuasa. Jadi, jangan gara-gara napi lantas kehilangan hak dasarnya. Ini prinsip," kata Presiden SBY.

Presiden mengaku telah menganggarkan Rp 1 triliun untuk meningkatkan kapasitas lapas, terutama yang sudah over capacity. "Tujuannya, jangan sampai terjadi apa yang terjadi di Medan ini. Saya ingin dapat laporan digunakan seperti apa," kata SBY. Kalau memang dinilai masih kurang, lanjut SBY, anggaran itu bisa ditambah lagi mengingat perekonomian yang kini membaik sehingga anggaran bisa meningkat.

Kamis lalu, ratusan narapidana dan tahanan melarikan diri dari Lapas Tanjung Gusta. Peristiwa itu bermula saat pasokan listrik dan air ke lapas itu terhenti. Kekacauan pun terjadi dan berujung pada pembakaran di beberapa titik lapas. Saat situasi kacau inilah, ratusan warga binaan kabur setelah sebelumnya menyandera 15 petugas lapas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Nasional
SYL Sebut Perjalanan Dinas Atas Perintah Presiden untuk Kepentingan 280 Juta Penduduk

SYL Sebut Perjalanan Dinas Atas Perintah Presiden untuk Kepentingan 280 Juta Penduduk

Nasional
DKPP Sebut Anggarannya Turun saat Kebanjiran Kasus Pelanggaran Etik

DKPP Sebut Anggarannya Turun saat Kebanjiran Kasus Pelanggaran Etik

Nasional
Lima Direktorat di Kementan Patungan Rp 1 Miliar Bayari Umrah SYL

Lima Direktorat di Kementan Patungan Rp 1 Miliar Bayari Umrah SYL

Nasional
DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik, Diprediksi Terus Bertambah Jelang Pilkada

DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik, Diprediksi Terus Bertambah Jelang Pilkada

Nasional
KPK Bakal Usut Dugaan Oknum BPK Minta Rp 12 Miliar Terkait 'Food Estate' Ke Kementan

KPK Bakal Usut Dugaan Oknum BPK Minta Rp 12 Miliar Terkait "Food Estate" Ke Kementan

Nasional
Pejabat Kementan Tanggung Sewa 'Private Jet' SYL Rp 1 Miliar

Pejabat Kementan Tanggung Sewa "Private Jet" SYL Rp 1 Miliar

Nasional
Pejabat Kementan Tanggung Kebutuhan SYL di Brasil, AS, dan Arab Saudi

Pejabat Kementan Tanggung Kebutuhan SYL di Brasil, AS, dan Arab Saudi

Nasional
Gubernur Maluku Utara Akan Didakwa Terima Suap dan Gratifikasi Rp 106,2 Miliar

Gubernur Maluku Utara Akan Didakwa Terima Suap dan Gratifikasi Rp 106,2 Miliar

Nasional
MK Jadwalkan Putusan 'Dismissal' Sengketa Pileg pada 21-22 Mei 2024

MK Jadwalkan Putusan "Dismissal" Sengketa Pileg pada 21-22 Mei 2024

Nasional
Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Nasional
Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Nasional
[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

Nasional
Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com