Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapolri Beri Kesempatan Novel Selesaikan Kasus di KPK

Kompas.com - 16/10/2012, 10:56 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Timur Pradopo menyatakan, penyidikaan kasus Komisaris Novel Baswedan tetap berjalan. Namun, Porli menunggu waktu yang tepat, sehingga tidak mengganggu tugas Novel sebagai penyidik di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), salah satunya menangani kasus dugaan korupsi simulator SIM, yang menyeret beberapa jenderal kepolisian.

"Tentunya kita kasih kesempatan pada beliau penyidik KPK untuk menyelesaikan kasus yang sedang ditangani sekarang, baru bicara setelah itu," kata Timur di Gedung Rupatama, Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (16/10/2012).

Sebelumnya, langkah penyidik Polda Bengkulu dan Polda Metro Jaya yang mendatangi gedung KPK, Kuningan, Jumat (5/10/2012) malam, dinilai tidak tepat baik waktu dan cara penangannya oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Sebelum peristiwa itu, KPK baru saja melakukan pemeriksaan terhadap Inspektur Jenderal Djoko Susilo atas kasus dugaan korupsi simulator SIM.

Akibat peristiwa malam itu, hubungan KPK dan Polri pun kembali meruncing. Saat itu, penyidik Polda Bengkulu mengaku mendatangi KPK untuk melakukan koordinasi dalam upaya penangkapan salah satu penyidik di KPK bernama Novel.

Novel dijadikan tersangka dalam kasus penembakan enam tersangka pencuri sarang burung Walet di Bengkulu tahun 2004. Sementara KPK menyatakan Novel tidak bersalah atas peristiwa 8 tahun silam itu.

Kapolri menegaskan, kasus Novel tetap berlanjut sampai terbukti di pengadilan, Novel bersalah atau tidak. "Saya kira sudah jelas apa yang disampikan Presiden, ya," ujar Timur.

Mengenai penyidik KPK lainnya yang menjadi tersangka, Timur enggan berkomentar. "Sekali lagi kita tidak bicara itu, semua berproses," tandasnya.

Berita terkait lainnya dapat diikuti di Topik: NOVEL BASWEDAN DAN TUDUHAN PENGANIAYAAN.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis 'Pernah', Apa Maknanya?

    Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis "Pernah", Apa Maknanya?

    Nasional
    Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

    Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

    Nasional
    Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apapun

    Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apapun

    Nasional
    Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

    Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

    Nasional
    Menlu Sebut Judi Online Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

    Menlu Sebut Judi Online Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

    Nasional
    PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi 'Effect'

    PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi "Effect"

    Nasional
    Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

    Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

    Nasional
    Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode sejak Menang Pilpres 2019

    Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode sejak Menang Pilpres 2019

    Nasional
    Ikut Kabinet atau Oposisi?

    Ikut Kabinet atau Oposisi?

    Nasional
    Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

    Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

    Nasional
    Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

    Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

    Nasional
    Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

    Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

    Nasional
    Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

    Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

    Nasional
    PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

    PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

    Nasional
    Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

    Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com