Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lokasi Hunian Berubah, Wapres Bentuk Tim

Kompas.com - 22/12/2010, 21:57 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pasca penanganan banjir bandang di Ibukota Teluk Wondama, Wasior, Papua Barat, Wakil Presiden Boediono membentuk dua tim untuk menangani penambahan rumah hunian sementara (Huntara) bagi pengungsi dan relokasi kota Wasior.

Tim yang masing-masing dipimpin Menko Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono dan Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto akan mencari informasi dan data-data yang akurat selain mensurvey bakal lokasi baru Wasior.

Pembentukan tim didasari karena selain terjadinya penambahan jumlah pengungsi yang harus ditampung di Huntara sekarang ini, juga karena kawasan Naikirei, ternyata tidak memenuhi syarat sebagai kota pengganti padahal semula kawasan berjarak sekitar 40 kilometer itu bakal dijadikan lokasi hunian baru bagi warga pasca banjir bandang di Ibukota Teluk Wondama, Wasior itu.

Demikian disampaikan Agung Laksono dan Juru Bicara Presiden Yopie Hidayat saat ditanya pers secara terpisah, seusai mengikuti rapat khusus pasca penanganan banjir bandang Wasior, yang dipimpin Wapres Boediono di Istana Wapres, Jakarta, Rabnu (22/12).

Lokasinya kurang tepat untuk dijadikan lokasi baru pengganti Wasior. Oleh sebab itu, Wapres membentuk tim yang dipimpin Menteri Pekerjaan Umum untuk melakukan survey kembali dan mencari lokasi yang baru yang lebih memungkinkan, tandas Agung.

Menurut Yopie, lokasi semula yang direncanakan di Naikirei, kurang tepat karena selain jauh, berawa-rawa, juga secara secara ekonomi kurang ekonomis dan kondisi fisiknya harus dipertimbangkan lagi. Jadi, tidak mudah memba ngun kota baru. "Karena itu mau disurvei lagi lokasi di Raisiei yang lebih dekat dengan Wasior", kata Yopie.

Sementara, terkait pembentukan tim kedua, Yopie menyatakan Wapres menginginkan agar tim tersebut mencari informasi dan data-data terkait jumlah pengungsi yang sebenarnya. "Setelah itu baru bisa diputuskan pembangunan barak kembali atau huntara bagi pengungsi Wasior yang masih kekurangan," kata Yopie.

Yopie menyatakan, ada 1.124 kepala keluarga pengungsi Wasior. Namun, ada kekurangan untuk 600 kepala keluarga. Oleh sebab itu perlu dibangun barak lagi. "Kalau untuk satu barak bisa untuk 12 kepala keluarga, maka setidak dibutuhkan 12 barak untuk sekitar 600 kepala keluarga," ujar Yopie lagi.

Agung membenarkan dengan demikian akan ada hitungan baru mengenai jumlah dana yang dibutuhkan untuk pembangunan huntara baru. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Di Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional, Fahira Idris Sebut Indonesia Perlu Jadi Negara Tangguh Bencana

Di Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional, Fahira Idris Sebut Indonesia Perlu Jadi Negara Tangguh Bencana

Nasional
297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Bukti Hadapi Sidang di MK

297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Bukti Hadapi Sidang di MK

Nasional
Meski Anggap Jokowi Bukan Lagi Kader, Ini Alasan PDI-P Tak Tarik Menterinya dari Kabinet

Meski Anggap Jokowi Bukan Lagi Kader, Ini Alasan PDI-P Tak Tarik Menterinya dari Kabinet

Nasional
Rancangan Peraturan KPU, Calon Kepala Daerah Daftar Pilkada 2024 Tak Perlu Lampirkan Tim Kampanye

Rancangan Peraturan KPU, Calon Kepala Daerah Daftar Pilkada 2024 Tak Perlu Lampirkan Tim Kampanye

Nasional
Nasdem dan PKB Dukung Prabowo-Gibran, PAN Sebut Jatah Kursi Menteri Parpol Koalisi Tak Terganggu

Nasdem dan PKB Dukung Prabowo-Gibran, PAN Sebut Jatah Kursi Menteri Parpol Koalisi Tak Terganggu

Nasional
Bilang Jokowi Sangat Nyaman, PAN Janjikan Jabatan Berpengaruh

Bilang Jokowi Sangat Nyaman, PAN Janjikan Jabatan Berpengaruh

Nasional
KPU Godok Aturan Baru Calon Kepala Daerah Pakai Ijazah Luar Negeri

KPU Godok Aturan Baru Calon Kepala Daerah Pakai Ijazah Luar Negeri

Nasional
Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis 'Pernah', Apa Maknanya?

Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis "Pernah", Apa Maknanya?

Nasional
Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

Nasional
Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apa Pun

Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apa Pun

Nasional
Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

Nasional
Menlu Sebut Judi 'Online' Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Menlu Sebut Judi "Online" Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Nasional
PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi 'Effect'

PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi "Effect"

Nasional
Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Nasional
Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode sejak Menang Pilpres 2019

Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode sejak Menang Pilpres 2019

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com