Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anis Matta: Citra Buruk PKS Tak Pengaruhi Elektabilitas

Kompas.com - 22/06/2013, 11:51 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Anis Matta mengaku tak peduli dengan citra partainya yang kini tengah terpuruk lantaran dikait-kaitkan dengan kasus hukum mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq. Menurut Anis, citra tersebut tak berpengaruh pada elektabilitas PKS di akar rumput.

"Saya sudah keliling 2/3 dari Indonesia sejak saya jadi Presiden (PKS). Pantauan di lapangan, masalah hukum LHI ini tidak jadi pembicaraan di lapangan," ujar Anis di Hotel Bidaraka, Jumat (21/6/2013) malam.

Selain itu, Anis mengaku sudah mengumpulkan seluruh pengurus Dewan Pimpinan Wilayah di Indonesia untuk mendeteksi pengaruh kasus yang menimpa Luthfi Hasan kepada masyarakat. Nyatanya, Anis menuturkan kasus itu sama sekali tak berpengaruh.

"Kami juga sudah melakukan survei setiap dua bulan terkait kasus ini di dapil mana saja yang mengganggu. Hasilnya pun sama. Makanya, kami percaya target tiga besar insya Allah bisa tercapai," tuturnya.

Menurut Anis, tidak terpengaruhnya masyarakat akan kasus Luthfi Hasan bisa jadi karena terlalu gencarnya media massa memberitakan kasus ini.

"Berita korupsi ini sudah terlalu lama dimuat, sudah over exposed, jadi publik secara emosional tidak lagi terikat. Jadi, efeknya tidak besar lagi," kata Anis.

Bahkan, Anis menyebutkan kasus Luthfi Hasan justru memberikan efek positif bagi para kader PKS menjadi semakin solid. Anis percaya komunikasi politik yang terbaik dilakukan partai adalah dengan melihat langsung kondisi lapangan.

"Ketika Anda tidak percaya lagi dengan kata, gunakanlah sorot mata. Sorot mata tak akan menipu. Kita kembali ke zaman era politik yang paling basic," katanya.

Seperti diberitakan, Luthfi Hasan Ishaaq ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan suap impor daging sapi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Ia lalu ditangkap pada Kamis (31/1/2013) lalu saat usai memimpin rapat di kantor PKS. Sehari kemudian, Luthfi menyatakan mengundurkan diri dari posisinya sebagai Presiden PKS dan anggota DPR.

Di dalam kasus dugaan suap impor daging sapi ini, KPK menetapkan tiga orang tersangka lainnya, yakni orang dekat Luthfi, Ahmad Fathanah, serta dua Direktur PT Indoguna, yakni Arya Abdi Effendi dan Juard Effendi. Luthfi dan Fathanah diduga menerima suap terkait kebijakan impor sapi dari dua Direktur PT Indoguna tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Prabowo Beri Atensi Sektor Industri untuk Generasi Z yang Sulit Cari Kerja

    Prabowo Beri Atensi Sektor Industri untuk Generasi Z yang Sulit Cari Kerja

    Nasional
    Komisi X Rapat Bareng Nadiem Makarim, Minta Kenaikan UKT Dibatalkan

    Komisi X Rapat Bareng Nadiem Makarim, Minta Kenaikan UKT Dibatalkan

    Nasional
    Menaker Ida Paparkan 3 Tujuan Evaluasi Pelaksanaan Program Desmigratif

    Menaker Ida Paparkan 3 Tujuan Evaluasi Pelaksanaan Program Desmigratif

    Nasional
    ICW Dorong Dewas KPK Jatuhkan Sanksi Berat, Perintahkan Nurul Ghufron Mundur dari Wakil Ketua KPK

    ICW Dorong Dewas KPK Jatuhkan Sanksi Berat, Perintahkan Nurul Ghufron Mundur dari Wakil Ketua KPK

    Nasional
    Prabowo Disebut Punya Tim Khusus untuk Telusuri Rekam Jejak Calon Menteri

    Prabowo Disebut Punya Tim Khusus untuk Telusuri Rekam Jejak Calon Menteri

    Nasional
    Reformasi yang Semakin Setengah Hati

    Reformasi yang Semakin Setengah Hati

    Nasional
    Lemhannas Dorong Reaktualisasi Ketahanan Nasional Lewat 'Geo Crybernetic'

    Lemhannas Dorong Reaktualisasi Ketahanan Nasional Lewat "Geo Crybernetic"

    Nasional
    Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Sidang Etik Nurul Ghufron Hari Ini

    Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Sidang Etik Nurul Ghufron Hari Ini

    Nasional
    Sukseskan WWF 2024, Pertamina Group Paparkan Aksi Dukung Keberlanjutan Air Bersih

    Sukseskan WWF 2024, Pertamina Group Paparkan Aksi Dukung Keberlanjutan Air Bersih

    Nasional
    ICW Dorong Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Kasus Nurul Ghufron, Sebut Putusan Sela PTUN Bermasalah

    ICW Dorong Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Kasus Nurul Ghufron, Sebut Putusan Sela PTUN Bermasalah

    Nasional
    Anies Dinilai Sulit Cari Partai yang Mau Mengusungnya sebagai Cagub DKI Jakarta

    Anies Dinilai Sulit Cari Partai yang Mau Mengusungnya sebagai Cagub DKI Jakarta

    Nasional
    PAN Klaim Dapat Jatah 4 Menteri, Zulkifli hingga Viva Yoga Mauladi

    PAN Klaim Dapat Jatah 4 Menteri, Zulkifli hingga Viva Yoga Mauladi

    Nasional
    SYL Klaim Tak Pernah 'Cawe-cawe' soal Teknis Perjalanan Dinas

    SYL Klaim Tak Pernah "Cawe-cawe" soal Teknis Perjalanan Dinas

    Nasional
    Ribut dengan Dewas KPK, Nurul Ghufron: Konflik Itu Bukan Saya yang Menghendaki

    Ribut dengan Dewas KPK, Nurul Ghufron: Konflik Itu Bukan Saya yang Menghendaki

    Nasional
    Kemenag Kecewa 47,5 Persen Penerbangan Haji yang Gunakan Garuda Indonesia Alami Keterlambatan

    Kemenag Kecewa 47,5 Persen Penerbangan Haji yang Gunakan Garuda Indonesia Alami Keterlambatan

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com