Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ke Manakah Nasib Suara "Satu Koma" dan "Nol Koma"

Kompas.com - 10/04/2009, 14:41 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Hasil penghitungan cepat sejumlah lembaga survei memperlihatkan bahwa hanya sembilan partai politik yang memenuhi parliamentary threshold 2,5 persen. Sebanyak 29 partai lain harus menerima nasib "satu koma" dan "nol koma" alias perolehan suaranya hanya berhenti di kisaran 0-1 persen. Lalu, bagaimanakah nasib suara-suara ini agar tak terbuang sia-sia?

Beberapa pengamat yang dihubungi Kompas.com menyampaikan analisisnya. Pengamat politik UGM, Arie Sudjito, mengatakan, partai-partai kecil itu akan berhitung, apa yang mereka dapatkan jika menyumbangkan suaranya ke partai tertentu. Namun, dengan kondisi seperti saat ini, menurutnya, partai-partai itu akan bersikap pragmatis.

"Sebagian besar pasti akan berhitung dapat apa. Kalkulasinya enggak gampang. Namun, mungkin akan terjadi transaksional karena sebenarnya partai kecil itu akan gampang membuat gugus dan sangat pragmatis. Mudah untuk tawar-menawar," papar Arie, Jumat (10/4) pagi.

Dihubungi terpisah, Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari memprediksi, suara-suara remahan itu bisa saja dihimpun oleh partai-partai yang tengah menggalang koalisi. "Yang pasti, partai-partai kecil itu akan mencari peluang untuk bergabung. Suara-suaranya itu akan pecah, mungkin ada yang ke Demokrat, Golkar, PDI Perjuangan, dan Gerindra," kata Qodari.

Analisis yang hampir sama juga dilontarkan pengamat pemilu, Irman Putra Sidin. Suara partai-partai kecil, bagaimanapun, menurut Irman, dibutuhkan partai-partai yang tengah memperkuat barisan koalisi. Di samping adanya pikiran pragmatis partai-partai yang menurutnya sudah pupus harapan.

"Mereka juga akan berpikir, mending kami jual, balik modal. Sementara sindrom yang muncul di peringkat dua ke bawah, pasti akan memikirkan strategi bagaimana menekan peringkat pertama," kata Irman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Nasional
Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Nasional
Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri 'Drone AI' Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri "Drone AI" Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Nasional
Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Nasional
Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Nasional
Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Nasional
Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Nasional
15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, 'Prof Drone UI' Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, "Prof Drone UI" Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

Nasional
Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan 'Hardware'

Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan "Hardware"

Nasional
Indonesia Harus Kembangkan 'Drone AI' Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Indonesia Harus Kembangkan "Drone AI" Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Nasional
Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Nasional
Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Nasional
9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

Nasional
Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com