Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gagal Prediksi, LRI Gulung Tikar

Kompas.com - 08/07/2009, 22:03 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Lembaga Riset Informasi (LRI) resmi ditutup setelah gagal dalam merencanakan hasil Pilpres 2009 yang memperkirakan bisa dua putaran, tetapi ternyata hanya satu putaran. Pengumuman tersebut sekaligus mengakui kemenangan pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono.

Presiden LRI Johan O Silalahi kepada wartawan, Rabu (8/7) malam, mengatakan, dengan kegagalan itu, dia langsung menutup secara resmi lembaga survei tersebut. "Saya konsisten akan pembicaraan beberapa hari lalu bahwa bila hasil pilpres hanya satu putaran, maka lembaga ini akan ditutup," katanya.

Lembaga survei yang dibukanya sejak tiga tahun lalu itu dengan tulus hati dibubarkan, sedangkan karyawannya tetap dipekerjakan pada usaha lain miliknya. "Saya minta maaf kepada masyarakat di Tanah Air bahwa lembaga yang dipimpinnya gagal memprediksi hasil Pilpres 2009," ujarnya.

Kendatipun lembaga yang sudah berusia tiga tahun dan selalu berhasil di bidangnya selama ini ternyata gagal, apa boleh buat. "Kita tutup saja," ujarnya.

Ia mengatakan, konsekuen seperti ini hendaknya diikuti oleh lembaga lainnya yang selalu gagal dalam perencanaannya supaya budaya malu dimasyarakatkan di Tanah Air. Jangan sudah gagal dalam program, tetapi tetap ngotot mengaku berhasil, ini adalah cara yang kurang arif dan tak perlu diwariskan kepada generasi mendatang.

Dia menjelaskan, kendati data hasil quick count sudah akurat, itu belum menjadi acuan dalam undang-undang. "Kita tetap akui data itu mendekati kebenaran di lapangan. Namun, hasil akhir tetap di Komisi Pemilihan Umum (KPU)," kata Johan.

Berdasarkan hasil survei sementara capres urutan pertama (Megawati Soekarnoputri-Prabowo Subianto) 27,10 persen, pasangan SBY-Boediono (61,09 persen) dan pasangan Jusuf Kalla-Wiranto 11,81 persen. "Angka itu dalam posisi suara terkumpul dari daerah-daerah sudah mencapai 92 persen," tambahnya. "Selamat untuk pasangan SBY-Boediono," ujarnya lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hakim MK Singgung Timnas di Sidang Pileg: Kalau Semangat Kayak Gini, Kita Enggak Kalah 2-1

Hakim MK Singgung Timnas di Sidang Pileg: Kalau Semangat Kayak Gini, Kita Enggak Kalah 2-1

Nasional
Caleg PDI-P Hadiri Sidang Sengketa Pileg secara Daring karena Bandara Sam Ratulangi Ditutup

Caleg PDI-P Hadiri Sidang Sengketa Pileg secara Daring karena Bandara Sam Ratulangi Ditutup

Nasional
Ketum PGI: 17 Kali Jokowi ke Papua, tapi Hanya Bertemu Pihak Pro Jakarta

Ketum PGI: 17 Kali Jokowi ke Papua, tapi Hanya Bertemu Pihak Pro Jakarta

Nasional
Kasus Brigadir RAT, Beda Keterangan Keluarga dan Polisi, Atasan Harus Diperiksa

Kasus Brigadir RAT, Beda Keterangan Keluarga dan Polisi, Atasan Harus Diperiksa

Nasional
KPK Ancam Pidana Pihak yang Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

KPK Ancam Pidana Pihak yang Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Nasional
195.917 Visa Jemaah Haji Indonesia Sudah Terbit

195.917 Visa Jemaah Haji Indonesia Sudah Terbit

Nasional
Sukseskan Perhelatan 10th World Water Forum, BNPT Adakan Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Objek Vital di Bali

Sukseskan Perhelatan 10th World Water Forum, BNPT Adakan Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Objek Vital di Bali

Nasional
Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

Nasional
Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Semua Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Semua Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

Nasional
Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

Nasional
Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Nasional
PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

Nasional
Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Nasional
Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Nasional
Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, 'Push Up'

Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, "Push Up"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com