Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Denny: Kapasitas 1.054 Orang, Lapas Tanjung Gusta Dihuni 2.600 Orang

Kompas.com - 12/07/2013, 09:27 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Denny Indrayana mengakui bahwa Lapas Kelas I Tanjung Gusta, Medan, Sumatera Utara, memang kelebihan kapasitas. Jumlah narapidana yang mendekam di lapas tersebut terhitung 11 Juli 2013 sekitar 2.600 orang. Jumlah ini, menurut Denny, melebihi kuota sampai 247 persen dari kapasitas maksimal lapas yang seharusnya hanya 1.054 narapidana.

“Perlu juga diketahui, berdasarkan laporan Sistem Database Pemasyarakatan (SDP), jumlah hunian di Lapas Tanjung Gusta per hari ini (11 Juli 2013) adalah 2.600 orang, terdiri dari 2.594 orang napi dan 6 orang tahanan. Jumlah itu melebihi kuota sampai 247 persen dari kapasitas maksimal lapas yang seharusnya hanya 1.054 orang,” kata Denny melalui siaran pers yang diterima wartawan, Kamis (11/7/2013) malam.

Siaran pers tersebut berisi pernyataan Wamenhuk dan HAM mengenai kerusuhan di Lapas Tanjung Gusta yang berujung pada kaburnya 150 narapidana.

TRIBUN MEDAN / RISKI CAHYADI Polisi berjaga-jaga di Kantor Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas I Tanjung Gusta, Medan, yang terbakar, Kamis (11/7/2013) malam. Lapas diduga dibakar sekelompok narapidana akibat adanya pemadaman listrik dan matinya air PDAM dalam Lapas. Diduga sekitar 300 napi berhasil kabur.
Menurut Denny, kejadian ini menunjukkan adanya persoalan kelebihan kapasitas di lapas-lapas yang ada di Indonesia. Bukan hanya di Medan, katanya, kelebihan kapasitas juga terjadi di sejumlah lapas di kota besar lainnya.

Sejauh ini, kata Denny, pihaknya telah berkoordinasi dengan Kepolisian untuk mengembalikan ketertiban Lapas Tanjung Gusta.

"Saya sendiri langsung berkomunikasi dengan Kapolri untuk memastikan bantuan keamanan, koordinasi juga dilakukan dengan pemadam kebakaran,” katanya.

Hingga pukul 21.30 WIB semalam, menurut Denny, detail kronologi kejadian dan jumlah narapidana yang melarikan diri masih belum dipastikan. Pihak Kemenhuk dan HAM, katanya, masih berkonsentrasi mengembalikan keamanan dan memadamkan api yang membakar sebagian lapas.

“Berapa napi yang lari harus dihitung ulang setelah kondisi lebih tertib, namun laporan awal yang kami terima sekitar 150-an orang,” ungkap Denny.

Dia juga mengungkapkan, berdasarkan informasi awal, kerusuhan disebabkan padamnya listrik dan kurangnya suplai air sejak Kamis pagi. “Petugas sudah mencoba menggunakan genset untuk menyalakan listrik, tetapi gesekan telanjur terjadi,” tambahnya.

Akibat kerusuhan ini, seorang narapidana tewas dalam kebakaran. Jenazah narapidana itu bisa dikeluarkan dari kompleks lembaga pemasyarakatan yang terbakar, Jumat (12/7/2013) dini hari. Petugas Lembaga Pemasyarakatan Tanjung Gusta mengaku belum mengetahui identitas narapidana itu.

Menurut informasi yang dihimpun di lokasi, tewasnya narapidana tersebut diketahui dari petugas Lembaga Pemasyarakatan Tanjung Gusta Medan yang masih berada di dalam bangunan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Nasional
Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Nasional
Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri 'Drone AI' Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri "Drone AI" Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Nasional
Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Nasional
Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Nasional
Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Nasional
Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Nasional
15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, 'Prof Drone UI' Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, "Prof Drone UI" Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

Nasional
Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan 'Hardware'

Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan "Hardware"

Nasional
Indonesia Harus Kembangkan 'Drone AI' Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Indonesia Harus Kembangkan "Drone AI" Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Nasional
Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Nasional
Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Nasional
9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

Nasional
Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com