Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Prabowo Berharap Koalisi Demokrat Pecah

Kompas.com - 11/05/2009, 22:40 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Arah koalisi yang semakin kompleks dan penuh ketidakpastian menjelang pemilihan presiden (pilpres) memunculkan sejumlah analisis. Apalagi sejak pasangan Jusuf Kalla dan Wiranto mendeklarasikan diri, Prabowo Subianto terlihat mundur dari kubu Megawati Soekarnputri sementara Demokrat mendekati PDI-P.

Direktur Eksekutif Lembaga Survei Nasional (LSN) Drs Umar S Bakri MA, seperti dikutip Antara, Senin (11/5), menilai, Prabowo mungkin masih memasang "harga tinggi" untuk posisi capres (calon presiden) karena menunggu terjadinya perpecahan koalisi yang dibangun Partai Demokrat. Perpecahan tersebut mungkin saja terjadi jika SBY memaksakan diri memilih Gubernur Bank Indonesia Boediono sebagai calon wakil presiden tanpa membahas bersama partai pendukung koalisi lainnya. 

"Jika Boediono cawapres, kemungkinan PAN dan PKS akan keluar koalisi, bisa saja terjadi walaupun sudah ada MoU antara Demokrat dan PKS. Karena MoU itu tidak ada sanksinya," katanya. Kedua partai sama-sama mengajukan calon wakil presiden meski menyerahkan sepenuhnya kepada SBY untuk memilih.

Ia juga meyakini langkah Demokrat yang mulai mendekati kubu PDI-P dengan mengutus Hatta Radjasa sebagai mediator sebagai upaya untuk menggagalkan usaha Prabowo sebagai calon presiden. Prabowo merupakan salah satu figur yang cukup berpotensi sebagai pesaing kuat SBY jika diusung koalisi besar. 

Keputusan untuk mengambil Boediono sebagai cawapres bagi SBY akan lebih baik karena Boediono dianggap dekat dengan PDI-P. "SBY minta restu untuk mengambil cawapres Budiono yang dekat dengan PDI-P, dengan harapan, terpilihnya Boediono, maka komunikasi dengan PDI-P akan lebih cair," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

GASPOL! Hari Ini: Eks Ajudan Prabowo Siap Tempur di Jawa Tengah

GASPOL! Hari Ini: Eks Ajudan Prabowo Siap Tempur di Jawa Tengah

Nasional
Mengintip Kecanggihan Kapal Perang Perancis FREMM Bretagne D655 yang Bersandar di Jakarta

Mengintip Kecanggihan Kapal Perang Perancis FREMM Bretagne D655 yang Bersandar di Jakarta

Nasional
Selain Rakernas, PDI-P Buka Kemungkinan Tetapkan Sikap Politik terhadap Pemerintah Saat Kongres Partai

Selain Rakernas, PDI-P Buka Kemungkinan Tetapkan Sikap Politik terhadap Pemerintah Saat Kongres Partai

Nasional
Korban Dugaan Asusila Sempat Konfrontasi Ketua KPU saat Sidang DKPP

Korban Dugaan Asusila Sempat Konfrontasi Ketua KPU saat Sidang DKPP

Nasional
Covid-19 di Singapura Naik, Imunitas Warga RI Diyakini Kuat

Covid-19 di Singapura Naik, Imunitas Warga RI Diyakini Kuat

Nasional
WWF 2024 Jadi Komitmen dan Aksi Nyata Pertamina Kelola Keberlangsungan Air

WWF 2024 Jadi Komitmen dan Aksi Nyata Pertamina Kelola Keberlangsungan Air

Nasional
Menhub Targetkan Bandara VVIP IKN Beroperasi 1 Agustus 2024

Menhub Targetkan Bandara VVIP IKN Beroperasi 1 Agustus 2024

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Sempat Ditangani Psikolog saat Sidang

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Sempat Ditangani Psikolog saat Sidang

Nasional
Polri: Kepolisian Thailand Akan Proses TPPU Istri Fredy Pratama

Polri: Kepolisian Thailand Akan Proses TPPU Istri Fredy Pratama

Nasional
Polri dan Kepolisian Thailand Sepakat Buru Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri dan Kepolisian Thailand Sepakat Buru Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Lewat Ajudannya, SYL Minta Anak Buahnya di Kementan Sediakan Mobil Negara Dipakai Cucunya

Lewat Ajudannya, SYL Minta Anak Buahnya di Kementan Sediakan Mobil Negara Dipakai Cucunya

Nasional
KPK Duga Eks Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin Terima Fasilitas di Rutan Usai Bayar Pungli

KPK Duga Eks Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin Terima Fasilitas di Rutan Usai Bayar Pungli

Nasional
Desta Batal Hadir Sidang Perdana Dugaan Asusila Ketua KPU

Desta Batal Hadir Sidang Perdana Dugaan Asusila Ketua KPU

Nasional
Soal Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura, Kemenkes Sebut Skrining Ketat Tak Dilakukan Sementara Ini

Soal Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura, Kemenkes Sebut Skrining Ketat Tak Dilakukan Sementara Ini

Nasional
DKPP Akan Panggil Sekjen KPU soal Hasyim Asy'ari Pakai Fasilitas Jabatan untuk Goda PPLN

DKPP Akan Panggil Sekjen KPU soal Hasyim Asy'ari Pakai Fasilitas Jabatan untuk Goda PPLN

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com