Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gamawan Fauzi Bukan Menteri PDI-P

Kompas.com - 18/10/2009, 02:45 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Hampir dipastikan, Gubernur Sumetera Barat (Sumbar) Gamawan Fauzi akan dipercaya oleh Presiden SBY menjadi Menteri Dalam Negeri (Mendagri) menggantikan Mardiyanto. Hampir dipastikan pula, peraih Bung Hatta Award ini bukan menteri yang menjadi wakil PDI-P, meski yang bersangkutan saat terpilih menjadi  Gubernur Sumbar, diusung oleh partai pimpinan Megawati Soekarnoputri.

Pada Pilgub Sumbar 2005 lalu, Gamawan Fauzi maju sebagai salah satu calon gubernur berpasangan dengan  Marlis Rahman. Ketika itu, Gamawan dan Marlis, dicalonkan oleh PDI-Perjuangan bersama Partai Bulan Bintang (PBB) saat masih menjabat sebagai Bupati Solok.Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat Achmad Mubarok kepada Persda, Sabtu (17/10) malam membenarkan, Gamawan Fauzi bukanlah menteri yang mewakili unsur PDI-P. 

Akan tetapi, kata Mubarok, Gamawan adalah mantan cagub  Sumatera Barat dari PDI-P yang sebelum  Pilpres lalu, menyatakan dukungannya kepada pasangan SBY-Boediono."Benar, beliau adalah Gubernur Sumatera Barat yang diusung oleh PDI-P saat Pilgub lalu. Akan tetapi, dia bukanlah kader PDI-P. Kalau kader, tentunya dia harus mendapatkan persetujuan dari partai," kata Mubarok.

Gamawan Fauzi, kata Mubarok, saat maju dalam Pilgub lalu hanya dicalonkan saja oleh PDI-P sebagai syarat pencalonan saja. Sehingga tidak secara otomatis, Gamawan kemudian dikatakan menjadi kader PDI-P. 

Mubarok juga menegaskan, tidaklah terlalu perlu bila Gamawan diharuskan meminta ijin kepada Ketua Umum DPP PDI-P karena akan menjadi Mendagri "Demokrat" juga banyak mencalonkan tokoh masyarakat setempat di beberapa Pilkada lalu. "Pak Awang Faroek (Gubernur  Kaltim) misalnya, dia bukan kader Demokrat, tapi kita dukung menjadi calon gubernur dan berhasil. Nah, sama seperti Pak Gamawan posisinya, sehingga tidak perlu meminta ijin dari partai yang dulu mengusungnya," Achmad Mubarok menegaskan.

Salah satu Ketua DPP PDI-P yang juga Ketua Fraksi PDI-P DPR, Tjahjo Kumolo saat dimintai tanggapannya mengatakan, Gamawan  Fauzi memang diusung oleh partainya untuk maju dalam Pilgub Sumbar. Akan tetapi, Gamawan bukanlah kader partai.

"Memang, yang bersangkutan saat Pilgub Sumbar didukung oleh PDI Perjuangan, yang sekarang dicalonkan menjadi menteri oleh Presiden SBY.  Bagi kami, hal itu menjadi hak prerogatif Presiden menunjuk para pembantunya di kabinet, termasuk hak Gubernur Sumbar itu sendiri," kata Tjahjo Kumolo.

Namun, secara etika,  Tjahjo Kumolo menyarankan,  tak ada salahanya Gamawan Fauzi yang berhasil menjadi orang nomor satu di Sumatera Barat ini sekedar memberitahu kepada Ketua Umum DPP PDI-P atas  keinginan Presiden SBY yang memintanya masuk dalam jajaran kabinet.

"Secara etika,  sebaiknya memberitahukan saja kepada Ibu Mega, karena tidak etis kalau diam- diam. Kalau memberitahu, saya kira Ibu Mega akan mengijinkan dan tidak akan mempermasalahkan sama sekali," Tjahjo Kumolo menegaskan.   

Kasus ini hampir sama saat Presiden SBY melalui hak prerogatifnya kemudian meminta Mardiyanto, ketika itu masih menjadi Gubernur Jawa Tengah  untuk menggantikan almarhum M Ma'ruf sebagai Mendagri. Mardiyanto ketika itu terpilih menjadi Gubernur Jawa Tengah karena diusung oleh PDI-P  saat masih pemilihan melalui DPRD, belum secara pemilihan langsung. (Persda Network/yat)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Nasional
Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: 'Skincare' Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: "Skincare" Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Nasional
Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Nasional
'Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo'

"Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo"

Nasional
Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Nasional
Kaum Intelektual Dinilai Tak Punya Keberanian, Justru Jadi Penyokong Kekuasaan Tirani

Kaum Intelektual Dinilai Tak Punya Keberanian, Justru Jadi Penyokong Kekuasaan Tirani

Nasional
[POPULER NASIONAL] Para Sesepuh Kopassus Bertemu | Prabowo Ingin Libatkan Megawati Susun Kabinet

[POPULER NASIONAL] Para Sesepuh Kopassus Bertemu | Prabowo Ingin Libatkan Megawati Susun Kabinet

Nasional
Rute Transjakarta 9F Rusun Tambora - Pluit

Rute Transjakarta 9F Rusun Tambora - Pluit

Nasional
Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Nasional
Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

BrandzView
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com