Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Disebut Terima Rp 2 Miliar, Muhaimin Enggan Berkomentar

Kompas.com - 25/11/2011, 18:20 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Muhaimin Iskandar, enggan berkomentar terkait kasus dugaan suap program Percepatan Pembangunan Infrastruktur Daerah Transmigrasi (PPIDT) di Kemennakertrans. Nama Muhaimin disebut dalam dakwaan tiga tersangka kasus tersebut yakni I Nyoman Suisnaya, Dadong Irbarelawan, dan Dharnawati.

"Sudah bolak-balik saya jelaskan. Tinggal lihat saja berita-berita sebelumnya, bisa dicari di situ," ujar Muhaimin kepada wartawan di Jakarta, Jumat (25/11/2011).

Nama Muhaimin disebut-sebut dalam dakwaan tiga tersangka yakni pejabat Kemennakertrans I Nyoman Suisnaya dan Dadong Irbarelawan, serta kuasa direksi PT Alam Jaya Papua, Dharnawati, yang dibacakan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Rabu (16/11/2011). Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa itu disebut turut menerima uang Rp 2 miliar dari Dharnawati.

Diduga, uang diberikan karena Muhaimin, Dadong, Nyoman, dan Dirjen Pembinaan Pembangunan Kawasan Transmigrasi (P2KT) Kemennakertrans Jamaluddien Malik, mengupayakan empat kabupaten di Papua yakni Manokwari, Teluk Wondama, Mimika, dan Keerom, masuk daftar daerah penerima dana PPID. Karena itu, Dharnawati dapat mengerjakan proyek pembangunan infrastruktur di empat kabupaten itu dengan meminjam bendera PT Alam Jaya Papua.

Menurut Muhaimin, berbagai pernyataannya mengenai kasus tersebut sudah disampaikan semua, baik di hadapan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi, maupun di media. "Sudah saya jawab semua di situ," kata Muhaimin singkat.

Sebelumnya, Juru Bicara KPK Johan Budi mengatakan, untuk menindaklanjuti kasus itu, KPK kemungkinan akan kembali memeriksa Muhaimin. KPK, menurut Johan, akan mengembangkan kasus itu dan tidak hanya berhenti pada tiga tersangka tersebut.

Selain itu, menurut Johan, Muhaimin kemungkinan akan diperiksa di persidangan dengan tiga tersangka sebagai saksi. Namun, Johan mengatakan belum mengetahui kapan Muhaimin akan diperiksa lagi.

"Kemungkinan besar akan kita panggil lagi Pak Muhaimin untuk keterangan di persidangan, melihat sejauh mana kebutuhan itu," kata Juru Bicara KPK Johan Budi di Jakarta, Rabu (16/11/2011).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

    Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

    Nasional
    Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

    Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

    Nasional
    Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

    Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

    Nasional
    Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

    Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

    Nasional
    Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

    Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

    Nasional
    Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

    Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

    Nasional
    Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

    Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

    Nasional
    Chappy Hakim: Kita Belum Punya Konsep Besar Sistem Pertahanan Indonesia, Gimana Bicara Pengembangan Drone?

    Chappy Hakim: Kita Belum Punya Konsep Besar Sistem Pertahanan Indonesia, Gimana Bicara Pengembangan Drone?

    Nasional
    Dukung Khofifah di Pilgub Jatim, Zulhas: Wakilnya Terserah Beliau

    Dukung Khofifah di Pilgub Jatim, Zulhas: Wakilnya Terserah Beliau

    Nasional
    Polisi Buru 2 Buron Penyelundup 20.000 Ekstasi Bermodus Paket Suku Cadang ke Indonesia

    Polisi Buru 2 Buron Penyelundup 20.000 Ekstasi Bermodus Paket Suku Cadang ke Indonesia

    Nasional
    Tanggapi Prabowo, Ganjar: Jangan Sampai yang di Dalam Malah Ganggu Pemerintahan

    Tanggapi Prabowo, Ganjar: Jangan Sampai yang di Dalam Malah Ganggu Pemerintahan

    Nasional
    Tanggapi Prabowo, PDI-P: Partai Lain Boleh Kok Pasang Gambar Bung Karno

    Tanggapi Prabowo, PDI-P: Partai Lain Boleh Kok Pasang Gambar Bung Karno

    Nasional
    Zulhas: Hubungan Pak Prabowo dan Pak Jokowi Dekat Sekali, Sangat Harmonis...

    Zulhas: Hubungan Pak Prabowo dan Pak Jokowi Dekat Sekali, Sangat Harmonis...

    Nasional
    Lapor Hasil Rakornas PAN ke Presiden, Zulhas: Pak Jokowi Owner

    Lapor Hasil Rakornas PAN ke Presiden, Zulhas: Pak Jokowi Owner

    Nasional
    Budiman Sudjatmiko Pastikan Tak Ada “Deadlock” Pertemuan Prabowo dan Megawati

    Budiman Sudjatmiko Pastikan Tak Ada “Deadlock” Pertemuan Prabowo dan Megawati

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com