Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Marzuki Alie Mengaku Prihatin...

Kompas.com - 02/04/2011, 10:05 WIB

Jakarta, KOMPAS.com — Ketua DPR Marzuki Alie mengaku prihatin atas berbagai opini yang berkembang terhadap pembangunan Gedung DPR, dari persoalan yang substantif berubah menjadi persoalan politik. Sebagai Kompasianer, Marzuki Alie menuangkan keprihatinannya.

Pembangunan Gedung DPR tidak bisa dibaca dan dilihat sebagai persoalan yang sederhana sebagimana diopinikan untuk kenyamanan kerja atau kemewahan anggota DPR, tetapi harus dilihat sebagai konsep besar perubahan lembaga DPR, dari paradigma lama ke paradigma baru, sesuai dengan perubahan konstitusi yang sudah diamandemen sebanyak empat kali dari tahun 1999-2002.

Sejak pertama kali dilantik menjadi Ketua DPR pada Oktober 2009, saya membaca hasil jajak pendapat Kompas bahwa kepercayaan publik terhadap lembaga ini hanya 24 persen, artinya lembaga ini sangat tidak kredibel di mata rakyat yang diwakilinya. Sebagai lembaga representasi rakyat, dengan tingkat kepercayaan yang demikian rendahnya, tentu ada sesuatu yang salah dengan lembaga ini.

Dengan pengetahuan yang terbatas dan sedikit pengalaman, saya mencoba mencari tahu bagaimana sebenarnya posisi DPR pada saat itu, baik dari sisi internal maupun dari lingkungan eksternalnya. Saya mengajak diskusi beberapa tenaga ahli DPR yang sudah belasan tahun mengabdikan dirinya di lembaga yang bergengsi ini. Namun, sulit mendapatkan jawaban yang konkret sehingga sulit diformulasikan agar mudah dicarikan solusi yang tepat.

Sejalan dengan usaha DPR periode sebelumnya untuk meningkatkan kinerja DPR, maka selaku Ketua Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) bersama anggota BURT lainnya, yang terdiri dari perwakilan 9 fraksi, sepakat dibentuk Panja Renstra DPR yang dipimpin oleh Pius Lustrilanang dari Fraksi Gerindra.

Setelah melalui proses diskusi yang panjang dan dibantu oleh Konsultan Manajemen dari salah satu universitas negeri yang berpengalaman dalam menyusun perencanaan strategik, maka perlu dilakukan perubahan yang mendasar, baik dari sisi kelembagaan pendukung/sekretariat jenderal maupun Kedewanan, meliputi perubahan dalam organisasi pendukung, sistem kerja, pembenahan SDM dan penguatan infrastruktur, menyesuaikan dengan amandemen konstitusi UUD 1945, yang disusun dalam Rencana Strategis DPR 2010-2014 dan ditetapkan dalam Keputusan DPR-RI No. 08/DPR-RI/IV/2009-2010.

Perubahan mendasar perlu dilakukan karena sebagian besar kelembagaan sistem pendukung, termasuk infrastruktur yang ada di DPR saat ini, adalah sisa-sisa Orde Baru, di mana peran DPR hanya sebagai stempel pemerintah sesuai dengan konstitusi yang belum diamandemen.

Inilah pertama kali, sejak zaman kemerdekaan sampai berakhirnya Orde Baru dan 10 tahun masa reformasi, DPR baru mempunyai rencana strategis yang memuat visi, misi, strategi, dan program yang harus dilakukan selama masa DPR periode 2009-2014.

Dalam Renstra DPR jelas disebutkan bahwa visi ke depan dari DPR adalah "Terwujudnya DPR RI sebagai lembaga perwakilan yang kredibel dalam mengemban tanggung jawab mewujudkan masyarakat adil dan makmur”.

Implementasi dari visi ini dapat dilihat dari empat misi DPR, yaitu: 1. Mewujudkan penyelenggaraan fungsi legislasi yang efisien dan efektif. 2. Mewujudkan penyelenggaraan fungsi penganggaran negara yang akuntabel dan transparan. 3. Mewujudkan penyelenggaaan fungsi pengawasan yang transparan dan efektif. 4. Mewujudkan kelembagaan DPR yang kuat, aspiratif, responsif, dan akomodatif.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    DKPP Sebut Anggarannya Turun saat Kebanjiran Kasus Pelanggaran Etik

    DKPP Sebut Anggarannya Turun saat Kebanjiran Kasus Pelanggaran Etik

    Nasional
    Lima Direktorat di Kementan Patungan Rp 1 Miliar Bayari Umrah SYL

    Lima Direktorat di Kementan Patungan Rp 1 Miliar Bayari Umrah SYL

    Nasional
    DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik, Diprediksi Terus Bertambah Jelang Pilkada

    DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik, Diprediksi Terus Bertambah Jelang Pilkada

    Nasional
    KPK Bakal Usut Dugaan Oknum BPK Minta Rp 12 Miliar Terkait 'Food Estate' Ke Kementan

    KPK Bakal Usut Dugaan Oknum BPK Minta Rp 12 Miliar Terkait "Food Estate" Ke Kementan

    Nasional
    Pejabat Kementan Tanggung Sewa 'Private Jet' SYL Rp 1 Miliar

    Pejabat Kementan Tanggung Sewa "Private Jet" SYL Rp 1 Miliar

    Nasional
    Pejabat Kementan Tanggung Kebutuhan SYL di Brasil, AS, dan Arab Saudi

    Pejabat Kementan Tanggung Kebutuhan SYL di Brasil, AS, dan Arab Saudi

    Nasional
    Gubernur Maluku Utara Akan Didakwa Terima Suap dan Gratifikasi Rp 106,2 Miliar

    Gubernur Maluku Utara Akan Didakwa Terima Suap dan Gratifikasi Rp 106,2 Miliar

    Nasional
    MK Jadwalkan Putusan 'Dismissal' Sengketa Pileg pada 21-22 Mei 2024

    MK Jadwalkan Putusan "Dismissal" Sengketa Pileg pada 21-22 Mei 2024

    Nasional
    Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

    Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

    Nasional
    Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

    Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

    [POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

    Nasional
    Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

    Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

    Nasional
    Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

    Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com