Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keuntungan SMS Didesak untuk Konservasi Komodo

Kompas.com - 11/11/2011, 21:10 WIB
Ni Luh Made Pertiwi F

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sedikitnya 40 pengacara yang tergabung dalam Komite Supremasi Hukum Indonesia (KSHI), menuntut agar New7Wonders (N7W) dan LSM Pendukung Pemenangan Komodo (P2K) mengembalikan keuntungan yang diraihnya untuk konservasi komodo.

"Benar, itu (pengembalian, red) adalah satu poin gugatan ’class action’ kami yang sudah kami daftarkan kemarin," kata Ketua KSHI Achmad Salim, di Jakarta, Jumat (11/11/2011).

Menurut Salim, tuntutan itu dituangkan dalam gugatan "class action" kepada Emmy Hafild sebagai Ketua Pendukung Pemenangan Komodo (P2K), Jusuf Kalla, N7W, dan pihak lainnya.

"Kami minta dan tuntut agar hasil dari SMS itu semuanya untuk konservasi Komodo. Jadi, tidak sepeser pun yang lolos di luar untuk konservasi Komodo," ucapnya. Salim mengaku masih merahasiakan dimana gugatan itu didaftarkan.

"Kalau berkas sudah resmi masuk, kami akan sampaikan lagi ke publik. Sementara ini, masih kami rahasiakan," ujarnya. Ia juga berniat mengajukan somasi ke para pihak dalam gugatan itu.

"Intinya kami berkeberatan, masalah Komodo ini direndahkan oleh aneka polemik dan derajatnya diturunkan untuk kepentingan kelompok atau orang per orang tertentu," katanya.

Ia juga mengemukakan, "class action" itu terpaksa dilakukan KSHI setelah menerima sejumlah pengaduan masyarakat yang melihat banyak kejanggalan dalam dukungan melalui SMS. Salah satunya adalah perubahan tarif dari Rp 2.000 per SMS menjadi Rp 1.000 kemudian menjadi Rp 1, tanpa kejelasan perhitungannya.

"Kami juga menduga tarif SMS yang sebenarnya bukan Rp 1. Tetapi dalam praktiknya, pengirim bisa dikenai biaya antara Rp 450 hingga Rp 2.000," paparnya.

Namun, tegasnya, pemotongan itu tidak seketika. Untuk itu, lanjutnya, pihaknyai ingin operator telepon seluler bisa menjelaskan secara transparan soal ini.

Sementara itu, Achmad Salim mengakui, popularitas Komodo dan pulaunya naik sejalan dengan ramainya kampanye dan dukungan melalui SMS. Namun, tegasnya, efek dari membeludaknya turis ke Pulau Komodo dikhawatirkan berpengaruh terhadap rusaknya konservasi taman nasional itu.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Sahroni Ungkap Anak SYL Indira Chunda Tak Pernah Aktif di DPR

    Sahroni Ungkap Anak SYL Indira Chunda Tak Pernah Aktif di DPR

    Nasional
    Kemenag Imbau Jemaah Haji Indonesia Pakai Jasa Pendorong Kursi Roda Resmi di Masjidil Haram

    Kemenag Imbau Jemaah Haji Indonesia Pakai Jasa Pendorong Kursi Roda Resmi di Masjidil Haram

    Nasional
    Mahasiswa Kritik Kenaikan UKT: Persempit Kesempatan Rakyat Bersekolah hingga Perguruan Tinggi

    Mahasiswa Kritik Kenaikan UKT: Persempit Kesempatan Rakyat Bersekolah hingga Perguruan Tinggi

    Nasional
    Tak Ada Jalan Pintas, Hasto: Politik Harus Belajar dari Olahraga

    Tak Ada Jalan Pintas, Hasto: Politik Harus Belajar dari Olahraga

    Nasional
    Megawati hingga Puan Bakal Pidato Politik di Hari Pertama Rakernas PDI-P

    Megawati hingga Puan Bakal Pidato Politik di Hari Pertama Rakernas PDI-P

    Nasional
    Kunjungi Lokasi Bencana Banjir Bandang di Agam, Zulhas Temui Pengungsi dan Berikan Sejumlah Bantuan

    Kunjungi Lokasi Bencana Banjir Bandang di Agam, Zulhas Temui Pengungsi dan Berikan Sejumlah Bantuan

    Nasional
    Diterima Hasto, Pawai Obor Api Abadi dari Mrapen sampai di Jakarta Jelang Rakernas PDI-P

    Diterima Hasto, Pawai Obor Api Abadi dari Mrapen sampai di Jakarta Jelang Rakernas PDI-P

    Nasional
    Sahroni Pastikan Hadiri Sidang SYL untuk Diperiksa Sebagai Saksi

    Sahroni Pastikan Hadiri Sidang SYL untuk Diperiksa Sebagai Saksi

    Nasional
    LPSK Sebut Masih Telaah Permohonan Perlindungan Saksi Fakta Kasus Pembunuhan Vina Cirebon

    LPSK Sebut Masih Telaah Permohonan Perlindungan Saksi Fakta Kasus Pembunuhan Vina Cirebon

    Nasional
    Ketua BKSAP Perkuat Komitmen Parlemen Anti-Korupsi dan Dorong Demokrasi Lingkungan di Asia Tenggara

    Ketua BKSAP Perkuat Komitmen Parlemen Anti-Korupsi dan Dorong Demokrasi Lingkungan di Asia Tenggara

    Nasional
    Pasal-pasal di RUU Penyiaran Dinilai Berupaya Mengendalikan dan Melemahkan Pers

    Pasal-pasal di RUU Penyiaran Dinilai Berupaya Mengendalikan dan Melemahkan Pers

    Nasional
    Korban Meninggal akibat Banjir Lahar di Sumbar Kembali Bertambah, Total 62 Orang

    Korban Meninggal akibat Banjir Lahar di Sumbar Kembali Bertambah, Total 62 Orang

    Nasional
    Indonesia Dukung Pembentukan Global Water Fund di World Water Forum Ke-10

    Indonesia Dukung Pembentukan Global Water Fund di World Water Forum Ke-10

    Nasional
    Waisak 2024, Puan Ajak Masyarakat Tebar Kebajikan dan Pererat Kerukunan

    Waisak 2024, Puan Ajak Masyarakat Tebar Kebajikan dan Pererat Kerukunan

    Nasional
    Jokowi Ucapkan Selamat Hari Raya Waisak, Harap Kedamaian Selalu Menyertai

    Jokowi Ucapkan Selamat Hari Raya Waisak, Harap Kedamaian Selalu Menyertai

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com