JAKARTA, KOMPAS.com — Selama ini, calon presiden perempuan banyak mendapat tentangan dari sejumlah kelompok Muslim di Indonesia. Namun, mayoritas pemuda Muslim Indonesia tidak mempermasalahkan kehadiran perempuan memimpin negeri ini.
Demikian hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) mengenai minat politik kaum muda Muslim Indonesia tahun 2010. Survei yang diselenggarakan bersama Goethe Institute dan The Friedrich Naumann Foundation for Freedom hasilnya diumumkan peneliti LSI, Burhanuddin Muhtadi, di Goethe Institute Jakarta, Selasa (14/6/2011). Survei ini melibatkan 1.496 kaum muda seluruh provinsi dengan kisaran umur 15 hingga 25 tahun.
"Sebanyak 70 persen responden tidak mempermasalahkan jika perempuan berperan sebagai pemimpin. Ini merupakan sebuah kemajuan. Selama ini kaum perempuan terkadang tidak mendapat tempat sebagai pemimpin," papar Burhanuddin.
Lebih jauh ia memaparkan, mayoritas kaum muda Muslim tidak tertarik dengan politik dan menganggap politik membosankan. Angkanya 48 persen. Yang tertarik politik hanya 26,8 persen. Dan, hanya 16,1 persen yang memilih berpartisipasi dalam pemilu.
Burhanuddin menambahkan, hasil survei juga menunjukkan sisi demokratis kaum muda Muslim. Tercatat, lebih dari 70 persen berpikir bahwa rakyat dapat mengganti pemerintah yang tidak mereka kehendaki.
"Sebanyak 66,3 persen mengatakan bahwa demokrasi yang berjalan memerlukan partai oposisi dan 49 persen dari kaum muda Muslim Indonesia tidak setuju apabila pemimpin agama menggantikan posisi para politikus," tuturnya.
Selanjutnya, disampaikan, 60 persen kaum muda menganggap keadaan politik dan ekonomi Indonesia berada pada jalan yang benar, tetapi mereka tetap meragukan mekanisasi dunia politik. Jumlah lainnya, 66,7 persen berpandangan korupsi dan penyuapan belum menurun.
"Sebanyak 62,6 persen menganggap para politikus hanya tertarik untuk mendapatkan suara terbanyak pada pemilihan umum. Itulah kenapa mereka hanya mendekati kaum muda ketika menjelang pemilu, hanya untuk menambah dukungan semata," kata Burhanuddin.
Secara keseluruhan, menurut survei ini, kaum muda Muslim di daerah pedesaan mempunyai pandangan yang lebih idealis tentang politik, lebih cenderung mengikuti proses politik dan lebih optimistis tentang masa depan Indonesia dibandingkan dengan rekan mereka di daerah perkotaan.
Adapun kaum muda Muslim yang sudah bekerja dan memiliki pendapatan ternyata berada di posisi tidak begitu percaya dengan pemerintah dibandingkan dengan rekan mereka yang memiliki pendapatan lebih rendah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.