Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kaum Muda Muslim Setuju Presiden Perempuan

Kompas.com - 14/06/2011, 14:23 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Selama ini, calon presiden perempuan banyak mendapat tentangan dari sejumlah kelompok Muslim di Indonesia. Namun, mayoritas pemuda Muslim Indonesia tidak mempermasalahkan kehadiran perempuan memimpin negeri ini.

Demikian hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) mengenai minat politik kaum muda Muslim Indonesia tahun 2010. Survei yang diselenggarakan bersama Goethe Institute dan The Friedrich Naumann Foundation for Freedom hasilnya diumumkan peneliti LSI, Burhanuddin Muhtadi, di Goethe Institute Jakarta, Selasa (14/6/2011). Survei ini melibatkan 1.496 kaum muda seluruh provinsi dengan kisaran umur  15 hingga 25 tahun.

"Sebanyak 70 persen responden tidak mempermasalahkan jika perempuan berperan sebagai pemimpin. Ini merupakan sebuah kemajuan. Selama ini kaum perempuan terkadang tidak mendapat tempat sebagai pemimpin," papar Burhanuddin.

Lebih jauh ia memaparkan, mayoritas kaum muda Muslim tidak tertarik dengan politik dan menganggap politik membosankan. Angkanya 48 persen. Yang tertarik politik hanya 26,8 persen. Dan, hanya 16,1 persen yang memilih berpartisipasi dalam pemilu.

Burhanuddin menambahkan, hasil survei juga menunjukkan sisi demokratis kaum muda Muslim. Tercatat, lebih dari 70 persen berpikir bahwa rakyat dapat mengganti pemerintah yang tidak mereka kehendaki.

"Sebanyak 66,3 persen mengatakan bahwa demokrasi yang berjalan memerlukan partai oposisi dan 49 persen dari kaum muda Muslim Indonesia tidak setuju apabila pemimpin agama menggantikan posisi para politikus," tuturnya.

Selanjutnya, disampaikan, 60 persen kaum muda menganggap keadaan politik dan ekonomi Indonesia berada pada jalan yang benar, tetapi mereka tetap meragukan mekanisasi dunia politik. Jumlah lainnya, 66,7 persen berpandangan korupsi dan penyuapan belum menurun.

"Sebanyak 62,6 persen menganggap para politikus hanya tertarik untuk mendapatkan suara terbanyak pada pemilihan umum. Itulah kenapa mereka hanya mendekati kaum muda ketika menjelang pemilu, hanya untuk menambah dukungan semata," kata Burhanuddin.

Secara keseluruhan, menurut survei ini, kaum muda Muslim di daerah pedesaan mempunyai pandangan yang lebih idealis tentang politik, lebih cenderung mengikuti proses politik dan lebih optimistis tentang masa depan Indonesia dibandingkan dengan rekan mereka di daerah perkotaan.

Adapun kaum muda Muslim yang sudah bekerja dan memiliki pendapatan ternyata berada di posisi tidak begitu percaya dengan pemerintah dibandingkan dengan rekan mereka yang memiliki pendapatan lebih rendah.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Nasional
Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Nasional
Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Nasional
Chappy Hakim: Kita Belum Punya Konsep Besar Sistem Pertahanan Indonesia, Gimana Bicara Pengembangan Drone?

Chappy Hakim: Kita Belum Punya Konsep Besar Sistem Pertahanan Indonesia, Gimana Bicara Pengembangan Drone?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com